Persepsi Masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar di

masyarakat, sedangkan Puskesmas Cibinong 78,2 persen dan Puskesmas Cigombong 79,4 persen keadilan untuk mendapatkan pelayanan masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Selanjutnya hasil dari rerpon masyarakat terkhadap hal yang berhubungan dengan tingkat kesopanan dan keramahan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada empat Puskesmas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Kesopanan dan keramahan petugas Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 1 tidak sopan 2 2 5 5 2 2 5 5 2 Kurang sopan 5 10 79,8 7 14 81,2 6 12 80,8 9 18 77,6 4 Sopan 78 312 53 212 70 280 60 240 5 sangat Sopan 15 75 35 175 22 110 25 125 100 399 100 406 100 404 100 388 Dari Tabel 49 dapat diketahui bahwa kesopanan dan keramahan petugas Puskesmas Cibinong 79,6 persen dan Puskesmas Cigombong 77,6 persen belum sesuai dengan harapan masyarakat, sedangkan untuk Puskesmas Cariu 81,2 persen dan Puskesmas Ciseeng 80,8 persen dalam memberikan pelayanan kepada pasien memiliki tingkat kesopanan dan keramahan yang sudah sesuai dengan harapan masyarakat. Tabel 50 . Kewajaran biaya Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 tidak Wajar 2 2 2 Kurang Wajar 4 8 82 6 12 82,6 7 14 81,8 5 10 81,8 4 Wajar 78 312 69 276 70 280 68 272 5 sangat Wajar 18 90 25 125 23 115 25 125 100 410 100 413 100 409 100 409 Dari Tabel 50 dapat diketahui bahwa kewajaran biaya dari keempat puskesmas mendapatkan persentase diatas angka 80, artinya seluruh Puskesmas telah menerapkan tarif secara wajar dan tidak membani masyarakat dan telah memenuhi harapan masyarakat. Selanjutnya hasil dari rerpon masyarakat terhadap hal yang berhubungan dengan tingkat kesesuaian petugas kesehatan dalam pemungutan tarif sesuai dengan perda pelayanan kesehatan pada empat Puskesmas yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 51. Tabel 51 . Kesuaian biaya dengan Perda Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 1 tidak sesuai 4 4 1 1 3 3 2 Kurang Sesuai 8 16 81,8 8 16 80,6 5 10 81,2 9 18 80,4 4 Sesuai 51 204 68 272 75 300 59 236 5 sangat Sesuai 37 185 23 115 19 95 29 145 100 409 100 403 100 406 100 402 Dari Tabel 51 diatas dapat diketahui bahwa Puskesmas Cibinong dan Puskesmas Cariu Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong telah menarik biaya sesuai dengan Perda nomor 16 tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatan. Tabel 52 . Ketepatan waktu pelayanan Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 1 tidak tepat 4 4 3 3 5 5 2 Kurang Tepat 5 10 79,6 15 30 79,4 10 20 78,6 9 18 77,6 4 Tepat 71 284 58 232 65 260 60 240 5 sangat Tepat 20 100 27 135 22 110 25 125 100 398 100 397 100 393 100 388 Dari Tabel 52 dapat diketahui bahwa ketepatan waktu pelayanan di Puskesmas Cibinong 79,6 persen,Puskesmas Cariu 79,4 persen, Puskesmas Ciseeng 78,6 persen dan Puskesmas Cigombong77,6 persen keempat dari Puskesmas tersebut menunjukkan persentasinya dibawah angka 80 persen khususnya batas waktu pendaftaran bagi pasien hanya dibatasi sampi dengan jam 10.00 WIB sehingga ketepatan waktu pelayanan ini menunjukkan masih belum memenuhi harapan masyarakat. Adapun kenyamanan ruang tunggu dan ruang pelayanan pasien juga dapat mempengaruhi psikologi sehingga menjadi hal yang perlu diperhatian oleh petugas Puskesmas seperti yang terlihat pada Tabel 53. Tabel 53 . Kenyamanan lingkungan Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 tidak Nyaman 10 10 15 15 2 Kurang Nyaman 8 16 73,2 5 10 75,2 2 4 82,8 10 20 81,6 4 Nyaman 70 280 49 196 80 320 57 228 5 sangat Nyaman 12 60 31 155 18 90 32 160 100 366 100 376 100 414 99 408 Dari Tabel 53 dapat diketahui bahwa kenyamanan lingkungan Puskesmas Ciseeng 82,8 persen dan Puskesmas Cigombong 81,6 persen telah sesuai dengan harapan masyarakat, sedangkan Puskesmas Cibinong 73,2 persen dan Puskesmas Cariu 75,2 persen belum memenuhi harapan masyarakat. Tabel 54 . Keamanan lingkungan Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 tidak Aman 5 5 2 Kurang Aman 3 6 81,6 11 22 79,4 1 2 81,8 4 8 85,2 4 Aman 83 332 50 200 88 352 62 248 5 sangat Aman 14 70 34 170 11 55 34 170 100 408 100 397 100 409 100 426 Dari Tabel 54 dapat diketahui bahwa keamanan lingkungan di tiga puskesmas sudah memenuhi harapan pelanggan yaitu Puskesmas Cibinong, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong diatas 80 persen, sedangkan untuk puskesmas Cariu 79,4 persen belum memenuhi harapan masyarakat. Kebersihan lingkungan Puskesmas merupakan faktor yang mendukung dalam pelayanan kesehatan di setiap puskesmas hal ini dapat dilihat pada Tabel 55 seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap masalah tersebut. Tabel 55. Kebersihan lingkungan Puskesmas Puskesmas Cibinong , Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Bogor. SKOR KRITERIA CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM Frek. SxF IKM tidak Menjawab 1 tidak Bersih 9 9 10 10 2 Kurang Bersih 16 32 71,2 15 30 70,4 4 8 82,8 7 14 82 4 Bersih 60 240 63 252 74 296 69 276 5 sangat Bersih 15 75 12 60 22 110 24 120 100 356 100 352 100 414 100 410 Dari Tabel 55 dapat diketahui bahwa kebersihan lingkungan Puskesmas Ciseeng 82,8 persen dan Puskesmas Cigombong 82 persen telah seuai dengan harapan masyarakat, sedangkan Puskesmas Cibinong 71,2 persen dan Puskesmas Cariu 70,4 belum memenuhi harapan Msyarakat. Secara keseluruhan penilaian terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai penilaian agregat komposit dapat dilihat pada Tabel 56. Tabel 56. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik Puskesmas Cibinong, Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong Kabupaten Kabupaten Bogor NO INDIKATOR PELAYANAN PUBLIK IKM IKM IKM IKM IKM CIBINONG CARIU CISEENG CIGOMBONG TOTAL 1 Kemudahan prosedur pelayanan 78,6 80,8 82,4 77,8 79,90 2 Kesesuaian Persyaratan dengan jenis pelayanan 79,4 81,2 81,8 78,6 80,25 3 Kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 76,8 81,6 78,6 79,2 79,05 4 Kedisiplinan Petugas 79,8 78,7 79,2 79,8 79,37 5 Tanggung jawab petugas 82,2 83,4 81,6 81,2 82,10 6 Kemampuan Petugas 82,6 84,2 82,8 80,8 82,60 7 Kecepatan pelayanan 79,4 81,8 80,6 79,2 80,25 8 Keadilan untuk mendapatkan pelayanan 78,6 80,6 80,4 78,2 79,45 9 Kesopanan dan keramahan petugas 79,8 81,2 80,8 77,6 79,85 10 Kewajaran Biaya 82 82,6 81,8 81,8 82,05 11 Kesesuaian biaya dengan Perda 81,8 80,6 81,2 80,4 81,00 12 Ketepatan Waktu Pelayanan 79,6 78,4 78,6 77,6 78,55 13 Kenyamanan lingkungan 73,2 75,2 82,8 81,6 78,20 14 Keamanan lingkungan 82,8 79,4 78,6 77,8 79,65 15 Kebersihan lingkungan 71,2 70,4 82,8 82 76,60 AGREGAT IKM 79,18 80,00 80,93 79,57 79,92 Dari Tabel 56 dapat diketahui bahwa secara kumulatif Indek Kepuasan masyarakat di keempat Puskesmas Cibinong, Puskesmas Cariu, Puskesmas Ciseeng dan Puskesmas Cigombong adalah 79,92 persen , artinya pelayanan kesehatan di Puskesmas belum memenuhi harapan masyarakat. Diantara 4 Puskesmas yang disurvey,Puskesmas Cariu 80,00 persen dan Puskesmas Ciseeng 80,93 persen telah memenuhi harapan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sedangkan Puskesmas Cibinong 79,18 persen, dan Puskesmas Cigombong 79,57 persen dalam memberikan pelayanan kesehatan belum memenuhi harapan masyarakat. Dari hasil survey yang dilakukan di empat wilayah Kecamatan yaitu Puskesmas Cibinong, Puskesmas Cariu, Puskesmas Cigombong dapat diketahui seberapa besar kepuasan masyarakat terhadap program peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas Puskesmas di Kabupaten Bogor telah berjalan dengan baik yang sesuai atau melebihi harapan masyarakat. adapun hasil survey adalah sebagai berikut: 1. Pencapaian hasil pengukuran IKM secara agregat adalah 79,92 persen. Hal ini berarti secara umum pelaksanaan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor belum memenuhi harapan pelanggan, masih masih ada 9 indikator yang belum memenuhi harapan pelanggan yaitu: Kemudahan prosedur pelayanan 79,9 persen, kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 79,05 persen, kedisiplinan petugas 75,37 persen, keadilan untuk mendapatkan pelayanan 79,45 persen, kesopanan dan keramahan petugas 79,85 persen, ketepatan waktu pelayanan 78,55 persen kenyamana lingkungan 78,2 persen, keamanan lingkungan 79,65 persen, dan kebersihan lingkungan 76,6 persen, sedang indikator yang sudah sesuai dengan harapan masyarakat ada 6 yaitu: Kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanan 80,25 persen, tanggung jawab petugas 82,1 persen, kemampuan petugas 82,6 persen, kecepatan pelayanan 80,25 persen kewajaran biaya 82,05 persen, serta kesesuaian biaya dengan perda 81 persen. 2. Puskesmas Cibinong secara kumulatif pelayanan kesehatan yang diberikan belum memenuhi harapan masyarakat 79,18 persen, Hal ini berarti secara umum pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas ini belum memenuhi harapan masyarakat, masih ada 10 indikator yang belum memenuhi harapan pelanggan yaitu: Kemudahan prosedur pelayanan 78,6 persen, kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanan 79,4 persen, kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 78,4 persen, kedisiplinan petugas 79,8 persen, kecepatan pelayanan 79,4 persen , keadilan untuk mendapatkan pelayanan 78,6 persen, kesopanan dan keramahan petugas 79,8 persen, ketepatan waktu pelayanan 79,6 persen, kenyamana lingkungan 73,2 persen, dan kebersihan lingkungan 71,2 persen, sedang indikator yang sudah sesuai dengan harapan pelanggan ada 5 yaitu: tanggung jawab petugas 82,2 persen, kemampuan petugas 82,6 persen, kewajaran biaya 82 persen, kesesuaian biaya dengan perda 81,8 persen, serta keamanan lingkungan 82,8 persen. 3. Puskesmas Cariu secara kumulatif pelayanan kesehatan yang diberikan telah memenuhi harapan pelanggan 80 persen, Hal ini berarti secara umum pelaksanaan pelayanan kesehatan berkualitas di Puskesmas Cariu Kabupaten Bogor sudah memenuhi harapan masyarakat, namun masih terdapat 5 indikator yang belum memenuhi harapan masyarakat yaitu: kedisiplinan petugas 78,7 persen, ketepatan waktu pelayanan 79,4 persen kenyamana lingkungan 75,2 persen, keamanan 79,4 persen, dan kebersihan lingkungan 74,8 persen. 4. Puskesmas Ciseeng secara kumulatif pelayanan kesehatan yang diberikan telah memenuhi harapan masyarakat 80,93 persen, Hal ini berarti secara umum pelaksanaan pelayanan kesehatan berkualitas di Puskesmas Ciseeng Kabupaten Bogor sudah memenuhi harapan masyarakat, namun masih terdapat 4 indikator yang belum memenuhi harapan masyarakat yaitu: kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 78,6 persen, kedisiplina petugas 79,2 persen, ketepatan waktu pelayanan 78,6 persen, keamanan 78,6 persen. 5. Puskesmas Cigombong secara kumulatif pelayanan kesehatan yang diberikan belum memenuhi harapan masyarakat 79,57 persen, Hal ini berarti secara umum pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut belum memenuhi harapan pelanggan , masih ada 9 indikator yang belum memenuhi harapan masyarakat yaitu: Kemudahan prosedur pelayanan 77,8 persen, kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanan 78,6 persen, kejelasan dan kepastian petugas yang melayani 79,2 persen, kedisiplinan petugas 79,8 persen, kecepatan pelayanan 79,2 persen , keadilan untuk mendapatkan pelayanan 78,2 persen, kesopanan dan keramahan petugas 77,6 persen, ketepatan waktu pelayanan 77,6 persen, serta keamanan lingkungan 82,8 persen, sedang indikator yang sudah sesuai dengan harapan masyarakat ada 6 yaitu: tanggung jawab petugas 81,2 persen, kemampuan petugas 80,8 persen, kewajaran biaya 81,8 persen, kesesuaian biaya dengan perda 80,4 persen, kenyamana lingkungan 81,6 persen,serta kebersihan lingkungan puskesmas 82 persen. Demikian hasil survey kepuasan pelanggan di 4 Puskesmas dalam rangka mengukur seberapa besar keberhasilan program peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor.

5.3. Strategi Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bogor

Untuk menentukan alternatif strategi peningkatan pelayanan kesehatan digunakan analisis faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT strenght, weaknesses, opportunities, threats dan untuk menentukan prioritas strategi digunakan analisis quantitative strategic planning matrix QSPM.

5.3.1. Analisis Evaluasi Faktor Internal Eksternal Peningkatan pelayanan

kesehatan di Kabupaten Bogor Identifikasi masalah dari hasil pengamatan, kuesioner dan wawancara dengan stakeholder sebagai responden di lapangan yaitu:1.Kepala Dinas Kesehatan, 2. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, 3. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, 4. Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan, 5.Ketua DPRD dan 6. Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor diperoleh beberapa faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor dapat dituangkan dalam sebuah matriks IFEEFE yang dapat membantu sebagai solusi alternatif strategi yang akan dibuat dalam peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas. Penilaian keterkaitan identifikasi pada matriks IFEEFE ini dilakukan dengan cara pembobotan, pemberian rating dan adanya skornilai yang berpengaruh kepada kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman yang terdapat pada penelitian ini. Tabel 57. Matriks IFE Internal Factor Evaluation Peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor No Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan Strengths 2,029 1. Adanya alokasi Anggaran Kesehatan 0,122 4 0,488 2. Adanya sarana kesehatan 0,117 3 0,351 3. Adanya tenaga kesehatan 0,117 3 0,351 4. Adanya SOP dalam memberikan pelayanan Kesehatan 0,117 3 0,351 5. Adanya wilayah kerja tertentu yang menjadi pangsa pasar puskesmas 0,122 4 0,488 Kelemahan Weaknesses 0,575 1. Upaya kesehatan masih bersifat kuratif 0,085 1 0,085 2. Kurangnya sosialisasi pelayanan kesehatan 0,085 2 0,170 3. Kurangnya pembinaan dan bimbingan teknis terhadap tenaga Medis 0,075 1 0,075 4. Waktu Kerja pelayanan belum efektif 0,085 2 0,170 5. Citra Puskesmas masih kurang baik. 0,075 1 0,075 J u m l a h 1,000 2,604 Hasil akhir analisis matriks IFE Internal Factor Evaluation untuk elemen kekuatan dan kelemahan diperoleh dari indeks akumulatif skor kekuatan sebesar 2,029, sedangkan nilai akhir bobot skor untuk elemen kelemahan sebesar 0,575 . Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk faktor kelemahan. Sedangkan untuk total nilai bobot skor faktor strategis internal sebesar 2,604. Melihat hasil tersebut menunjukkan peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor diatas rata-rata dalam kekuatan internal secara keseluruhannya, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Tabel 58. Matriks EFE External Factor Evaluation Peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang Opportunities 1,837 1. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan BOK 0,116 4 0,464 2. Adanya komitmen dan dukungan politis dari DPRD Kabupaten 0,111 3 0,333 3. Adanya kebijakan otonomi daerah bidang Kesehatan 0,116 4 0,464 4. Adanya alat medis yang semakin modern 0,086 3 0,258 5. Adanya UKBM sebagai bentuk peran serta masyarakat dibidang Kesehatan 0,106 3 0,318 Ancaman Threats 1,122 1. Adanya Kebijakan Zero Growth dan Moratorium PNS 0,111 3 0,333 2. Masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu 0,106 2 0,212 3. Masih Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat 0,081 2 0,162 4. Semakin rendahnya minat masyarakat berobat ke Puskesmas 0,086 2 0,172 5. Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta 0,081 3 0,243 J u m l a h 1,000 2,959 Matriks EFE External Factor Evaluation menggambarkan apa dan bagaimana faktor eksternal yang terdapat pada sebuah organisasi, sehingga dapat membuat keputusan alternatif strategi solusi agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Matriks EFE mempunyai nilai yang dibobot antara nilai 0,0 tidak penting sampai dengan 1,0 terpenting, bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar dapat berhasil dalam organisasi dengan baik. Nilai ratingperingkat dalam EFE antara nilai 1 ancaman utama sampai dengan nilai 4 peluang utama. Hasil akhir analisis matriks EFE Tabel 59 untuk elemen peluang diperoleh dari nilai indeks kumulatif skor sebesar 1,837, sedangkan nilai akhir bobot skor untuk elemen ancaman sebesar 1,122. Hal ini menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang cukup tinggi pada faktor peluang dan respon yang lebih kecil terhadap faktor ancaman. Untuk total nilai bobot skor untuk faktor strategis eksternal sebesar 2,959. Melihat hasil analisis tersebut, dengan nilai bobot skor untuk elemen peluang lebih besar dari bobot skor elemen ancaman, maka strategi peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas di Kabupaten Bogor sangat prospektif sekali karena mampu memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Hal ini, menunjukkan bahwa dalam kajian ini kekuatan eksternal ini memiliki posisi yang kuat karena dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan pengaruh negatif dari ancaman eksternal.

5.3.2. Matrik Internal Eksternal

Analisi matrik IE digunakan untuk mencari strategi umum Grand strategi dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor. TOTAL SKOR EVALUASI FAKTOR Total Skor Evaluasi Faktor Internal 4.0 Kuat 3.0 Rata-rata 2.0 Lemah 1.0 Tinggi Total Skor 3.0 Evaluasi Faktor Sedang Eksternal 2.0 Rendah 1.0 Gambar 23. Matrik IE Peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor I II III Pertumbuhan Pertumbuhan Stabilitas IV V VI Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan 2,604 . 2,959 VII VIII IX Stabilitas Penciutan Likuidasi Matrik IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor total IFE pada sumbu –x dan skor tatal EFE pada sumbu –y. Berdasarkan hasil perhitungan faktor-faktor strategis peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor diperoleh total skor IFE sebesar 2,604 dan total skor EFE sebesar 2,959. Pada Gambar 21, Posisi peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor berada pada posisi sel V, artinya unit yang melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Bogor berada pada posisi pertumbuhan, yaitu dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal menggunakan sumberdayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumberdaya dari luar.

5.3.3. Perumusan Strategi berdasarkan Analisis SWOT

Strategi adalah sekumpulan sasaran yang disertai dengan metode-metode untuk mencapainnya Rustiadi,E, 2011. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka dapat dirumuskan beberapa alternatif strategi yang disajikan pada Gambar 24. IFE Internal Factor Evaluation EFE External Factor Evaluation KEKUATAN S 1. Adanya alokasi Anggaran Kesehatan 2. Adanya sarana kesehatan 3. Adanya tenaga kesehatan 4. Adanya SOP dalam memberikan pelayanan Kesehatan 5. Adanya wilayah kerja tertentu yang menjadi pangsa pasar puskesmas KELEMAHAN W 1. Upaya kesehatan masih bersifat kuratif 2. Kurangnya sosialisasi pelayanan kesehatan 3. Kurangnya pembinaan dan bimbingan teknis terhadap tenaga Medis 4. Waktu Kerja pelayanan belum efektif 5. Citra Puskesmas masih kurang baik. PELUANG O 1. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan BOK 2. Adanya komitmen dan dukungan politis dari DPRD Kabupaten 3. Adanya kebijakan otonomi daerah bidang Kesehatan 4. Adanya alat medis yang semakin modern 5. Adanya UKBM sebagai bentuk peran serta masyarakat dibidang Kesehatan STRATEGI S-O 1. Memprioritaskan Anggaran Kesehatan dari berbagai sumber dana S1, O1, O2, O3 2. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan S2, S3, O3,04 STRATEGI W-O 1. Peningkatan kapabilitas dan kompetensi tenaga kesehatan W3, W4,W5,O3, O4, 2. Penambahan waktu pelayanan Kesehatan W3,W4,O5 ANCAMAN T 1. Adanya Kebijakan Zero Growth dan Moratorium PNS 2. Masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu 3. Masih Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat 4. Semakin rendahnya minat masyarakat berobat ke Puskesmas 5. Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta STRATEGI S-T 1. Peningkatan pemberdayaan kesehatan dan partisipasi masyarakat S1, S3,T1 T2,T3,T4 STRATEGI W – T 1. Menggiatkan promosi kesehatan W1, W2, , T2, T3,T4,T5. Gambar 24. Matriks Analisi SWOT dan perumusan Alternatif Strategi Alternatif strategi peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor ditemukan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap peran dan perkembangan pelaksanaan kegiatan. Berikut ini adalah rumusan strategi yang dihasilkan dari analisis internal dan eksternal, yaitu : a. Strategi S-O Strengths – Opportunities Strategi ini disusun dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas, adanya alokasi Anggaran Kesehatan , adanya sarana kesehatan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, Adanya tenaga kesehatan yang sesuai dengan kompetensinya, adanya standar operasional prosedur dan standar pelayanan minimal sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan, serta adanya wilayah kerja tertentu yang menjadi tugas tanggung jawab dan pangsa pasar puskesmas. Adapunn peluang yang dimiliki dalam meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas adalah adanya Bantuan Operasional Kesehatan BOK dalam mendukung kegiatan pelayanan kesehatan, adanya komitmen dan dukungan politis dari DPRD Kabupaten untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu adanya kebijakan otonomi daerah bidang Kesehatan, serta adanya UKBM sebagai bentuk peran serta masyarakat dibidang Kesehatan. Adapun strategi yang diperoleh adalah: 1 Memprioritaskan anggaran kesehatan dari berbagai sumber dana Strategi ini dilakukan untuk memprioritaskan alokasi anggaran kesehatan dalam penyelenggaraan program-program pembangunan dibidang kesehatan yang didukung secara positif oleh pihak legeslatif dalam penetapan Anggaran kesehatan yang diajukan serta memanfaatkan kibijakan otonomi daerah dalam memprioritaskan pembangunan kesehatan serta memanfaatkan peluang adanya bantuan anggaran kesehatan baik yang bersunber dari Pemerintah pusat, provinsi, bantuan Luar Negeri, dan bantuan dari pihak Swasta. 2 Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan Strategi ini disusun untuk mamanfaatkan sarana kesehatan yang ada agar dapat berfungsi dengan baik, terutama ditujukan untuk merhabilitasi ruang puskesmas yang rusak berat. Disamping itu strategi ini dilakukan pula untuk memanfaatkan peluang adanya alat kesehatan yang semakin modern sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.