Manfaat Ekonomi ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PERUM PERHUTANI KPH SUMEDANG DENGAN PETANI VANILI

127 pada umur yang sangat muda tersebut terkait dengan faktor keamanan. Sebagai tanaman yang harganya mahal, buah vanili rawan pencurian. Oleh karenanya, untuk menghindari terjadinya pencurian, para petani memanen vanili lebih cepat dari yang seharusnya atau pada waktu umur vanili masih sangat muda. Sehubungan dengan terciptanya keamanan hutan di lokasi PHBM tidak bisa dilepaskan dari beberapa kesepakatan yang dilakukan antara Perum Perhutani dan Kelompok Tani Bagjamulya. Kesepakatan tersebut berupa : 1. Melakukan pengamanan tanaman dan buah vanili dengan cara patroli bersama pada siang dan malam hari yang melibatkan Perum Perhutani dan petani mitra. 2. Melakukan pengamanan tanaman dan buah vanili dengan cara ronda malam yang diatur dengan jadwal piket anggota kelompok. 3. Membangun pos pengaman di empat titik lokasi penanaman vanili. 4. Melakukan pengamanan pada lahan vanili yang belum berbuah dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemeliharaan rutin. Berdasarkan uraian mengenai manfaat teknis dari kemitraan PHBM maka dapat dikatakan bahwa kondisi hutan yang aman dan amat sesuai dengan pertumbuhan vanili menyebabkan meningkatnya produktivitas dan mutu vanili yang dihasilkan. Akibatnya, pendapatan petani dapat meningkat.

b. Manfaat Ekonomi

Manfaat ekonomi dari kemitraan PHBM di Desa Padasari adalah berupa peningkatan pendapatankeuntungan. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pendapatan petani mitra, penelitian ini menggunakan analisis pendapatan dan analisis finansial BC ratio. 128

1. Analisis Pendapatan

Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam kemitraan PHBM di Desa Padasari telah ditetapkan nilai dan proporsi berbagi dari hasil kegiatan PHBM. Penetapan pembagian keuntungan antara Perum Perhutani dan petani mitra adalah : 1 Perum Perhutani = 42.5 , 2 Kelompok Tani Hutan = 42.5 , 3 Desa = 5 , dan 4 Management Fee = 10 . Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani vanili, pembagian hasil dan pendapatan masing-masing pihak yaitu Perum Perhutani, petani vanili dan stakeholders dapat diketahui. Secara lengkap, hasil analisis pendapatan tersebut disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Analisis Pendapatan Petani Mitra di Desa Padasari, Tahun 2003 - 2006 No. Uraian Nilai Rp 1. Total pendapatan kotor 200 045 000 2. Pendapatan petani dari bagi hasil 42.5 85 019 125 3. Perum Perhutani 42.5 85 019 125 4. Management Fee 15 30 006 750 5. Biaya produksi 23 027 167 6. Total biaya 138 053 042 7. Total pendapatan bersih tahun 2003-2006 61 991 958 8. Total pendapatan bersih petani per tahun per Ha 15 497 989 9. Total pendapatan bersih petani per tahun per 0.25 Ha 3 874 497 Sumber : Data Primer diolah, 2006. Tabel 14 menunjukkan bahwa selama tahun 2003 – 2006 pendapatan masing- masing pihak yang bermitra yaitu Perum Perhutani dan Kelompok Tani Hutan Bagjamulya setelah dibagi hasil mendapatkan pendapatan bersih yang sama yaitu Rp 85 019 125 . Sementara pendapatan bersih yang diperoleh stakeholders adalah sebesar Rp 30 006 750. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemitraan yang terjalin antara Perum Perhutani dan petani mitra merupakan kemitraan sejajar karena masing-masing pihak memperoleh bagian keuntungan yang relatif sama. Selanjutnya, secara individu, 129 pendapatan bersih keuntungan yang diperoleh petani mitra dengan rata-rata luas lahan 0.25 Ha adalah sebesar Rp 3 874 497 per tahun.

2. Analisis Finansial

Analisis finansial dalam penelitian ini digunakan bukan untuk menganalisis kelayakan investasi tetapi untuk melihat apakah usahatani vanili dalam kemitraan PHBM menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan, sehingga analisisnya dibatasi pada analisis BC ratio saja dan tidak dilakukan analisis sensitivitas. Dengan menggunakan analisis finansial, manfaat ekonomi dari kemitraan PHBM dapat diketahui melalui nilai BC ratio yang lebih besar dari satu, yaitu 3.14. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya yang dikeluarkan nilainya lebih kecil dari manfaat yang diperoleh petani. Dalam usaha ini setiap satu rupiah yang diinvestasikan akan memberikan manfaat bersih tambahan sebesar Rp 3.14. Ini berarti, usahatani vanili yang dilakukan di lahan Perhutani tersebut adalah menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam menghitung analisis finansial tersaji dalam Tabel 15. Tabel 15. Asumsi-asumsi Analisis Finansial Usaha Vanili per Hektar Petani Mitra di Desa Padasari No. Asumsi-asumsi Satuan Nilai 1. Jumlah bibit batang 1 667 2. Umur vanili tahun 6 3. Harga jual buah vanili basah per kilo rupiah 50 000 4. Tingkat suku bunga persen 15 5. Sistem bagi hasil tetap a. Perum Perhutani b. Manajemen Fee Persen Persen 42.5 15 Sumber : Data Primer diolah, 2006. 130 Dalam analisis finansial harga jual vanili diasumsikan tetap yaitu Rp 50 000. Penetapan Rp 50 000 dikarenakan pada waktu penelitian harga terendah vanili mutu I adalah Rp 50 000. Sementara tingkat suku bunga diasumsikan tetap juga yaitu sebesar 15 . Hal ini berdasarkan pendapat Gittinger 1986 yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang biasa digunakan di negara sedang berkembang adalah sebesar 8 - 15 . Dari hasil analisis finansial usahatani vanili diketahui bahwa keuntungan pada tahun ke tiga, ke empat, ke lima, dan ke enam dari penanaman vanili masing-masing sebesar Rp 4 369 750, Rp 15 401 875, Rp 22 838 750, dan 33 463 750 adalah relatif tinggi Lampiran 7. Tingginya keuntungan yang diperoleh dari komoditas vanili ini disebabkan oleh tingginya harga jual vanili di tingkat petani dan juga harga vanili di pasar internasional, sementara harga sarana produksi cenderung lebih rendah. Seperti diketahui, harga jual vanili di tingkat petani mitra sejak tahun 2003-2006 relatif tinggi, yaitu rata-rata Rp 200 000, walaupun pada tahun 2005 terjadi penurunan harga jual dikarenakan melimpahnya vanili di pasar. Tingginya harga jual ini terkait dengan mutu vanili yang dihasilkan Kelompok Tani Bagjamulya, yaitu vanili mutu I. Tercapainya vanili mutu I tersebut disebabkan antara lain oleh penggunaan bibit vanili yang baik tahan fusarium, penanganan vanili yang dilakukan petani mitra mulai dari penanaman sampai pemanenan sesuai dengan anjuran, dan dilakukannya panen pada umur yang tepat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemitraan PHBM bermanfaat secara ekonomi bagi petani mitra karena melalui kemitraan tersebut usahatani vanili yang dijalankan petani mitra dapat menghasilkan mutu vanili kualitas I, sehingga harga jual vanili menjadi tinggi yang berakibat pada terjadinya peningkatan pendapatan petani mitra. 131

c. Manfaat Sosial