Indikator Derajat Kesehatan TINJAUAN PUSTAKA
Suhendrawati 2009 menyatakan bahwa Faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi angka kematian ibu adalah pendapatan per kapita dan puskesmas bernilai negatif yang berarti setiap kenaikan pendapatan per kapita masyarakat
dan penambahan jumlah puskesmas akan menurunkan angka kematian ibu. Sedangkan posyandu, secara statistik signifikan mempengaruhi angka kematian
ibu, namun koefisien regresi bernilai positif di mana hasilnya berlawanan dengan harapan yaitu setiap penambahan posyandu akan terjadi peningkatan kematian
ibu. Hal ini diduga disebabkan oleh menurunkannya kinerja posyandu karena keterbatasan peralatan dan tempat yang memadai.
Abdur Rofi‟ 2007,Variabel pada faktor-faktor eksogen dan endogen yang memiliki keterkaitan atau pengaruh terhadap kematian bayi adalah usia
kawin pertama ibu, munisasi PIN pada bayi dan imunisasi BCG pada bayi, sedangkan yang tidak berpengaruh adalah pemeriksaan kesehatan ibu hamil,
perilaku ibu merokok, imunisasi tetanus pada saat ibu hamil, pendidikan ibu, imunisasi polio pada bayi, imunisasi DPT pada bayi, imunisasi campak pada bayi,
imunisasi hepatitis B pada bayi dan morbiditas atau kesakitan pada bayi dan yang memiliki keterkaitan paling kuat adalah PIN dan imunisasi BCG pada bayi.
Sunyoto 2007 menyatakan bahwa pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan di Kabupaten Gunungkidul masih mengikuti sistem fix facility. Sistem
semacam itu melembagakan relasi sosial yang menempatkan tenaga-tenaga medis maupun paramedis kurang pro-aktif memberikan pelayanan kesehatan. Kedua,
lokasi fasilitas-fasilitas kesehatan berhubungan erat dengan tingkat adaptasi masyarakat terhadap kebijakan atau program pelayanan kesehatan. Akses
penduduk pada fasilitas kesehatan yang bertempat tinggal atau berdomisili di desa-desa yang tergolong prasejahtera kebanyakan penduduk miskin lebih
rendah daripada mereka yang berdomisili di desa-desa yang tergolong sejahtera. Ketiga, variabel kesenjangan spasial spatial inequality memiliki implikasi
penting terhadap tingkat aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
tidak dapat
diberikan secara
optimal apabila
kebijakan diimplementasikan mengabaikan masalah kesenjangan spasial tersebut.