Manfaat Teknis ANALISIS KEMITRAAN ANTARA PERUM PERHUTANI KPH SUMEDANG DENGAN PETANI VANILI

124

a. Manfaat Teknis

Salah satu manfaat teknis dari kemitraan PHBM adalah terjadinya peningkatan produktivitas vanili. Untuk mengetahui produktivitas vanili dari usahatani yang yang dijalankan melalui kemitraan tersebut, penelitian ini membandingkan biaya dan jumlah produksi vanili per hektar yang dihasilkan Kelompok Tani Bagjamulya pada tahun ke tiga tahun 2003 sampai dengan tahun ke enam tahun 2006. Lebih lengkap mengenai biaya dan jumlah produksi vanili per hektar dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rata-rata Biaya dan Jumlah Produksi Vanili per Hektar Petani Mitra Tahun 2003 - 2006 No. Tahun ke- Biaya Produksi Rp Produksi Vanili Kg 1. 3 2 715 000 333.4 2. 4 2 310 000 833.5 3. 5 1 960 000 1 167 4. 6 1 960 000 1 667 Sumber : Data Primer diolah, 2006. Tabel 13 memperlihatkan biaya produksi vanili per hektar pada tahun ke tiga, empat, lima, dan enam semakin menurun, sementara produksi vanili terlihat semakin meningkat. Perbandingan terbalik antara biaya dan produksi vanili tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan produktivitas vanili. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah Rahardja dan Manurung, 1999. Begitu juga sebaliknya. Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya biaya produksi dan meningkatnya jumlah produksi vanili petani mitra. Faktor-faktor tersebut antara lain ketinggian tempat maupun jenis lahan yang digunakan untuk budidaya vanili sangat sesuai dengan pertumbuhan vanili. Seperti diketahui, budidaya vanili yang dilakukan petani mitra dilakukan pada lahan milik Perhutani yang berketinggian sekitar 125 600-700 meter di atas permukaan laut sehingga memungkinkan vanili dapat tumbuh dengan baik. Dengan ketinggian tersebut suhu dan kelembabannya relatif tidak terlalu tinggi sehingga tidak terjadi pertumbuhan jamur patogen yang biasanya terjadi pada suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi. Demikian pula halnya dengan jenis lahan yang digunakan sangat sesuai dengan pertumbuhan vanili. Kondisi tanah yang remah dengan kandungan bahan organik dan solum yang tinggi menyebabkan tanaman vanili dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan produksi vanili yang lebih baik. Selain itu, faktor jarak tanam yang cukup lebar yaitu 2 X 3 m menyebabkan kemungkinan timbulnya serangan hama penyakit menjadi kecil sehingga kualitas produksi menjadi lebih baik. Dengan kondisi hutan yang amat sesuai dengan pertumbuhan vanili di mana tingkat kesuburan tanahnya tinggi dan serangan hama penyakit yang relatif kecil juga didukung oleh teknik budidaya vanili yang diterapkan petani mitra mulai dari penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan sampai dengan cara panen dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuananjuran, maka sangat memungkinkan dapat menghasilkan vanili dengan jumlah yang relatif banyak. Ini terlihat dari hasil vanili yang diperoleh pada panen pertama atau pada tahun ke tiga dari penanaman vanili, yaitu sebesar 333.4 kg per Ha. Hal ini terus berlanjut pada panen kedua, ketiga, dan keempat di mana produksi vanili yang dihasilkan semakin meningkat yaitu 833.5 kg per Ha, 1 167 kg per Ha dan 1 667 kg per Ha. Sementara itu ditinjau dari sisi biaya produksi dapat dikatakan bahwa dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan relatif kecilnya serangan hama penyakit menyebabkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perbaikan tanah seperti penggemburan, pemupukan, penyulaman, dan penyemprotan hama penyakit menjadi lebih ringan dan tidak terlalu memerlukan biaya yang besar. Selain itu, adanya bantuan 126 dari Perum Perhutani dalam pembelian sarana produksi menyebabkan biaya produksi semakin rendah. Oleh karena itu menjadi jelas bahwa pada tahun ke tiga, empat, lima, dan enam dari penanaman, biaya produksi vanili menjadi semakin rendah. Selanjutnya, manfaat teknis lain dari kemitraan PHBM adalah mutu vanili yang dihasilkan berkualitas I. Tercapainya vanili kualitas I tersebut terkait erat dengan : 1 cara panen yang dilakukan oleh Kelompok Tani Bagjamulya, dan 2 faktor keamanan hutan. Dalam carapelaksanaan panen, Kelompok Tani Bagjamulya melakukan panen vanili berdasarkan teknik panen sesuai anjuran yaitu dengan cara : 1 panen pilih, yaitu panen dengan cara memilih tandan yang tertua dengan ukuran panjang minimal 18 cm kualitas I, dan 2 panen raya, yaitu panen yang dilakukan dalam waktu bersamaan, kemudian dilakukan penyortiran setelah buah dipanen. Untuk kegiatan panen pilih Kelompok Tani Bagjamulya melakukan pada waktu vanili sudah berumur 7-8 bulan setelah penyerbukan. Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan vanili kering dengan grade I yang harga jualnya sangat tinggi, dengan ciri-ciri mengilat, lentur, berdaging, warna coklat kehitaman dengan aroma yang khas dan tajam, serta kadar vanillin yang tinggi. Dengan harga jual vanili yang tinggi, pendapatan petani dapat meningkat. Selain cara panen, kondisi hutan yang aman dan terjaga dengan baik juga dapat menyebabkan tercapainya vanili kualitas I. Hal ini dimungkinkan karena dengan hutan yang aman, tidak akan terjadi pencurian vanili sehingga petani mitra dapat dengan leluasa memanen vanili pada umur yang tepat. Berbeda ketika petani belum melakukan kemitraan, panen vanili dilakukan pada waktu vanili berumur kurang dari 7-8 bulan setelah penyerbukan, sehingga menghasilkan grade vanili non standard yang harganya sangat rendah dan berakibat pada rendahnya pendapatan. Tindakan petani yang memanen vanili 127 pada umur yang sangat muda tersebut terkait dengan faktor keamanan. Sebagai tanaman yang harganya mahal, buah vanili rawan pencurian. Oleh karenanya, untuk menghindari terjadinya pencurian, para petani memanen vanili lebih cepat dari yang seharusnya atau pada waktu umur vanili masih sangat muda. Sehubungan dengan terciptanya keamanan hutan di lokasi PHBM tidak bisa dilepaskan dari beberapa kesepakatan yang dilakukan antara Perum Perhutani dan Kelompok Tani Bagjamulya. Kesepakatan tersebut berupa : 1. Melakukan pengamanan tanaman dan buah vanili dengan cara patroli bersama pada siang dan malam hari yang melibatkan Perum Perhutani dan petani mitra. 2. Melakukan pengamanan tanaman dan buah vanili dengan cara ronda malam yang diatur dengan jadwal piket anggota kelompok. 3. Membangun pos pengaman di empat titik lokasi penanaman vanili. 4. Melakukan pengamanan pada lahan vanili yang belum berbuah dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemeliharaan rutin. Berdasarkan uraian mengenai manfaat teknis dari kemitraan PHBM maka dapat dikatakan bahwa kondisi hutan yang aman dan amat sesuai dengan pertumbuhan vanili menyebabkan meningkatnya produktivitas dan mutu vanili yang dihasilkan. Akibatnya, pendapatan petani dapat meningkat.

b. Manfaat Ekonomi