5. Perikanan
Produksi budidaya perikanan dapat diperoleh dari perikanan laut, tambak, kolam dan sawah. Adapun ikan dari laut dan tambak hanya dapat dikembangkan di sepanjang
pantai utara panjang garis pantai 52 km yang tersebar di Kecamatan Insana Utara, Biboki Selatan dan Biboki Anleu. Ikan laut diperoleh dengan menggunakan alat tangkap
seperti: lampara 7 unit, purse seine 8 unit, pukat pantai 14 unit, jaring insang 514 unit, bagan 10 unit. Sedangkan ikan tambak diperoleh dari penanaman modal dalam
negeri sebesar Rp 440.000.000,-. Ikan air tawar meskipun jumlahnya sedikit karena curah hujan yang rendah, masih dapat dikembangkan di seluruh kecamatan di Kabupaten TTU.
Adapun data perikanan darat dan perikanan laut dapat dilihat pada Tabel 16. berikut ini. Tabel 16. Produksi perikanan di Kabupaten TTU tahun 2006
No Kecamatan Perikanan laut ton
Perikanan air payau ton
Perikanan air tawar ton
Jumlah ton
1 Miomafo Barat
- -
1,60 1,60
2 Miomafo Timur
- -
1,50 1,50
3 Noemuti -
- 0,80
0,80 4 Kota
Kefamenanu -
- -
- 5 Insana
- -
0,66 0,66
6 Insana Utara
184,69 14,25
0,96 199,90
7 Biboki Selatan
35,49 26,10
0,50 62,09
8 Biboki Utara
- -
0,62 0,62
9 Biboki Anleu
18,24 152,30
- 170,54
Jumlah 238,42 192,65
6,64 437,71
Sumber : TTU Dalam Angka 2008
4.4. Sumberdaya Manusia
Aspek-aspek yang berkaitan dengan sumberdaya manusia mencakup jumlah penduduk dan tenaga kerja, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Sumberdaya
manusia yang berkualitas akan mampu meningkatkan kapasitas produksi aktivitas ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan PDRB kawasan
perbatasan. Namun demikian, Indeks Pembangunan Manusia IPM pada tahun 2005 sebesar 63,1 dan hanya menempati urutan 402 dari 440 kabupatenkota se-Indonesia.
Gambaran kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada aspek-aspek berikut.
1. Jumlah penduduk dan tenaga kerja
Penduduk di Kabupaten TTU sejumlah 222.824 jiwa dengan perincian laki-laki 110.235 jiwa dan perempuan 112.589 jiwa yang tersebar di 54.326 rumahtangga. Adapun
jumlah keluarga miskin di Kabupaten TTU adalah sejumlah 36.265 KK 66,75 dengan jumlah penduduk miskin sejumlah 183.432 jiwa 82,32 dengan jumlah keluarga yang
menghuni perumahan yang tidak layak huni sebanyak 13.040 24 keluarga. Penduduk terbanyak di Kecamatan Miomafo Timur 41.020 jiwa, namun kepadatan tertinggi
terdapat di Kota Kefamenanu 426 orangkm
2
. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten TTU hanya 83 jiwakm
2
. Perincian jumlah penduduk per kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 17. Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten TTU tahun 2006
Penduduk orang No Kecamatan
Jumlah RuTaKK
Laki-laki Perempuan Jumlah
orang Kepadatan
Orgkm
2
1 Miomafo Barat
8.060 15.467 15.951
31.418 70
2 Miomafo Timur
10.874 19.979 21.041
41.020 92
3 Noemuti 3.649
7.476 7.383
14.859 70
4 Kota Kefamenanu
36.906 18.335 18.571
36.906 467
5 Insana 36.045 18.186
17.859 36.045
64 6 Insana
Utara 13.104
6.487 6.617
13.104 123
7 Biboki Selatan
20.737 10.274 10.463
20.737 59
8 Biboki Utara
13.896 6.870
7.026 13.896
53 9 Biboki
Anleu 14.839
7.161 7.678
14.839 72
Total 54.326 110.235
112.589 222.824
83
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008 Penduduk sebagai subjek pembangunan dapat terwujud bila penduduk tersebut
mampu bekerja secara produktif. Penduduk usia produktif dapat melakukan aktivitas yang dapat mendatangkan pendapatan secara mikro rumahtangga dan regional
Kabupaten TTU. Oleh karena itu, perlu untuk disajikan data penduduk berdasarkan kelompok umur. Berdasarkan data tersebut, penduduk usia produktif 10–64 tahun
adalah sejumlah 159.757 jiwa sedangkan sisanya 63.067 jiwa merupakan penduduk bukan usia produktif yakni 8.793 jiwa merupakan penduduk lanjut usia
≥ 65 tahun sedangkan 54.274 jiwa merupakan penduduk dengan usia di bawah 10 tahun. Penduduk
usia produktif yang cukup banyak ini dapat dioptimalkan dalam menghasilkan produk tertentu yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Tabel 18. Klasifikasi penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten TTU tahun 2006
No Kelompok Umur Laki-laki
Org Perempuan Org Jumlah Org
1 0–4 14.045
13.284 27.329
2 5–9 13.861
13.084 26.945
3 10–14 12.961
12.395 25.356
4 15– 9
11.181 11.650
22.831 5 20–
4 8.057
9.934 17.991
6 25– 9
7.699 9.425
17.124 7 30–
4 7.874
8.985 16.859
8 35– 9
7.694 7.959
15.653 9 40–
4 6.399
6.424 12.823
10 45– 9
5.002 4.766
9.768 11
50– 4 4.163
4.161 8.324
12 55– 9
3.510 3.390
6.900 13
60– 4 3.129
2.999 6.128
14 ≥ 65 – 69
4.660 4.133
8.793
Total 11.0235
11.2589 222.824
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008 Namun demikian tidak semua penduduk usia produktif merupakan tenaga kerja
karena sebagian sedang mencari pekerjaan, sebagian merupakan ibu rumahtangga dan sebagian lagi merupakan anak sekolah ataupun lainnya misalnya : penikmat bunga
uang. Dengan demikian perlu ditampilkan komposisi penduduk berdasarkan status ketenagakerjaan.
Tabel 19. Komposisi penduduk berdasarkan status ketenagakerjaan di Kabupaten TTU dan Provinsi NTT tahun 2006
No Kegiatan seminggu yang Lalu
Kabupaten TTU
Provinsi NTT
1 Angkatan kerja orang
a. Bekerja orang
b. Mencari pekerjaan orang
108.108 102.142
5.966 2.047.931
1.973.187 74.744
2 Bukan angkatan kerja orang
a. Sekolah orang
b. Mengurus rumahtangga
orang c.
Lainnya orang 48.010
29.282 14.559
4.169 706.036
201.374 352.386
152.276
3 Presentase bekerja terhadap angkatan
kerja 94,48 96,35
4 Tingkat pengangguran terbuka
5,52 3,65
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008
Tampilan data tersebut mengisyaratkan bahwa penduduk yang bekerja 94,48 dari angkatan kerja dan hanya 5,52 yang merupakan pengangguran terbuka namun
demikian persentase yang bekerja di Kabupaten TTU masih lebih rendah dari Provinsi NTT 96,35. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu peningkapan sumberdaya manusia
agar dapat membuka lapangan kerja baru secara mandiri. Meskipun persentase yang bekerja cukup tinggi 94,48, namun umumnya
merupakan tenaga kerja keluarga yang tidak diupah ataupun diupah tetapi upahnya kecil. Tampilan data pada Tabel 20. berikut akan menunjukkannya dengan jelas
Tabel 20. Penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja menurut status pekerjaan utama di Kabupaten TTU tahun 2006
No Status pekerjaan
utama Laki-laki
Org Perempuan
Org Jumlah
Org Persentase
1 Berusaha sendiri
7.666 5.867
13.533 13,25
2 Bekerja dibantu
buruh tidak dibayar 28.487 6.638
35.125 34,39
3 Bekerja dibantu
buruh dibayar 1.449 257
1.706 1,67
4 Buruhkaryawan 8.548
3.420 11.968
11,72 5
Pekerja bebas di pertanian
1.022 255 1.277
1,25 6
Pekerja bebas di non pertanian
1.111 170 1.281
1,25 7 Pekerja
tidak dibayarpekerja
keluarga 9.868 27.348 37.252
36,47
Total 58.151 43.991
102.142 100,00
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008 Sebagaimana nampak jelas pada Tabel 20. di atas bahwa pekerja yang tidak
dibayar mencapai 36,47. Pekerja yang tidak dibayar tersebut, bekerja dengan sukarela karena umumnya bekerja pada usaha milik keluarga. Kondisi ini umumnya terjadi pada
sektor pertanian sehingga tenaga kerja tersebut hanya memperoleh balas jasa berupa kepuasan mempertahankan ketersediaan pangan dalam rumahtangga.
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang menampung angkatan kerja terbanyak sebagaimana ditampilkan pada Tabel 21. berikut ini.
Tabel 21. Klasifikasi penduduk umur 10 tahun ke atas yang bekerja per sektor ekonomi di Kabupaten TTU tahun 2006
No Sektor ekonomi
Jumlah orang Persentase
1 Pertanian 76.283
74,68 2
Pertambangan penggalian 85
0,08 3 Industri
8.075 7,91
4 Listrik, Gas Air Minum
170 0,17
5 Konstruksi 3.240
3,17 6 Perdagangan
2.568 2,51
7 Transportasi Komunikasi
3.428 3,36
8 Keuangan 172
0,17 9
Jasa – Jasa 8.121
7,95
Total 102.142 100,00
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008 Penduduk Kabupaten TTU umumnya masih bekerja di sektor pertanian 74,68
dan ini sekaligus menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat TTU. Namun demikian sektor tersebut banyak
menampung pengangguran terselubung dan angkatan kerja yang kurang berpendidikan dan terampil. Angkatan kerja yang berpendidikan umumnya tidak mau bekerja di sektor
pertanian karena ingin mencari pekerjaan lain dengan pendapatan yang lebih menjanjikan, namun demikian tidak semua tertampung oleh lapangan kerja yang tersedia
sehingga umumnya masih mencari pekerjaan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 22.
Tabel 22. Jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan di Kabupaten TTU tahun 2006
No Tingkat Pendidikan Pencari Kerja
Jumlah org Persentase
1 SD 10
00,73 2 SLTP
4 00,29
3 SLTA 383
27,83 4 AkademiPT
979 71,15
Jumlah 1.376 100,00
Sumber : TTU Dalam Angka 2008
2. Pendidikan Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
di Kabupaten TTU. Semakin banyak masyarakat yang bersekolah diharapkan dapat membantu mencarikan solusi bagi setiap permasalahan di Kabupaten TTU yang
merupakan kabupaten perbatasan. Sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 23. berikut ini.
Tabel 23. Banyaknya sekolah, gurudosen dan murid berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2006
No Tingkat pendidikan Jumlah
sekolah Jumlah
guru dosen
Rata2 guru
sekolah Murid
mahasiswa Rata2
murid sekolah
1 SD 223
1.560 7 35.581
160 2 SLTP
40 419
10 6.470
162 3 SLTA
11 302
27 3.811
346 4 SMK
4 108
27 964
241 5 AkademiDiploma
1 12
12 82
82 6
PT 1
79 79 923
923
Sumber : TTU Dalam Angka 2008 2008 Sumberdaya manusia yang berkualitas dihasilkan melalui proses pembelajaran
yang bermutu. Oleh karena itu, setiap komponen harus berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan yang bermutu terutama dengan memberikan kesadaran dan
kesempatan kepada anak-anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan dan dididik oleh gurudosen yang memiliki kualifikasi yang memadai serta didukung oleh prasarana
dan sarana yang baik. Namun demikian jumlah dan kualifikasi gurudosen dari setiap jenjang pendidikan hanya mencapai jumlah minimal berdirinya sebuah sekolah. Oleh
karena itu, dibutuhkan peningkatan jumlah dan kualifikasi dari pengajar sehingga output yang dihasilkan lebih berkualitas, selanjutnya akan memotivasi masyarakat untuk
bersekolah karena hingga tahun 2006 masih terdapat 39,46 masyarakat Kabupaten TTU yang tidak memiliki ijasah. Sedangkan yang memiliki ijasah SD 41,37; SLTP 9,28;
SMU 5,35: SMK 1,85 ; DIDII 0,44; D3 0,49 ; S1-S3 1,75.
3. Kesehatan Pembangunan di bidang kesehatan dimaksudkan agar seluruh lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah, merata dan murah sehingga tercipta suatu kehidupan yang sehat. Masyarakat yang sehat akan memiliki waktu dan
konsentrasi yang cukup untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten TTU pada tahun 2006 dapat diukur melalui beberapa indikator kesehatan diantaranya adalah jumlah kematian ibu sebesar
361,6100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar 17,21.000 kelahiran hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu dan bayi masih tinggi sehingga
perlu pelayanan kesehatan yang lebih baik. Sedangkan Umur Harapan Hidup UHH 62,63 tahun untuk laki-laki dan 67,0 tahun untuk perempuan yang menunjukkan bahwa
diperlukan pelayanan kesehatan yang baik sehingga dapat memperpanjang usia produktif. Perilaku hidup sehat dan kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat di Kabupaten TTU. Secara umum penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat di Kabupaten TTU adalah penyakit batuk 65,25 . Sedangkan
penyakit-penyakit yang diderita oleh masyarakat berkaitan dengan status gizi masyarakat terutama bagi balita berdasarkan hasil penimbangan balita di posyandu memperlihatkan
bahwa status gizi baik 60,19; status gizi kurang baik 32,25; sedangkan status gizi buruk 6,56. Hal ini mencerminkan pola ketersediaan pangan yang bergizi di tingkat
rumahtangga masih minim. Perincian penyakit yang paling bayak diderita oleh masyarakat di Kabupaten TTU pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 24. berikut ini.
Tabel 24. Persentase penyakit yang diderita oleh masyarakat Kab.TTU dan Provinsi NTT tahun 2006
No Jenis penyakit
Kabupaten TTU Propinsi NTT
1 Panas 57,12
49,80 2 Batuk
62,25 61,69
3 Pilek 53,70
58,05 4 Asma
5,74 8,33
5 Diare 11,50
9,34 6 Sakit
kepala berulang
23,99 25,40
7 Sakit gigi
7,94 9,04
8 Lainnya 30,05
26,65
Sumber : NTT Dalam Angka 2007 2008
4.5. Sumberdaya Sosial a. Sejarah Masyarakat Timor