102
D. Validitas Internal dan Eksternal
Dalam penelitian eksperimen, hasil atau kesimpulan penelitian yang hanya menggunakan sejumlah sampel harus dapat digeneralisasikan pada sejumlah
populasi. Letak kelemahannya adalah bahwa jika tidak dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan kepada
sejumlah populasi, artinya sulit dapat disimpulkan bahwa perubahan pada variabel terikat tersebut disebabkan atau pengaruh dari variabel bebas. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu dilakukan upaya validitas yaitu upaya yang harus dilakukan untuk memperoleh kesahihan. Validitas ada dua macam yaitu validitas internal
dan validitas eksternal.
1. Validitas Internal
Agar eksperimen memberikan hasil yang meyakinkan , semua variabel ekstranus harus dikontrol. Donal Campbell dan Stanley Nana Syaodih S, 2007 :
197.menulis tentang validitas internal yang menunjukkan sejauhmana variabel ekstranus dikontrol oleh penelitian dalam eksperimen. Pengontrolan validitas
internal dalam eksperimen sangat penting untuk menjamin agar hasil yang diperoleh benar-benar sebagai akibat dari perilaku yang diberikan kepada
kelompok eksperimen tersebut, bukan dikarenakan oleh pengaruh faktor lain. Dengan demikian faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi hasil
penelitian harus dikontrol. Beberapa faktor internal yang diupayakan untuk dikontrol meliputi:
103
a. History sejarah yang terjadi jika jangka waktu penelitian terlalu panjang sehingga akan terjadi banyak perubahan pada kelompok eksperimen.
Pengendalian faktor ini dilakukan dengan cara membatasi waktu eksperimen yang berlangsung selama tiga bulan sehingga kondisi kelompok sampel masih
relatif sama homogen. b. Maturation kematangan yaitu terjadinya perkembangan pengetahuan dan
kematangan kelompok eksperimen yang terjadi selama penelitian sehingga mempengaruhi hasil. Pengendaliannya dilakukan dengan membatasi waktu
penelitian dan membatasi materi pembelajaran yang dieksperimenkan. b. Measuring instrument pengukuran, faktor ini dikontrol dengan cara
melaksanakan tes, penskoran, dan pengadminitrasian hasil secara bersamaan. c. Defferensial Selection yaitu pembentukan kelompok kontrol dan eksperimen
sering terjadi pemilihan yang berbeda sehingga kedua kelompok ini kurang homogen. Faktor ini dikontrol dengan tidak mengikutsertakan dalam
penarikan sampel kelompok yang memiliki skor ekstrim, baru setelah relatif homogen dilakukan penarikan sampel secara acak.
d. Experimental treatment difussion yaitu perlakuan dengan berbagai perangkat di kelompok eksperimen diketahui dan mungkin dipinjam oleh pelaksana
perlakuan kelompok kontrol. Faktor ini dikontrol dengan pelaksanaan penelitian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada sekolah
yang berbeda, dan pelaksananya oleh guru yang berbeda pula tetapi memiliki kompetensi dan strata yang sama.
104
e. Compensatory rivalry by the control group terjadi bila kelompok kontrol mengetahui sebagai statusnya sebagai kelompok pembanding maka mereka
melakukan kegiatan yang lebih dari biasanya, sehingga hasilnya tidak berbeda dengan kelompok eksperimen. Hal ini dikontrol dengan tidak memberitahu
mana kelompok kontrol dan eksperimen bahkan tidak memberi tahu bahwa mereka sedang diteliti.
f. Resenful demoralization of the control group bila anggota kelompok eksperimen memiliki moral tinggi karena tahu sebagai kelompok
eksperimen, sebaliknya anggota kelompok kontrol memiliki moral rendah karena sebagai pembanding. Hal ini dikontrol dengan tidak memberitahu
mana kelompok kontrol dan eksperimen bahkan tidak memberi tahu bahwa mereka sedang diteliti.
2. Validitas Eksternal