Berdasarkan tabel 30 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata Angka Kematian Ibu berada pada angka 285,50 orang, rata-rata APBD Kesehatan
bernilai Rp 112.086,01; rata-rata Pendapatan per Kapita bernilai Rp 9,13 , Rata- rata Lama Sekolah berada pada angka 6,54 tahun dan SDM berada pada angka
1284,63 orang. Tabel 31 Korelasi Pearson antara variabel Angka Kematian Ibu, APBD
Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM
Variabel APBD
Kesehatan Pendapatan
per Kapita Rata-rata
Lama Sekolah
SDM Kesehatan
Angka Kematian Ibu
APBD Kesehatan Pearson
Correlation 1
,992 ,978
,914 -,949
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 Pendapatan per
Kapita Pearson
Correlation ,992
1 ,980
,907 -,946
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 Rata-rata Lama
Sekolah Pearson
Correlation ,978
,980 1
,952 -,978
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 SDM Kesehatan
Pearson Correlation
,914 ,907
,952 1
-,991 Sig. 2-tailed
,000 ,000
,000 ,000
Angka Kematian Ibu Pearson
Correlation -,949
-,946 -,978
-,991 1
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Tabel 31 di atas menunjukkan bahwa variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM memiliki korelasi
hubungan negatif terhadap variabel Angka Kematian Ibu. Seluruh Korelasi tersebut bersifat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Korelasi Pearson
masing-masing variabel terhadap variabel Angka Kematian Ibu sebagai berikut APBD Kesehatan -0,949, Pendapatan per Kapita -0,946 , Rata-rata Lama
Sekolah dan SDM -0,978 dan SDM -0,991 dengan nilai Sig. 2-tailed di bawah 0,005.
Tabel 32. Nilai R dan R Square antara variabel Angka Kematian Ibu, APBD
Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 2
,998
a
,996 ,995
2,77997
a. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita,SDM Kesehatan b. Dependent Variable: Angka Kematian Ibu
Pada tabel 32 terlihat nilai R Square sebesar 0,996. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh secara bersama-sama antara variabel APBD Kesehatan,
Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap variabel Angka Kematian Ibu adalah sebesar 99,6. Sisanya sebesar 0,4 merupakan
besaran pengaruh dari faktor lain selain ketiga variabel tersebut. Besarnya Angka Kematian Ibu sangat dipengaruhi oleh kontribusi keempat variabel tersebut.
Tabel 33.Nilai F Hitung antara variabelAPBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita,
Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap Variabel Angka Kematian Bayi
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
679,565 4
169,891 110,204
,000
b
Residual 16,958
11 1,542
Total 696,522
15
a. Dependent Variable: Angka Kematian Bayi b. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, SDM Kesehatan
Pada tabel 33 tabel ANOVA dapat diketahui nilai F hitung sebesar 110,204 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan hipotesis
sebagai berikut : Ho : Variabel X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y
2
Ha : Variabel X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y
2
maka nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan α = 0,05
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM
berpengaruh signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi. Tabel 34 Nilai t hitung antara variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita,
Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap Variabel Angka Kematian Bayi
Variabel Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
Constant 86,834
11,588 7,494
0,000 APBD Kesehatan
0,00001164 0,000
0,175 0,440
0,669 Pendapatan per Kapita
0,019 0,757
0,011 0,024
0,981 Rata-rata Lama Sekolah
-4,660 2,740
-0,605 -1,701
0,117 SDM Kesehatan
-0,013 0,004
-0,574 -3,376
0,006 a. Dependent Variable: Angka Kematian Bayi
Berdasarkan tabel 34, diperoleh persamaan : Y
2
= 86,834 + 0,00001164X
1
+ 0,19X
2
– 4,660X
3
– 0,013X
4.
Konstanta sebesar 86,834 menunjukkan bahwa jika tidak terdapat kenaikan dari nilai APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita, Rata-rata Lama
Sekolah dan SDM maka Angka Kematian Bayi berada pada angka 86,834. Angka tersebut akan meningkat atau menurun jika terdapat perubahan dari keempat
variabel tersebut. Koefisien regresi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,0001164
menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel tersebut akan memberikan kenaikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi secara tidak
signifikan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,669 yang lebih besar dari 0,05.
Koefisien regresi variabel Pendapatan Per Kapita sebesar 0,19 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel PPK berpotensi meningkatkan
variabel Angka Kematian Bayi namun pengaruh tersebut bersifat tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi variabel PPK sebesar 0,981 yang
lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian, naik turunnya angka Pendapatan per Kapita tidak akan memberi pengaruh terhadap Angka Kematian Bayi.
Koefisien regresi variabel Rata Lama Sekolah sebesar –4,660 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel RLS akan memberikan penurunan sebesar 4,660 pada angka Kematian Bayi. Koefisien variabel RLS
mempengaruhi secara tidak signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel RLS sebesar 0,117 yang lebih
besar daripada 0,005. Koefisien regresi variabel SDM sebesar
–0,13 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel SDM akan memberikan penurunan sebesar
0,13 pada angka Kematian Bayi. Koefisien variabel SDM mempengaruhi secara tidak signifikan mendekati signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi.
Hal ini terlihat dari tingka signifikansi variabel SDM sebesar 0,006 yang lebih besar daripada 0,005.
3. Pengaruh APBDK, PpK, RLS dan SDM terhadap Angka Harapan
Hidup
Persamaan yang digunakan adalah Y
3
=
α
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ Ɛ
3
Tabel 35 Statistik Deskripsi variabel Angka Kematian Ibu, APBD Kesehatan,
Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan
Variabel Satuan
Jumlah Rata-rata
Standar Deviasi Angka Harapan Hidup
Tahun 16
285,5000 37,87171
APBD Kesehatan Milyar Rupiah
16 112085,8750
102223,06025 Pendapatan per Kapita
Juta Rupiah 16
9,1325 3,92069
Rata-rata Lama Sekolah Tahun
16 6,5413
,88392 SDM Kesehatan
Orang 16
1284,6250 304,35612
Berdasarkan tabel 35 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata Angka Kematian Ibu berada pada angka 285,50 orang, rata-rata APBD Kesehatan
bernilai Rp 112.086,01; rata-rata Pendapatan per Kapita bernilai Rp 9,13 , Rata- rata Lama Sekolah berada pada angka 6,54 tahun dan SDM berada pada angka
1284,63 orang. Tabel 36 Korelasi Pearson antara variabel Angka Harapan Hidup, APBD
Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM
Variabel APBD
Kesehatan Pendapatan
per Kapita Rata-rata
Lama Sekolah SDM
Kesehatan Angka
Kematian Ibu
APBD Kesehatan Pearson Correlation 1
,992 ,978
,914 -,949
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 Pendapatan per
Kapita Pearson Correlation
,992 1
,980 ,907
-,946 Sig. 2-tailed
,000 ,000
,000 ,000
Rata-rata Lama Sekolah
Pearson Correlation ,978
,980 1
,952 -,978
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 SDM Kesehatan
Pearson Correlation ,914
,907 ,952
1 -,991
Sig. 2-tailed ,000
,000 ,000
,000 Angka Harapan
Hidup Pearson Correlation
-,949 -,946
-,978 -,991
1 Sig. 2-tailed
,000 ,000
,000 ,000
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Tabel 36 di atas menunjukkan bahwa variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM memiliki korelasi
hubungan negatif terhadap variabel Angka Kematian Ibu. Seluruh Korelasi tersebut bersifat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Korelasi Pearson
masing-masing variabel terhadap variabel Angka Harapan Hidup sebagai berikut APBD Kesehatan -0,949, Pendapatan per Kapita -0,946 , Rata-rata Lama
Sekolah dan SDM -0,978 dan SDM -0,991 dengan nilai Sig. 2-tailed di bawah 0,005.
Tabel 37
Nilai R dan R Square antara variabel Angka Harapan Hidup, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM
Kesehatan
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
,998
a
,996 ,995
2,77997
a. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita,SDM Kesehatan. b. Dependent Variable: Angka Kematian Ibu
Pada tabel 37 terlihat nilai R Square sebesar 0,996. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh secara bersama-sama antara variabel APBD Kesehatan,
Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap variabel Angka Harapan Hidup adalah sebesar 99,6. Sisanya sebesar 0,4 merupakan
besaran pengaruh dari faktor lain selain ketiga variabel tersebut. Besarnya Angka Kematian Ibu sangat dipengaruhi oleh kontribusi keempat variabel tersebut.
Tabel 38 Nilai F Hitung antara variabelAPBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan terhadap Variabel
Angka Harapan Hidup
Variabel Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 21428,990
4 5357,247
693,206 ,000
b
Residual 85,010
11 7,728
Total 21514,000
15
a. Dependent Variable: Angka Harapan Hidup b. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita,SDM Kesehatan
Pada tabel 38 tabel ANOVA dapat diketahui nilai F hitung sebesar 693,206 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan hipotesis
sebagai berikut : Ho : Variabel X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y
3
Ha : Variabel X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y
3
maka nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan α = 0,05
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM
berpengaruh signifikan terhadap variabel Angka Harapan Hidup.
Tabel 39 Nilai T Hitung antara variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per
Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan terhadap Variabel Angka Harapan Hidup
Variabel Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta Constant
468,940 25,945
18,075 0,000
APBD Kesehatan 0,000010003
0,000 0,027
0,169 0,869
Pendapatan per Kapita -1,304
1,696 0-,135
-0,769 0,458
Rata-rata Lama Sekolah -9,967
6,135 0-,233
-1,624 0,133
SDM Kesehatan -0,084
0,009 0-,672
-9,819 0,000
a. Dependent Variable: Angka Harapan Hidup
Berdasarkan tabel 39, diperoleh persamaan : Y
3
= 468,940 + 0,0001X
1
– 1,304X
2
– 9,967X
3
– 0,084X
4.
Konstanta sebesar 468,940 menunjukkan bahwa jika tidak terdapat kenaikan dari nilai APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita, Rata-rata Lama
Sekolah dan SDM maka Angka Harapan Hidup berada pada angka 468,940. Angka tersebut akan meningkat atau menurun jika terdapat perubahan dari
keempat variabel tersebut. Koefisien regresi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,00001 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel tersebut akan memberikan peningkatan sebesar 0,0001 terhadap variabel Angka Harapan Hidup secara tidak
signifikan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,869 yang lebih besar dari 0,05. Peningkatan APBD Kesehatan
berpotensi mengurangi Angka Harapan Hidup jika dikelola secara baik dan benar serta tepat sasaran lihat nilai beta =
–0,027. Koefisien regresi variabel Pendapatan Per Kapita sebesar
– 1,304 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel PPK berpotensi
mengurangi variabel Angka Harapan Hidup namun pengaruh tersebut masih bersifat tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi variabel
PPK sebesar 0,458 yang lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian, naik turunnya angka Pendapatan per Kapita tidak akan memberi pengaruh terhadap
Angka Harapan Hidup namun berpotensi mengurangi Angka Harapan Hidup. Koefisien regresi variabel Rata Lama Sekolah sebesar
–9,967 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel RLS akan memberikan
penurunan sebesar 9,967 pada Angka Harapan Hidup. Koefisien variabel RLS mempengaruhi secara tidak signifikan terhadap variabel Angka Harapan Hidup.
Hal ini terlihat dari tingka signifikansi variabel RLS sebesar 0,113 yang lebih besar daripada 0,005.
Koefisien regresi variabel SDM Kesehatan sebesar –0,84 menyatakan
bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel SDM akan memberikan penurunan sebesar 0,84 pada Angka Harapan Hidup. Koefisien variabel SDM
mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel Angka Harapan Hidup. Hal ini terlihat dari tingka signifikansi variabel SDM sebesar 0,000 yang lebih besar
daripada 0,005.
5.2 Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar di
Kabupaten Bogor Tabel 40. Karakteristik Responden Pengunjung Puskesmas Cibinong, Puskesmas
Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
NO KARAKTERISTIK
INDIKATOR PUSKESMAS
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
TOTAL FREK
FREK FREK
FREK 1
Umur Responden
Kurang dari 20 th 5
7 8
5,00 20 - 30 th
45 38
33 52
42,00 31 - 40 th
27 25
27 20
24,75 41 - 50 th
3 25
28 12
17,00 diatas 50 th
25 7
5 8
11,25 2
Jenis Kelamin Laki
– laki 35
32 24
55 36,50
Perempuan 65
68 76
45 63,50
3 Pendidikan
tdk Tamat SD 3
5 4
15 6,75
Tamat SMP 15
10 55
21 25,25
Tamat SMA 72
65 25
59 55,25
Tamat PT 10
20 16
5 12,75
4 Pekerjaan
PNSTNIPOLRI 15
10 15
9 12,25
Swasta 25
30 45
50 37,50
IRT 55
47 35
30 41,75
PelajarMhs. 5
13 5
11 8,50
Dari Tabel 40 terlihat bahwa umur responden yang paling banyak adalah umur 20
– 30 th 42,00 persen, hal tersebut menunjukan bahwa pasien dengan usia produktif lebih banyak menggunakan puskesmas sebagai tempat berobat,
sedangkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 63,50 persen. Pendidikan terbanyak SMA 55,25 persen dan pekerjaan pasien terbanyak adalah ibu rumah
tangga 41,75 persen, pasien di Puskesmas dikunjungi oleh bermacam-macam jenis pekerjaan.
Tabel 41 Kemudahan Prosedur Pelayanan Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten
Bogor
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 1
tidak Mudah
2 2
1 1
4 4
2 Kurang
Mudah 7
14 78,6
7 14
80,8 2
4 82,4
10 20
77,8
4 Mudah
78 312
75 300
78 312
60 240
5 sangat
Mudah 13
65 18
90 19
95 25
125 100
393 100
404 100
412 100
389
Dari Tabel 41 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua puskesmas yang mendapatkan nilai IKM lebih dari 80 persen, ini artinya
prosedur pelayanan di, Puskesmas Cariu dan Puskesmas Ciseeng telah memudahkan masyarakat pengunjung, atau masyarakat tidak kebingungan saat
berobat di sedangkan untuk Puskesmas.Cibinong 78,6 persen Puskesmas Cigombong IKM 77,8 persen dan belum memenuhi harapan masyarakat.
Tabel 42. Kesesuaian Persyaratan dengan Jenis Pelayanan Puskesmas Cibinong,
Puskesmas Cariu,Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak sesuai
1 1
2 2
1 1
3 3
2 Kurang
sesuai 4
8 79,4
2 4
86,2 3
6 81,8
12 24
78,6
4 Sesuai
87 348
55 220
78 312
59 236
5 Sangat
sesuai 8
40 41
205 18
90 26
130 100
397 100
431 100
409 100
393
Dari Tabel 42 dapat diketahui bahwa kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanan di Puskesmas Cariu telah sesuai dengan harapan pelanggan 86,2
persen, dan Puskesmas Ciseeng namun untuk Puskesmas Cibinong 79,4 persen
dan Puskesmas Cigombong 78,6 persen masih belum sesuai dengan harapan masyarakat.
Tabel 43 . Kejelasan dan kepastian petugas yang melayani Puskesmas Cibinong ,
Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 1
tidak Jelas 4
4 1
1 7
7 1
1 2
Kurang Jelas
6 12
76,8 7
14 81,6
8 16
78,6 12
24 79,2
4 Jelas
82 328
67 268
65 260
59 236
5 sangat
Jelas 8
40 25
125 22
110 27
135 100
384 100
408 102
393 100
396
Dari Tabel 43 diketahui bahwa kejelasan dan kepastian petugas yang melayani, di puskesmas Cariu telah memenuhi harapan pelanggan 81,6 persen,
namun untuk Puskesmas Cibinong 76,8 persen Puskesmas Ciseeng 78,6 persen dan Puskesmas Cigombong 79,2 persen belum memenuhi harapan
masyarakat.
Tabel 44 . Kedisiplinan petugas, Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu,
Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak
Disiplin 2
2 3
3 2
2 3
3 2
Kurang Disiplin
3 6
79,8 8
16 81,2
6 12
79,2 8
16 79,8
4 Disiplin
84 336
58 232
78 312
65 260
5 sangat
Disiplin 11
55 31
155 14
70 24
120 100
399 100
406 100
396 100
399
Dari Tabel 44 diketahui bahwa kedisiplinan petugas yang melayani pasien , di puskesmas Cariu telah memenuhi harapan pelanggan 81,2 persen, namun
untuk Puskesmas Cibinong 79,8 persen, Puskesmas Ciseeng 79,6 persen dan Puskesmas Cigombong 79,8 persen belum memenuhi harapan masyarakat.
Selanjutnya, hasil dari rerpon masyarakat terhadap hal yang berhubungan dengan tingkat tanggung jawab petugas kesehatan akan tanggung jawabnya
terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan pada empat Puskesmas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 45.
Tabel 45 : Tanggung Jawab petugas, Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu,
Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak Tg
Jawab 1
1 3
3 2
2 4
4 2
Kurang Tg.Jawab
3 6
82,2 4
8 83,4
3 6
81,6 6
12 81,2
4 Tanggung
Jawab 81
324 59
236 75
300 60
240 5
sangat Tg.Jawab
16 80
34 170
20 100
30 150
100 411
100 417
100 408
100 406
Dari Tabel 45 dapat diketahui bahwa tanggung jawab petugas dari keempat puskesmas telah memenuhi harapan masyarakat, dan seluruhnya
medapatkan persentasi diatas 80 persen artinya para petugas di keempat puskesmas tersebut bertanggung jawab terhadap tugasnya untuk melayani pasien
dengan baik sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Tabel 46 . Kemampuan Petugas Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu,
Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak Mampu
3 3
1 1
3 3
2 Kurang
Mampu 4
8
82,6
5 10
84,2
3 6
82,8
7 14
80,8
4 Mampu
63 252
60 240
77 308
63 252
5 sangat
Mampu 30
150 34
170 20
100 27
135 100
413 100
421 100
414 100
404
Dari Tabel 46 dapat diketahui bahwa tanggung jawab petugas dari keempat puskesmas seluruhnya medapatkan persentasi diatas 80 persen artinya
para petugas di keempat puskesmas tersebut telah memiliki kemampuan untuk
melayani pasien dengan baik sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing sehingga kemampuan petugasnya memenuhi harapan masyarakat.
Selanjutnya hasil dari rerpon masyarakat terhadap hal yang berhubungan dengan kecepatan petugas kesehatan akan tanggung jawabya terhadap masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan pada empat Puskesmas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 47.
Tabel 47 . Kecepatan Pelayanan Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu,
Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak cepat
2 2
2 2
1 1
5 5
2 Kurang
Cepat 5
10 79,4
8 16
81,8 6
12 80,6
8 16
79,2
4 Cepat
80 320
58 232
75 300
60 240
5 Sangat
Cepat 13
65 32
160 18
90 27
135 100
397 100
409 100
403 100
396
Dari Tabel 47 dapat diketahui bahwa kecepatan pelayanan di Puskesmas Cariu 81,8 persen dan Puskesmas Ciseeng 80,6 persen telah memenuhi
harapan pelanggan, sedangkan Puskesmas Cibinong 70,4 persen dan Puskesmas Cigombong 79,2 persen belum sesuai dengan harapan masyarakat.
Tabel 48. Keadilan untuk mendapatkan pelayanan Puskesmas Cibinong ,
Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA CIBINONG
CARIU CISEENG
CIGOMBONG Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM tidak
Menjawab 1
tidak Adil 2
2 3
3 4
4 5
5 2
Kurang Adil 6
12 78,6
10 20
80,6 8
16 80,4
15 30
79,4
4 Adil
81 324
55 220
58 232
38 152
5 sangat Adil
11 55
32 160
30 150
42 210
100 393
100 403
100 402
100 397
Dari Tabel 48 dapat diketahui bahwa keadilan untuk mendapatkan pelayanan Puskesmas Cariu telah mencapai 80,6 persen dan Puskesmas Ciseeng
80,4 persen hal ini berarti kedua puskesmas tersebut telah memenuhi harapan
masyarakat, sedangkan Puskesmas Cibinong 78,2 persen dan Puskesmas Cigombong 79,4 persen keadilan untuk mendapatkan pelayanan masih belum
sesuai dengan harapan masyarakat. Selanjutnya hasil dari rerpon masyarakat terkhadap hal yang berhubungan dengan tingkat kesopanan dan keramahan
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada empat Puskesmas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 49.
Tabel 49. Kesopanan dan keramahan petugas Puskesmas Cibinong , Puskesmas
Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 1
tidak sopan 2
2 5
5 2
2 5
5 2
Kurang sopan
5 10
79,8 7
14 81,2
6 12
80,8 9
18 77,6
4 Sopan
78 312
53 212
70 280
60 240
5 sangat
Sopan 15
75 35
175 22
110 25
125 100
399 100
406 100
404 100
388
Dari Tabel 49 dapat diketahui bahwa kesopanan dan keramahan petugas Puskesmas Cibinong 79,6 persen dan Puskesmas Cigombong 77,6 persen
belum sesuai dengan harapan masyarakat, sedangkan untuk Puskesmas Cariu 81,2 persen dan Puskesmas Ciseeng 80,8 persen dalam memberikan pelayanan
kepada pasien memiliki tingkat kesopanan dan keramahan yang sudah sesuai dengan harapan masyarakat.
Tabel 50 . Kewajaran biaya Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas
Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor.
SKOR KRITERIA
CIBINONG CARIU
CISEENG CIGOMBONG
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
Frek. SxF
IKM Frek.
SxF IKM
tidak Menjawab
1 tidak Wajar
2 2
2 Kurang
Wajar 4
8 82
6 12
82,6 7
14 81,8
5 10
81,8
4 Wajar
78 312
69 276
70 280
68 272
5 sangat
Wajar 18
90 25
125 23
115 25
125 100
410 100
413 100
409 100
409