91
7.2. Profil Kelompok Tani Hutan Bagjamulya
Kelompok Tani Bagjamulya berasal dari kata ’Bagja’ dan ‘Mulya’ yang berarti kebahagiaan abadi akan dapat dicapai apabila kita dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan mulya kepada orang lain. Awal terbentuknya Kelompok Tani Bagjamulya merupakan insiatif dari petani vanili
yang bernama Entis Sutisna. Sebagai petani vanili yang telah dirintis sejak tahun 1979, Entis Sutisna kemudian mendirikan Kelompok Tani Bagjamulya bersama dengan dua
rekannya yaitu Ra’i Rusnadi dan Didi. Namun, pembentukan Kelompok Tani itu masih belum secara syah diresmikan. Kemudian pada tanggal 28 September 1991, Kelompok
Tani Bagjamulya secara syah diresmikan Sutisna, 1999. Sampai saat ini Kelompok Tani Bagjamulya memiliki anggota aktif 25 orang dan
anggota non aktif 13 orang. Disebut anggota aktif dikarenakan petani tersebut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok tani dan menjadi mitra
Perhutani. Sementara, anggota non aktif merupakan anggota kelompok tani yang sehamparan dan mempunyai lahan di Desa Padasari namun tidak aktif dalam kegiatan
kelompok dikarenakan tempat tinggal mereka yang berada di luar desa dan tidak menjadi mitra Perhutani.
Adapun kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan Kelompok Tani Bagjamulya sejak tahun 1991 - 2000 meliputi kegiatan kebun bibit desa, pembuatan persemaian,
kegiatan agroforestri, penanganan sumber mata air, pembuatan pestisida botani, pengembangan bokashi, dan sebagai tempat kegiatan studi banding. Selanjutnya, tahun
20002001 menjalin kemitraan dengan Perum Perhutani dalam bentuk kemitraan PHBM. Sejak menjalin kemitraan dengan Perum Perhutani, Kelompok Tani Bagjamulya
92
mengalami penambahan nama menjadi Kelompok Tani Hutan Bagjamulya. Mengenai Struktur Organisasi Kelompok Tani Hutan Bagjamulya dapat dilihat pada Gambar 2.
Struktur Organisasi Kelompok Tani Hutan Bagjamulya :
Gambar 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Hutan Bagjamulya Sumber : Sutisna, 1999.
Seperti bentuk kemitraan yang lain, pada kemitraan PHBM terdapat kegiatan pembinaan yang dilakukan dan difasilitasi oleh Perum Perhutani. Kegiatan pembinaan ini
dilaksanakan dengan tujuan agar terbentuk suatu wadah komunikasi antara Perum Perhutani dengan kelompok tani sehingga proses koordinasi antara keduanya berjalan
dengan lancar. Pembinaan yang diberikan Perum Perhutani kepada Kelompok Tani Hutan
Bagjamulya dilaksanakan pada setiap bulan sekali pada minggu pertama, bertempat di gubuk kerja di lokasi usahatani vanili dan di rumah ketua kelompok. Bentuk pembinaan
Rapat Anggota
Ketua Pembina : Dinas
Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Perum
Perhutani Bendahara
Sekretaris Sie Pemasaran
Sie PHT Anggota
Kt. Sub Pangan K S Peternakan
93
yang diberikan berupa penyuluhan dan pelatihan dengan materi berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak. Adapun materi pembinaan yang diberikan
antara lain mengenai 1 Manajemen administrasi dalam suatu kelembagaan atau kelompok, 2 Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kelompok, 3
Pelestarian hutan, 4 Pengamanan hutan, dan 5 Penjelasan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Perum Perhutani.
Materi pembinaan yang diberikan Perum Perhutani tersebut lebih menitikberatkan pada materi kelembagaan dan pengelolaan hutan dan tidak memberikan materi mengenai
kegiatan usahatani khususnya tanaman vanili. Hal ini dikarenakan Perum Perhutani menganggap anggota kelompok tani lebih mengetahui dan lebih berpengalaman
mengenai usahatani vanili. Selain mendapat pembinaan, Kelompok Tani Bagjamulya juga mendapatkan
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan pihak terkait lainnya atas fasilitas Perum Perhutani. Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain :
1. Tahun 2001, mengikuti pelatihan dan sertifikasi peningkatan manajemen usaha kayu rakyat Angkatan II di Bandung.
2. Tahun 2001, mengikuti pelatihan dan sertifikasi Penyuluh Swadaya di Jakarta. 3. Tahun 2003, mengikuti pelatihan dan sertifikasi Penyuluh Kehutanan Swadaya III.
4. Tahun 2003, mengikuti pelatihan dan Pengembangan Kelembagaan petani tanaman semusim bagi petani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumedang.
94
Dalam pelatihan, tidak semua anggota Kelompok Tani Hutan Bagjamulya dapat mengikutinya secara langsung. Hanya ketua dan pengurus kelompok tani yang seringkali
menjadi wakil untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan dalam kegiatan pelatihan seringkali ketua dan pengurus kelompok yang menjadi pembicara dan ini sudah
menjadi kesepakatan bahwa hal tersebut menjadi tugas ketua kelompok. Hasil dari kegiatan tersebut, akan disampaikan ketua atau pengurus lainnya kepada anggota yang
lain dalam pertemuan rutin. Selain kegiatan pembinaan dan pelatihan, kedua belah pihak beberapa kali
menerima kunjungan dari pihak luar. Pihak yang berkunjung dan melakukan studi banding antara lain :
1. Tahun 2002, menerima kunjungan dari Jepang mengenai studi produk vanili organik. 2. Tahun 2002, menerima kunjungan para petani sekitar hutan Bandar Lampung dengan
tujuan studi banding. 3. Tahun 2003, menerima kunjungan BPDAS seluruh Indonesia dengan tujuan
kunjungan lapangan. 4. Tahun 2004, menerima kunjungan dari Australia dengan tujuan inspeksi mengenai
vanili organik. 5. Tahun 2004, menerima kunjungan penyuluh Kalimantan Tengah dengan tujuan studi
banding. 6. Tahun 2005, menerima kunjungan Bupati Sumedang dan Gubernur Provinsi Jawa
Barat.
95
Adanya pembinaan dan pelatihan pada anggota Kelompok Tani Hutan Bagjamulya, menyebabkan kelompok tani tersebut banyak menuai prestasi, sehingga
mendapat penghargaan. Beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh Kelompok Tani Hutan Bagjamulya diantaranya adalah :
1. Tahun 1995, juara I Kelompok Tani Perkebunan Vanili Pola Swadaya dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang.
2. Tahun 1997, juara I Lomba Kelompok Tani dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang.
3. Tahun 1998, juara I tingkat Provinsi Jawa Barat bidang usaha vanili dari Kepala Dinas Perkebunan.
4. Tahun 2004, menerima penghargaan pada Pekan Nasional Pertemuan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan VI di Tondano.
5. Tahun 2004, juara III Nasional kategori budidaya vanili dengan pola Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat.
Beberapa hal yang membuat Kelompok Tani ini berprestasi, antara lain disebabkan oleh : 1 rasa kekeluargan yang terjalin diantara anggota Kelompok Tani
cukup tinggi, 2 adanya koordinasi yang baik antar pengurus dan anggota kelompok dalam menentukan suatu keputusan atau langkah-langkah yang harus ditempuh
kelompok. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan rutin dalam kelompok dan sikap transparan dari pengurus dalam hal-hal yang menyangkut kelompok, dan 3 adanya sikap
dari kelompok yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga
96
banyak instansi pemerintah yang mempunyai program dalam pelestarian lingkungan ikut membina kelompok ini.
7.3. Karakteristik Petani Responden