model ekonomi wilayah perbatasan tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis LQ dan SSA untuk mengetahui sektor unggulan. Sektor unggulan yang ditentukan dengan
analisis tersebut hanya menentukan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari suatu sektor ekonomi yang belum tentu merupakan leading sector di wilayah
perbatasan karena sektor-sektor unggulan tersebut mungkin memiliki keterkaitan yang rendah. Oleh karena itu, selanjutnya dilakukan analisis I-O untuk mengetahui keterkaitan
antar sektor sehingga dapat menentukan leading sector. Analisis LQ dan SSA dan input- output juga dilengkapi dengan analisis kuadran. Adapun analisis kuadran dilakukan
antara LQ dan differential shift juga antara keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang dari analisis input-output. Analisis-analisis kuantitatif tersebut juga selalu
dilengkapi dengan analisis deskriptif. Tahapan berikutnya adalah melakukan analisis deskriptif ketersediaan
sumberdaya pembangunan per kecamatan untuk mengetahui lokasi pusat pengembangan model ekonomi wilayah perbatasan agropolitan tersebut untuk saat ini. Adapun
sumberdaya utama yang dianalisis adalah kapasitas produksi aktivitas ekonomi, sedangkan sumberdaya lainnya seperti sumberdaya manusia, sumberdaya sosial dan
sumberdaya buatan merupakan sumberdaya–sumberdaya pendukung. Secara ringkas, tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah perbatasan Kabupaten TTU dengan district enclave
Oekusi. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli–September 2008. Adapun jadwal penelitian terlampir lampiran 1.
3.5. Metode Penarikan Sampel
Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbang stakeholder
yang dipilih merupakan pihak yang cukup berperan penting dalam pengembangan wilayah perbatasan. Stakeholder yang dimaksud adalah akademisi,
pemerintahan daerah Bupati, Bappeda, DPRD, swasta pengusaha dan koperasi, masyarakat madani LSM, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh
pemuda. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 16 orang untuk stakeholder
adapun perincian terlampir dalam lampiran 2. Sedangkan pemilihan responden masyarakat perbatasan yang diwawancarai dilakukan secara purposive sampling pada 5
desa di wilayah perbatasan dari 24 desa yang berbatasan langsung dengan district enclave Oekusi, selanjutnya responden yang dipilih sebanyak 5 orang per desa sampel yang
dilakukan secara purposive sampling sehingga jumlah responden dari masyarakat yang berada di desa-desa yang berbatasan langsung dengan district enclave Oekusi berjumlah
30 orang. Dengan demikian, total responden sebanyak 46 orang. Masing-masing responden yang terpilih untuk diwawancarai didasarkan pada pertimbangan bahwa
mereka dapat memberikan informasi yang relevan sesuai tujuan penelitian. Penarikan sampel tersebut dilakukan untuk mengetahui persepsi stakeholder mengenai
pengaruh pisahnya Timor Leste terhadap Kabupaten TTU dan untuk mengetahui persepsi stakeholder
mengenai penentuan prioritas pembangunan di Kabupaten TTU yang berbatasan dengan district enclave Oekusi. Responden yang digunakan untuk mengetahui
tujuan pertama merupakan stakeholder yang memiliki pemahaman komprehensif mengenai permasalahan perbatasan sebanyak 16 responden dan selanjutnya dilakukan
penelusuran mendalam terhadap masyarakat yang berada pada desa-desa yang berbatasan langsung dengan district enclave Oekusi sebanyak 30 responden sehingga total responden
untuk tujuan pertama sebanyak 46 responden. Sedangkan responden yang digunakan untuk mengetahui tujuan kedua yakni penentuan prioritas pembangunan adalah
stakeholder yang terpilih tersebut tanpa melibatkan masyarakat yang berada di desa-desa
yang berbatasan dengan district enclave Oekusi sehingga responden untuk analisis tujuan kedua sejumlah 16 responden.
3.6. Metode Pengumpulan Data