96
banyak instansi pemerintah yang mempunyai program dalam pelestarian lingkungan ikut membina kelompok ini.
7.3. Karakteristik Petani Responden
Tingkat keberhasilan usahatani vanili secara umum dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi petani. Pengaruh faktor sosial lebih mengarah pada kondisi dan karakteristik
petani sendiri sebagai pelaku usaha, sementara faktor ekonomi yang merupakan faktor eksternal petani merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan baik
ekologi maupun perekonomian secara umum yang terkait dengan sektor perkebunan vanili.
Karakteristik faktor sosial petani responden meliputi pengalaman usahatani vanili, umur petani, pendidikan formal petani, dan jumlah keluarga produktif. Secara lengkap
mengenai karakteristik petani responden disajikan pada Tabel 8. Dilihat dari segi umur petani mitra, umumnya tergolong dalam usia produktif.
Dengan umur rataan 47 tahun, menunjukkan bahwa petani mitra secara fisik sangat potensial dalam menjalankan dan mengembangkan usaha vanili melalui kemitraan PHBM.
Sebaliknya dengan petani non mitra yang rataan usianya 61 tahun, secara fisik kurang mendukung dalam menjalankan usahatani vanili.
Kemudian, ditinjau dari tingkat pendidikan formal yang ditempuh petani mitra dan non mitra, terlihat bahwa masing-masing petani memiliki tingkat dan lama pendidikan yang
beragam, bahkan ada yang tidak tamat SD. Lama pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh masing-masing adalah 12 tahun atau setara dengan tingkat SMU, dengan rataan
pendidikan yang ditempuh 11 tahun untuk petani mitra dan 6 tahun untuk petani non mitra.
97
Dengan demikian, berdasarkan tingkat dan lamanya pendidikan formal yang ditempuh petani mitra dan non mitra, maka akan berpengaruh pada kemampuan mengembangkan
usahanya.
Tabel 8. Karakteristik Faktor Sosial Petani Responden di Desa Padasari, Tahun 2006 Karakteristik Petani
Kategori Petani Mitra
Petani Non Mitra Jumlah
Jumlah 1. Umur tahun
a. 25-35 4
16 b. 36-45
5 20
c. 46-55 9
36 3
12 d. 55
7 28
22 88
e. Rata-rata 47
61 2. Pengalaman tahun
a. 5-10 11
44 3
12 b. 11-15
13 52
15 60
c. 15 1
4 7
28 d. Rata-rata
11 15
3. Pendidikan Formal tahun
a. 6 1
4 9
36 b. 6
4 16
11 44
c. 9 10
40 3
12 d. 12
10 40
2 8
e. Rata-rata 11
6 4. Jmlh Klg Produktif
orang a. 1-3
4 16
6 24 b. 4-6
17 68
18 72
c. 6 4
16 1
4 d.
Rata-rata 5 4
Sumber : Data Primer, 2006 diolah.
Selain menempuh pendidikan formal, petani mitra juga mengikuti pendidikan informal. Sementara petani non mitra tidak ada yang mengikuti pendidikan informal. Oleh
karenanya, petani non mitra tidak mendapatkan tambahan pengetahuan sehingga banyak bertanya kepada anggota kelompok tani.
Untuk pengalaman usahatani vanili, rata-rata telah dicapai petani mitra selama 11 tahun dan 15 tahun pada petani non mitra. Dengan pengalaman usahatani vanili yang
lebih dari 10 tahun, jelas berpengaruh terhadap keahlian dan keberhasilan usahatani vanili, sehingga meskipun pendikan formal dan informalnya rendah, tetapi dengan
98
pengalaman berusahatani vanili yang cukup lama, petani merasa mampu dan ahli dalam mengusahakan vanili.
Dari sisi jumlah anggota keluarga produktif, terlihat bahwa jumlah anggota keluarga produktif bagi petani mitra rata-rata lima orang dan rata-rata empat orang bagi
petani non mitra. Banyaknya jumlah anggota keluarga produktif dalam suatu keluarga, memungkinkan berkurangnya biaya tenaga kerja luar keluarga sehingga diharapkan
pendapatan keluarga akan meningkat. Selanjutnya, mengenai karakteristik petani responden berdasarkan faktor ekonomi
petani yang meliputi luas lahan, harga vanili, dan jarak ke lokasi hutan secara lengkap disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik Faktor Ekonomi Petani Responden di Desa Padasari, Tahun 2006 Karakteristik Petani
Kategori Petani Mitra
Petani Non Mitra Jumlah
Jumlah 1. Luas lahan Ha
a. 0.25 12
48 6
24 b. 0.25
3 12
4 16
c. 0.25 10
40 15
60 d. Rata-rata
0.25 0.3
2. Harga vanili basah Rpkg
a. 100 000 4
16 4
16 b. 100 000 – 200 000
8 32
19 76
c. 200 000 13
52 2
8 d. Rata-rata
200 000 155 020
3. Jarak ke lokasi hutan m
a. 1000 20
80 9
36 b.
≥ 1000 5
20 16
64 c. Rata-rata
600 1 032
Sumber : Data Primer, 2006 diolah.
Ditinjau dari luas lahan yang dimiliki, terdapat 12 orang atau 48 persen petani mitra yang luas lahannya di bawah 0.25 Ha, sementara pada petani non mitra sebanyak 6
orang atau 24 persen. Ini menunjukkan bahwa petani mitra yang melakukan kemitraan rata–rata mempunyai luas lahan yang lebih sempit daripada petani non mitra yang tidak
99
melakukan kemitraan. Oleh karena itu, dengan melakukan kemitraan ada harapan bagi petani mitra untuk dapat meningkatkan luas lahannya sekaligus meningkatkan produksi
vanili. Sementara itu jika dilihat dari harga jual vanili, harga yang diperoleh petani mitra
rata-rata adalah Rp 200 000 sedangkan petani non mitra rata-rata Rp 155 020. Perbedaan harga vanili yang terjadi pada petani mitra dan non mitra menunjukkan bahwa
dengan melakukan kemitraan memungkinkan terjadinya perbaikan jumlah dan mutu produksi vanili sehingga memberikan kepastian harga.
Selanjutnya dari sisi jarak diketahui bahwa sebanyak 20 orang atau 80 persen petani mitra yang jarak rumahnya dekat atau kurang dari satu km dengan lokasi hutan,
sementara sebanyak 9 orang atau 36 persen pada petani non mitra. Dengan jarak yang relatif dekat ke lokasi hutan akan memudahkan para petani mitra untuk lebih intensif
melakukan kegiatan usahataninya, sehingga besar kemungkinan akan memperoleh produksi vanili yang lebih baik.
100
VIII. ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PERUM PERHUTANI KPH SUMEDANG DENGAN PETANI VANILI
Untuk menganalisis kemitraan antara Perum Perhutani KPH Sumedang dengan petani vanili, penelitian ini menggunakan kombinasi analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif yang mengungkap berbagai fenomena yang dihadapi petani mitra peserta PHBM.
8.1. Analisis Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Kemungkinan Petani Melakukan Kemitraan
Untuk menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kemungkinan petani vanili melakukan kemitraan, penelitian ini menggunakan model fungsi
peluang biner atau logit. Model ini dipilih karena peubah tak bebas dalam model memiliki dua nilai biner yaitu nol dan satu. Petani yang melakukan kemitraan diberi nilai satu dan
nilai nol untuk petani yang tidak melakukan kemitraan. Selanjutnya, untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pilihan
petani dalam melakukan atau tidak melakukan kemitraan, secara rinci akan dibahas faktor- faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani melakukan kemitraan. Adapun faktor-
faktor sosial yang diduga mempengaruhi petani melakukan kemitraan antara lain pengalaman usahatani vanili, umur petani, pendidikan formal petani, dan jumlah keluarga
produktif. Sementara faktor-faktor ekonomi yang diduga mempengaruhi petani melakukan kemitraan adalah luas lahan usahatani, harga vanili, dan jarak rumah ke lokasi hutan.