4.2. Kondisi Fisik Wilayah a. Topografi
Wilayah Kabupaten TTU memiliki topografi yang bervariasi dari datar sampai bergunung-gunung. Ketinggian tempat bervariasi antara 100 hingga 1.000 meter di atas
permukaan laut dpl. Sebagian besar wilayah ±60 berada pada ketinggian 100-500 meter dpl dan 30 wilayah menyebar pada ketinggian 501–1.000 meter dpl; sedangkan
10 wilayah berada pada ketinggian di atas 1.000 meter dpl. Kemiringan lahan bervariasi dari datar sampai terjal 40. Kurang lebih 70 wilayah Kabupaten TTU
berada pada kemiringan 40 sedangkan sisanya sebesar 30 wilayah berada pada kemiringan 40.
b. Iklim
Iklim wilayah Kabupaten TTU secara umum digolongkan ke dalam iklim tipe semi–arid dengan total curah hujan rata-rata 1.500 mmtahun. Adapun musim hujan
berlangsung selama 4 bulan yakni pada bulan Desember–Maret sedangkan musim kemarau berlangsung selama 8 bulan dari bulan April–November. Musim kemarau yang
panjang menyebabkan masyarakat kekurangan air pada musim tersebut, meskipun pada musim hujan terjadi kelimpahan air. Oleh karena itu, diperlukan manajemen air yang
tepat sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan air sepanjang tahun meskipun dengan iklim yang demikian.
Musim kemarau yang panjang tersebut berdampak pada suhu udara harian rata- rata di Kabupaten TTU yakni rata-rata 27,6
o
C. Suhu udara yang panas merupakan suatu potensi untuk dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga surya.
c. Jenis Tanah
Berdasarkan data lembaga penelitian tanah LPT Bogor RPJMD Kab.TTU, 2005, memperlihatkan bahwa jenis tanah di Kabupaten TTU terdiri atas tanah litosol
yang berada pada lahan seluas 1.666,96 km
2
atau 62,44 dari luas daratan Kabupaten TTU, tanah kompleks seluas 479,48 km
2
atau 17,96 dari luas daratan Kabupaten TTU, tanah grumosol 523,26 km
2
atau 19,60.
d. Pola Penggunaan Lahan
Wilayah daratan di Kabupaten TTU seluas 266.970 ha sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan hutan seluas 114.454,5 ha 47,30. Adapun lahan yang
produktif untuk pertanian tanaman pangan, palawija dan hortikultura yang terdiri dari lahan sawah seluas 8.984 ha, tegalan 23.811 ha, ladang 17.136 ha. Selain itu, peruntukan
lahan untuk perkebunan seluas 19.793 ha dan peternakan savana seluas 71.491,5 ha. Sedangkan lahan yang potensial untuk perikanan darat kolamempang seluas 16 ha dan
perikanan air payau tambak seluas 401 ha. Adapun lahan yang digunakan untuk perkampunganpemukiman seluas 10.883 ha.
4.3. Potensi Pengembangan Wilayah a. Potensi Sumberdaya Mineral
Potensi sumberdaya mineral di Kabupaten TTU cukup banyak dengan kapasitas yang cukup menjanjikan. Bahan galian di Kabupaten TTU terdiri dari bahan galian
golongan A, B dan C. Potensi bahan galian tersebut sejauh ini belum dieksploitasi terutama untuk bahan galian golongan A dan B. Perincian potensi tambang golongan A
dan B dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini. Tabel 10. Potensi bahan tambang golongan A dan B di Kabupaten TTU
No Jenis bahan tambang
Lokasi KandunganPotensi
1 Nikel Benus
Bukit Neonbat 2.150 PPP
487 PPM 2 Emas
Noetoko Bakitolas
Bitefa 1,5 PPM
31,7 PPP 3 Tembaga
Bansone Benus
Bakitolas Bitefa
42,4 PPM 223,8 PPM
31,7 PPM 4 Mangan
Noemuti 105.000
m
3
5 Besi Naiola Kadar
NuO
2
= 88,67 6 Perak
Bakitolas Noelmeto
Bakitolas Benus
3.115 PPM 1,6 PPM
3,1 PPM 1,4 PPM
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008
Adapun bahan galian golongan C cukup beragam jenisnya dan memiliki kapasitas yang cukup menjanjikan namun hingga kini yang telah dieksploitasi hanya marmer dan
batu aji investasi sejumlah Rp 34.100.650.000,-. Umumnya bahan galian C belum dieksploitasi karena terbatasnya sumberdaya modal dan teknologi sehingga potensi
tersebut masih merupakan resource endowment dan belum dijadikan sumberdaya alam yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Perincian potensi tambang
golongan C dapat dilihat pada Tabel 11. berikut ini. Tabel 11. Potensi bahan galian C di Kabupaten TTU
No Jenis bahan
tambang Lokasi
Kandungan Potensi
1 Batu semi permata aji
Nia 50 ha
2 Mamer
Fatunisuan, Ainiut, Nunmafo, Teba, Bakitolas, Banain, Napan, Sainoni,
Kaenbaun, Jak, Amol, Oesena, Haumeni, Buk, Taekas, Inbate,
Nainaban, Nimasi, Oelami, Benus, Bitefa, Nilulat
Jutaan ton
3 Perlit Haumeni
100 ha
4 GampingKoral Tubu, Kuaken, Palak, Kabuta,
Kuateum, Naenim Maurisu 83.593.750 m
3
5 Lempung
Kefa Utara dan Kefa Selatan 150 ha
6 Gipsum Manunain
B 7
Ultra Basa Nimasi, Bansone, Sasi, Jak, Benus
7.556.250 m
3
8 Diorit
Benus, Kaenbaun, Sunsea, Jak, Napan, Buk, Haumeni, Bitefa,
Amol, Oesena 545.550.000 m
3
9 Lafa Inbate, Nainaban, Nimasi,
Oelbonak, Oelami, Nimasi, Napan, Sainoni, Haumeni, Amol, Oesena,
Taekas 10.172.937.500 m
3
10 Rijang Inbate, Nainaban, Oelami, Naiola,
Sunsea 6.893.939.600 m
3
11 Napal Kaenbaun, Haumeni, Tubuhue,
Haumeni Ana, Bansone 636.312.500 m
3
12 Jekis Jak, Taekas, Tubuhue, Haumeni
Ana, Bitefa, Kaenbaun 15.077.412.500 m
3
13 Oker
Aijatulu Jak 1.350.000 m
3
14 Bresik Vulkanik
Manamas bagian utara sampai pantura
1.146.875.000 m
3
Sumber : Kabupaten TTU Dalam Angka 2008 2008
b. Potensi Sumberdaya Alam Pertanian 1. Kehutanan