b. Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE.
Bobot dituliskan dalam kolom disebelah kanan faktor sukses kritik eksternal dan internal.
c. Memeriksa matriks SWOT dan mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan. Mencatat semua strategi ini di
baris teratas dari QSPM. d. Menetapkan nilai daya tarik Attractiveness Score = AS , tentukan nilai yang
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif. Nilai daya tarik yang ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor sukses kritis eksternal dan
internal, satu per satu, dan mengajukan pertanyaan, apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat ? Bila jawaban atas
pertanyaan ini ya, maka stategi ini harus dibandingkan relatif pada faktor kunci. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain, mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = menarik, dan 4 = amat menarik. Bila jawaban atas pertanyaan di atas tidak, menunjukkan bahwa faktor sukses kritis yang
bersangkutan tidak mempunyai pengaruh pada pilihan paling spesifik yang akan dibuat, kita tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi
tersebut. e. Menghitung total nilai daya tarik Total Attractiveness Score= TAS. Total
nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot langkah 2 dengan nilai daya tarik langkah 4 dalam setiap baris. Total nilai daya tarik
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi altenatif, hanya mempertimbangkan dampak dari faktor sukses kritis eksternal dan internal di
baris tertentu. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik strategi alternatif hanya mempertimbangkan faktor sukses kritis dibaris itu.
f. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik
mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi itu semakin menarik,
mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara
jumlah total nilai daya tarik dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang
lain. Untuk lebih jelasnya analisis metode QSPM dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Matriks Analisis QSPM Faktor Kunci
Bobot Strategi Alternatif
I II
III AS
TAS AS TAS AS TAS Faktor-faktor kunci
Eksternal.......................... ........................................
Faktor-faktor kunci Internal..........................
........................................
Sumber: Rangkuti,1997
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOGOR
4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor merupakan salah satu dari 26 kabupatenkota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis Kabupaten
Bogor terletak di antara 6º180 – 6º4710 Lintang Selatan dan 106º2345 –
107º1330 Bujur Timur dan berbatasan dengan kabupatenkota lainnya di Jawa Barat serta Provinsi Banten. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Bogor adalah
sebagai berikut : - Sebelah Utara, berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kabupaten
Tangerang, Kota Depok, KabupatenKota Bekasi; - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak;
- Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta;
- Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur;
- Bagian Tengah berbatasan dengan Kota Bogor. Letak geografis Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 7.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 7. Letak Geografis Kabupaten Bogor
Topografi wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi, yaitu berupa daerah pegunungan di bagian Selatan, hingga daerah dataran rendah di sebelah
Utara. Keberadaan sungai-sungai di wilayah Kabupaten Bogor posisinya membentang dan mengalir dari daerah pegunungan di bagian Selatan ke arah
Utara. Di wilayah Kabupaten Bogor terdapat 6 enam Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Ciliwung,
Sub DAS Kali Bekasi serta Sub DAS Cipamingkis dan Cibeet. Sungai-sungai pada masing-masing DAS tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang sangat
strategis yaitu sebagai sumber air untuk irigasi, rumah tangga dan industri serta berfungsi sebagai drainase utama wilayah. Disamping itu, di Kabupaten Bogor
terdapat 94 danau atau situ dengan luas total 496,28 Ha serta 63 mata air. Situ-situ dimaksud berfungsi sebagai reservoir atau tempat peresapan air dan beberapa
diantaranya dimanfaatkan sebagai obyek wisata atau tempat rekreasi dan budidaya perikanan.
Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri atas 428 DesaKelurahan, yang terdiri dari 411 desa, 17 kelurahan, 3639 RW, 14.403 RT yang tercakup
dalam 40 Kecamatan. Jumlah kecamatan sebanyak 40 tersebut merupakan jumlah kumulatif setelah adanya hasil pemekaran 5 lima Kecamatan di tahun 2005,
yaitu dengan membentuk Kecamatan Leuwisadeng pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Tanjungsari pemekaran dari Kecamatan Cariu,
Kecamatan Cigombong pemekaran dari Kecamatan Cijeruk, Kecamatan Tajurhalang pemekaran dari Kecamatan Bojonggede dan Kecamatan Tenjolaya
pemekaran dari Kecamatan Ciampea. Selain itu, pada tingkatan desa, telah dibentuk pula sebuah desa baru pada akhir tahun 2006, yaitu Desa Wirajaya,
sebagai hasil pemekaran dari Desa Curug pada Kecamatan Jasinga. Sementara itu, pada sisi lain dilakukan juga perubahan status desa menjadi kelurahan, yaitu
dari Desa Atang Senjaya menjadi Kelurahan Atang Senjaya, Kecamatan Kemang pada tahun 2003, kemudian pada tahun 2004, yakni dari Desa Padasuka menjadi
Kelurahan Padasuka Kecamatan Ciomas, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 428 desakelurahan.
Berdasarkan strategi perwilayahan pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Program Pembangunan Daerah
Propeda Kabupaten Bogor bahwa wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan ke dalam 3 Wilayah Pembangunan, yaitu : 1 Strategi percepatan di wilayah Bogor
Barat, yang mencakup 13 Kecamatan, yaitu Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Rumpin, Cigudeg,
Sukajaya, Jasinga, Tenjo dan Parungpanjang, dengan total wilayah seluas 128.750 Ha; 2 Strategi pengendalian di wilayah Bogor Tengah, yang mencakup 20
Kecamatan, yaitu Kecamatan Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang, Citeureup,
Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng dan Kecamatan Gunung Sindur, dengan total wilayah seluas 87.552 Ha; 3 Strategi
pemantapan di wilayah Bogor Timur, yang mencakup 7 Kecamatan, yaitu Kecamatan Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol, Cileungsi, Klapanunggal
dan Kecamatan Gunung Putri, dengan total wilayah seluas 100.800 Ha. Komposisi pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor menurut RTRW
Kabupaten Bogor, yaitu : 1 Kawasan Lindung seluas 112.584,615 ha atau 37,67 perswn ; 2 Kawasan Budidaya seluas 186.253,69 ha atau 62,33 persen.
Perincian lebih lanjut dari ruang lingkup kawasan lindung serta kawasan budidaya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Pemanfataan Lahan di Kabupaten Bogor menurut RTRW No
Pemanfaatan Lahan Luas Ha
1. 2.
Kawasan lindung : - Hutan Lindung
- Hutan Produksi - Perkebunan
- Tanaman tahunan
Kawasan Budidaya: - Kawasan Perkotaan
- Kawasan Pusat kota - Kawasan Industri
- Kawasan Pedesaan - Kawasan Lahan Basah
- Kawasan Lahan Kering 57.932,655
27.555,418 11.590,659
15.505,884
51.317,98 23.242,57
5.090,00 28.682,81
45.817,20 32.103,13
19,39 9,22
3,88 5,19
17,17 7,78
1,7 9,60
15,33 10,74
Jumlah 298.838,31
100 Komposisi dari pola pemanfaatan lahan menurut RTRW di atas,
disajikan pada Gambar 8.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 8. Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Bogor Secara administratif, Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan yang terbagi
kedalam 413 desa, 17 kelurahan, 3.770 RW dan 15.124 RT dengan pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Cibinong. Rentang kendali wilayah di
Kabupaten Bogor sangat lebar, dimana 37,5 persen atau 15 kecamatan berjarak kurang dari 25 km dari pusat pemerintahan daerah, 42,5 persen atau 17 kecamatan
berjarak 25-50 km dan 20 persen atau delapan kecamatan berjarak lebih dari 50 km. Lebarnya rentang kendali tersebut berdampak pada pelayanan pemerintah
daerah terhadap masyarakat, terutama pada kecamatan-kecamatan yang jaraknya lebih dari 50 km dari pusat pemerintahan daerah. Rincian kecamatan di
Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Untuk mengurangi ketimpangan pelayanan bagi wilayah-wilayah kecamatan
yang secara geografis letaknya cukup jauh dari pusat pemerintahan daerah, maka dibuatlah konsep sistem pusat permukiman perdesaan melalui pembangunan Desa
Pusat Pertumbuhan DPP yang mencakup 64 desa kelurahan di 37 kecamatan. Konsep ini dibuat dalam upaya pengembangan kegiatan sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat yang memiliki keterkaitan kuat terhadap wilayah yang dilayaninya.
Tabel 13. Kondisi Administratif Kabupaten Bogor Tahun 2010
No Kecamatan
Luas Wilayah
Jarak dari Ibukota
Kabupaten km
Jumlah DesaKel
RW RT
1 Nanggung
13.525,25 49
10 100
348 2
Leuwiliang 6.177,12
38 11
126 426
3 Leuwisadeng
3.283,12 45
8 56
272 4
Pamijahan 8.088,29
40 15
137 499
5 Cibungbulang
3.266,15 35
15 122
408 6
Ciampea 5.106,45
32 13
102 435
7 Tenjolaya
2.368,00 45
6 40
147 8
Dramaga 2.437,64
42 10
72 313
9 Ciomas
1.630,57 20
6 129
511 10 Tamansari
2.161,40 25
8 91
360 11 Cijeruk
3.166,23 38
9 64
259 12 Cigombong
4.042,52 41
9 80
287 13 Caringin
5.729,29 34
12 81
348 14 Ciawi
2.581,00 27
13 81
330 15 Cisarua
6.373,62 39
10 73
260 16 Megamendung
3.987,38 37
11 55
256 17 Sukaraja
4.297,38 9
13 105
539 18 Babakan Madang
9.871,00 8
9 70
259 19 Sukamakmur
12.678,00 59
10 74
233 20 Cariu
7.366,12 53
10 55
155 21 Tanjungsari
12.998,71 66
10 75
175 22 Jonggol
12.686,00 39
14 119
335 23 Cileungsi
7.378,64 23
12 148
800 24 Klapanunggal
9.764,40 17
9 72
220 25 Gunung Putri
5.628,67 12
10 239
941 26 Citeureup
6.719,00 6
14 110
477 27 Cibinong
4.336,96 12
158 909
28 Bojonggede 2.955,32
21 9
140 724
29 Tajurhalang 2.927,76
15 7
79 352
30 Kemang 6.369,99
20 9
78 305
31 Rancabungur 2.168,67
17 7
51 194
32 Parung 7.376,69
22 9
53 230
33 Ciseeng 3.678,86
47 10
60 252
34 Gunung Sindur 5.126,00
32 10
87 340
35 Rumpin 11.100,77
42 13
109 459
36 Cigudeg 15.889,97
53 15
178 536
37 Sukajaya 7.628,31
55 9
85 282
38 Jasinga 20.806,50
64 16
99 449
39 Tenjolaya 6.444,75
79 9
42 192
40 Parung Panjang 6.259,00
87 11
74 307
Total 266.381,50 1.433
430 3.770
15.124
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Tabel 14. Pembagian Desa Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Bogor
Wilayah Jumlah Kecamatan
Kecamatan dengan DPP
Desa Pusat Pertumbuhan
Barat 13
12 23
Tengah 20
18 23
Timur 7
7 18
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
4.2 Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2010 tercatat sebanyak
4.771.932 jiwa yang terdiri atas 2.452.562 jiwa laki-laki dan 2.319.370 perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 106. Adapun laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bogor sejak tahun 2000 hingga 2010 sebesar 3,15 persen yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami dan migrasi masuk. Jika
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat yang jumlah penduduknya tercatat sebanyak 43.053.732 jiwa, Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk
terbanyak, yakni sebesar 11,08 persen dari total penduduk Jawa Barat. Sementara itu dari 33 provinsi di Indonesia, yang total penduduknya tercatat sebanyak
237.641.326 jiwa, Provinsi Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak, yakni sebesar 18,12 persen. Berdasarkan hal ini dapat
disimpulkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Bogor merupakan jumlah penduduk terbanyak diantara kabupatenkota di Indonesia yakni sekitar 2,01
persen dari total penduduk Indonesia. Keseluruhan penduduk Kabupaten Bogor tersebar di 40 wilayah kecamatan
dengan kepadatan penduduk rata-rata tahun 2010 tercatat sebesar 25,69 jiwa per hektar. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ciomas, yakni 91,48
jiwa per hektar. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Tanjungsari yakni 3,85 jiwa per hektar. Kabupaten Bogor terbagi atas tiga
wilayah, yakni wilayah barat meliputi 13 kecamatan, wilayah tengah meliputi 20 kecamatan dan wilayah timur meliputi tujuh kecamatan. Rata-rata kepadatan
penduduk pada ketiga wilayah ini tidaklah sama, karena penduduk lebih terkonsentrasi di wilayah tengah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9.