Pengadaan Sarana dan Prasarana Produksi Vanili

113 pemasaran, dan pembagian keuntungan sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan yang telah diambil bersama.

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Produksi Vanili

Sarana produksi yang diperlukan dalam usahatani vanili diantaranya adalah lahan, bibit vanili, pupuk, alat-alat pertanian, pohon panjat, tenaga kerja, dan modal. Pengadaan sarana produksi tersebut adalah dengan cara sebagai berikut : a. Pengadaan Lahan Lahan yang digunakan untuk penanaman vanili merupakan lahan Perum Perhutani KPH Sumedang. Lahan ini terletak di petak 11 a, RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas, dengan luas areal penanaman 6.0 Ha di bawah tegakan pinus. Luas lahan garapan yang diterima oleh tiap-tiap petani anggota Kelompok Tani Bagjamulya berbeda- beda. Hal ini didasarkan pada pertimbangan usia petani dan jumlah tenaga kerja keluarga. Dari lahan seluas 6.0 Ha, diketahui luas lahan garapan petani yang tersempit adalah 0.1 ha dan yang terluas adalah 0.57 Ha. Walaupun berbeda-beda luas lahan garapan, tetapi karena dalam penentuannya dilakukan dengan kesepakatan bersama, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. b. Pengadaan Bibit Vanili Dalam pengadaan bibit vanili, sekitar 60 dipenuhi dari bibit yang dimiliki anggota kelompok yang berasal dari lahan milik petani. Bibit vanili yang diperlukan dalam usahatani ini memiliki panjang 3 buku daun vanili + 50 cm per bibit. Sementara sisa bibit yang diperlukan, pengusahaannya dilakukan dengan cara membeli ke luar desa. Pembelian dilakukan Perum Perhutani bersama-sama kelompok tani secara tunai. Bibit vanili yang 114 terdapat di lahan milik anggota kelompok juga dibeli Perum Perhutani dengan harga yang sama. c. Pengadaan Pupuk, ZPT, dan Pestisida Pengadaan pupuk, ZPT, dan pestisida sesuai kesepakatan disediakan oleh Perum Perhutani tetapi dalam penentuan jenisnya ditentukan bersama-sama kelompok. Atas permintaan kelompok tani, pupuk yang digunakan dalam usahatani vanili ini adalah pupuk organik. Pupuk kimia tidak digunakan dangan alasan dapat merusak struktur tanah di kawasan hutan yang merupakan hutan lindung. Dalam pengadaannya disepakati menggunakan pupuk bokashi. Untuk pengadaan zat perangsang tumbuh ZPT disepakati menggunakan ZPT organik merk Trubus. Pembeliannya dilakukan secara tunai. Sementara penggunaan pestisida relatif tidak dilakukan. Jika terdapat hama penyakit, pengendaliannya secara langsung atau manual tanpa menggunakan pestisida, yaitu dengan cara mengganti bibit vanili, bibit yang terinfeksi penyakit dikeluarkan dari lahan tanaman vanili kemudian dibakar. d. Pengadaan Alat-alat dan Mesin Pertanian Alat-alat dan mesin pertanian yang digunakan dalam budidaya tanaman vanili antara lain cangkul, golok, sabit, dan hand sprayer. Dalam hal ini Perum Perhutani hanya memberikan bantuan dalam pengadaan hand sprayer saja, dikarenakan alat yang lain seperti cangkul, golok, dan sabit masing-masing petani sudah memilikinya. Bagi anggota kelompok yang ingin menggunakan dan memerlukan hand sprayer, dapat meminjamnya melalui mekanisme yang diatur oleh ketua kelompok. 115 e. Pengadaan Pohon Panjat Pohon panjat yang digunakan sebagai media rambat bagi tanaman vanili adalah pohon gamal atau cebreng bahasa sunda atau Gliricidia maculata bahasa latin. Penentuan jenis pohon panjat ini karena mudah dalam pengadaan dan penanamannya serta memiliki daun yang lebat yang bermanfaat bagi tanaman vanili yang memerlukan intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak. Pohon gamal tersebut diperoleh dari areal hutan produksi milik Perum Perhutani. f. Pengadaan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan usahatani vanili dari mulai penanaman sampai pemanenan dilakukan oleh anggota kelompok. Dalam penanaman vanili, anggota kelompok mengikutsertakan anggota keluarganya. Upah tenaga kerja tersebut menjadi tanggungan masing-masing anggota kelompok. Perum Perhutani hanya memberi upah untuk anggota kelompok saja. g. Pengadaan Modal Dalam hal pembiayaan, masing-masing pihak telah melaksanakan pembagian modal sesuai dengan kesepakatan, yaitu modal dari Kelompok Tani Hutan sebesar 37 dan dari Perum Perhutani sebesar 63 . Pemberian bantuan modal berupa uang dari Perum Perhutani disesuaikan dengan luas lahan yang dikelola, jumlah bibit vanili, jumlah pupuk, dan jumlah ZPT yang diterima oleh anggota kelompok. Mekanisme pengembalian modal dihitung dari jumlah hasil sharing vanili yang telah dihasilkan. Selanjutnya mengenai prasarana, Perum Perhutani menyediakan gubuk kerja, jalan untuk pemeriksaan, dan plang tanaman. Tujuan pembuatan gubuk kerja adalah sebagai tempat istirahat bagi anggota kelompok tani atau Perum Perhutani dalam 116 melaksanakan kegiatan di areal kawasan tanaman vanili. Selain itu, gubuk kerja ini digunakan sebagai tempat pertemuan bagi Perum Perhutani dan kelompok tani. Gubuk kerja yang disediakan hanya satu unit dengan ukuran 4 x 6 meter. Adapun fungsi dari plang tanaman adalah sebagai sarana penerangan dan informasi bagi pihak lain bahwa lahan tersebut adalah lahan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat yang ditanami vanili. Sementara, pembuatan jalan pemeriksaan bertujuan untuk memudahkan dalam pengawasan vanili dari upaya pencurian. Biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan ini dikeluarkan oleh Perhutani dan tidak dibebankan pada kelompok. Berdasarkan uraian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengadaan bibit, pupuk obat-obatan, dan sarana prasarana telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan perjanjian. Dalam pengadaannya secara langsung dilaksanakan oleh manajemen dilapangan yaitu tim operasional agribisinis yang ditunjuk oleh masing- masing pihak dan bekerjasama serta bertanggung jawab kepada masing-masing pihak, sesuai dengan rekomendasi teknis Kelompok Tani Hutan dan berpatokan pada harga distributor resmi yang disepakati kedua belah pihak.

2. Usahatani dan Pemasaran Vanili a. Usahatani Vanili