3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Data sekunder disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, grafik atau bagan sesuai jenisnya,
selanjutnya diinterpretasikan untuk dapat menunjang dan saling melengkapi dengan data kualitatif guna menjawab permasalahan-permasalahan dalam
penelitian kemudian diolah dengan metode analisis data sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis regresi yang digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dependent dengan menggunakan lebih dari satu
variabel bebas independent . Parameter penting yang dihasilkan dari analisis regresi berganda bermanfaat untuk mengambil kesimpulan adalah : 1 koefisien
determinasi yang menggambarkan persentase keragaman variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas di mana nilai koefisin determinasi semakin
mendekati 100 berarti semakin baik, 2 selang kepercayaan model yang menggambarkan tingkat perbedaan nyata signifikan dari persamaan yang
digunakan yang nilainya biasanya adalah 90 persen – 95 persen : 0,1 atau :
0,05, 3 nilai intersep dan nilai koefisien model beserta selang kepercayaannya masing-masing yang menggambarkan berapa nilai intersep dan nilai koefisien
masing-masing variabel bebas beserta selang kepercayaannya di mana nilai-nilai ini kemudian dapat disusun menjadi sebuah persamaan regresi berganda
Wibowo,2008. Untuk mengetahui faktor - faktor yang berpengaruh terhadap indikator
derajat kesehatan dilakukan analisis regresi berganda dengan menggunakan data time series selama 16 tahun dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2011, variabel
terikat dalam penelitian ini adalah indikator derajat kesehatan dan variabel bebasnya adalah realisasi anggaran kesehatan, pendapatan perkapita dan rata-rata
lama sekolah dan sumberdaya maanusia bidang kesehatan dengan persamaan fungsi regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y1 =
α
+
β
1
x
1
+
β
2
x
2
+
β
3
x
3
+
β
4
x
4
+ Ɛ
Y2 =
α
+
β
1
x
1
+
β
2
x
2
+
β
3
x
3
+
β
4
x
4
+ Ɛ
Y3 =
α
+
β
1
x
1
+
β
2
x
2
+
β
3
x
3
+
β
4
x
4
+ Ɛ
Keterangan:
Y
1
: Angka Kematian Bayi AKB Y
2
: Angka Kematian Ibu AKI Y
3
: Angka Harapan Hidup AHH
α :
Intersep
β
:
Nilai koefisien regresi X
1
: APBD Kesehatan APBDK
X
2
:
Pendapatan perkapita PpK
X
3
:
Rata-Rata Lama Sekolah RLS
X
4
:
Sumberdaya Manusia SDM
Ɛ :
error atau residu
3.5.2 Analisis Presepsi Masyarakat
Pelayanan kesehatan dasar, adalah sebagai salah satu ujung tombak tingkat keberhasilan program peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas yang
diberikan kepada masyarakat oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Untuk mengukur seberapa besar respon masyarakat terhadap program tersebut
dibutuhkan adanya penelitian dengan metode survey dengan kuesioner yang berpedoman berdasarkan Surat Keputusan Menpan.Kep25M.Pan22004, tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM unit pelayanan instansi pemerintah telah ditetapkan Gold Standard BENCHMARK
sebesar 80 , dengan pertimbangan angka tersebut adalah nilai IKM BAIK, karena pelayanan Puskesmas berkualitas adalah Puskesmas yang diharapkan dapat
melayani masyarakat melebihi harapan masyarakat, maka nilai tersebut harus dapat dicapai oleh Puskesmas di Kabupaten Bogor. Adapun variabel pertanyaan
indeks kepuasan masyarakat terdiri dari 15 item yaitu: 1. Kemudahan Prosedur Pelayanan;
2. Kesesuaian persyaratan dengan jenis pelayanan; 3. Kejelasan dan kepastian petugas yang melayani;
4. Kedisiplinan petugas; 5. Tanggung jawab petugas;
6. Kemampuan petugas; 7. Kecepatan pelayanan;
8. Keadilan untuk mendapat pelayanan; 9. Kesopanan dan keramahan petugas;
10.Kewajaran biaya; 11.Kesesuaian biaya dengan Perda;
12.Ketepatan waktu pelayanan; 13.Kenyamanan lingkungan;
14. Keamanan lingkungan; dan 15. Kebersihan lingkungan.
Analisis data primer yang dihasilkan dari survey menggunakan kuesioner pilihan dengan skala LIKERT dengan pemberian skoring. Skor 1 : tidak puas
terhadap pelayanan kesehatan, skor 2 : kurang puas terhadap pelayanan kesehatan, skor 3 : sengaja dihilangkan untuk menghindari central tendency, skor 4 : puas
terhadap pelayanan kesehatan, dan skor 5 : sangat puas terhadap pelayanan kesehatan. Kuesioner yang telah diisi dilakukan pembersihan data dan diberi
koding, kemudian dientry ke software exel berdasarkan koding yang telah dibuat. Untuk penghitungan Indeks Kepuasan Masyarakat dengan rumus sebagai berikut
: 1. untuk jawaban abstain tidak mengisi diberi skor 0
2. untuk ”tidak ... = 1, ”kurang ... = 2, ”puas” = 4 dan sangat ... = 5. 3. Semua pilihan jawaban responden frekuensi, masing-masing dikalikan dengan
skor sehingga diperoleh nilai . Contoh item pertanyaan nomor 1 tentang kemudahan prosedur pelayanan. Dari 100 responden : 2
memilih ”tidak mudah”, 2 memilih ”kurang mudah”, 83 memilih ”mudah” dan 13 memilih
”sangat mudah”. Dengan demikian nilai yang diperoleh dari item pertanyaan
nomor 1 adalah: 2 x 1 + 2 x 2 + 83 x 4 13 x 5 = 403. Selanjutnya dihitung Indeks Kepuasan Masyarakat dengan formula sebagai berikut :
IKM = F0 x S0 + F1 x S1 + F2 x S2 + F4 x S4 + F5 x S5 X 100 Σ F x 5
Keterangan : F0 = Jumlah Frekuensi responden yang tidak menjawab 0
F1 = Jumlah responden yang menjawab ”tidak......” skor 1 F2 = Jumlah responden yang menjawab ”kurang......” skor 2
F4 = Jumlah responden yang menjawab ”puas” skor 4 F5 = Jumlah responden yang menjawab ”sangat ......” skor 5
S0-5 = Skor 1,2,4 dan 5 Σ F = jumlah total responden total frekuensi
Dari contoh item pertanyaan nomor 1 di atas, maka Indeks Kepuasan Masyarakat untuk kemudahan prosedur yang dicapai adalah :
403 IKM
– Kemudahan Prosedur = x 100 = 80,6 100 x 5
3.6 Strategi Perancangan Program
Strategi
perancangan program dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor, digunakan analisis faktor internal dan eksternal
yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT strengths, weaknesses, opportunities,threat dan untuk menentukan prioritas
strategi digunakan analisis quantitative strategic planning matrix QSPM. 1. Analisis Faktor Internal
Analisis internal dilakukan untuk memperoleh faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang harus diatasi. Faktor tersebut dievaluasi
dengan menggunakan matriks IFE Internal Faktor Evaluation dengan langkah sebagai berikut David, 2002 :
a. Menentukan faktor kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses dengan responden terbatas.
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal bobot. Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau
pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah sebagai berikut : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor
horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor vertikal dan 0 jika vertikal kurang penting daripada faktor horizontal.