Tabel 14.  Pembagian Desa Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Bogor
Wilayah Jumlah Kecamatan
Kecamatan dengan DPP
Desa Pusat Pertumbuhan
Barat 13
12 23
Tengah 20
18 23
Timur 7
7 18
Sumber :  Badan Pusat Statistik  Kabupaten Bogor, 2011
4.2  Kondisi Kependudukan
Jumlah  penduduk  Kabupaten  Bogor  pada  tahun  2010  tercatat  sebanyak
4.771.932  jiwa  yang  terdiri  atas  2.452.562  jiwa  laki-laki  dan  2.319.370 perempuan  dengan  rasio  jenis  kelamin  sebesar  106.  Adapun  laju  pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Bogor sejak tahun 2000 hingga 2010 sebesar 3,15 persen yang  dipengaruhi  oleh  pertumbuhan  penduduk  alami  dan  migrasi  masuk.    Jika
dibandingkan  dengan  Provinsi  Jawa  Barat  yang  jumlah  penduduknya  tercatat sebanyak  43.053.732  jiwa,  Kabupaten  Bogor  memiliki  jumlah  penduduk
terbanyak, yakni sebesar 11,08 persen dari total penduduk Jawa Barat. Sementara itu  dari  33  provinsi  di  Indonesia,  yang  total  penduduknya  tercatat  sebanyak
237.641.326  jiwa,  Provinsi  Jawa  Barat  tercatat  sebagai  provinsi  dengan  jumlah penduduk  terbanyak,  yakni  sebesar  18,12  persen.  Berdasarkan  hal  ini  dapat
disimpulkan  bahwa  jumlah  penduduk  Kabupaten  Bogor  merupakan  jumlah penduduk  terbanyak  diantara  kabupatenkota  di  Indonesia  yakni  sekitar  2,01
persen dari total penduduk Indonesia. Keseluruhan penduduk Kabupaten Bogor tersebar di 40 wilayah kecamatan
dengan  kepadatan  penduduk  rata-rata  tahun  2010  tercatat  sebesar  25,69  jiwa  per hektar. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ciomas, yakni 91,48
jiwa per hektar. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di  Kecamatan Tanjungsari  yakni  3,85  jiwa  per  hektar.  Kabupaten  Bogor  terbagi  atas  tiga
wilayah, yakni wilayah barat meliputi 13 kecamatan, wilayah tengah meliputi 20 kecamatan  dan  wilayah  timur  meliputi  tujuh  kecamatan.  Rata-rata  kepadatan
penduduk  pada  ketiga  wilayah  ini  tidaklah  sama,  karena  penduduk  lebih terkonsentrasi di wilayah tengah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 9.  Kepadatan Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Wilayah
Terkonsentrasinya  sebagian  besar  penduduk  di  wilayah  tengah  yakni sebanyak  34,61  persen  dari  total  penduduk  Kabupaten  Bogor  bisa  jadi
dipengaruhi  oleh  ketersediaan  fasilitas  dan  aksesibilitas  pelayanan,  sehingga memudahkan  penduduk  untuk  memenuhi  semua  kebutuhannya.  Dilihat  dari
struktur  penduduk,  mayoritas  penduduk  Kabupaten  Bogor  berusia  produktif  15- 64 tahun yakni sebesar 64,16 persen dari total penduduk yang ada. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 10.
Sumber :  Badan Pusat Statistik  Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 10.  Struktur Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2010
Kondisi  struktur  penduduk  Kabupaten  Bogor  seperti  yang  disajikan  pada Gambar 8, berkonsekuensi pada rasio beban tanggungan penduduk usia produktif
yakni  sebesar  55,86  persen,  artinya  setiap  seratus  penduduk  Kabupaten  Bogor yang berusia produktif menanggung hampir 56 jiwa penduduk usia tidak produktif
yang didominasi oleh penduduk usia 0-14 tahun. Di sisi lain, dari total penduduk usia produktif, sebanyak 56,26 persen merupakan penduduk yang bekerja. Sektor
pekerjaan yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yakni sebanyak 24,96 persen dari total penduduk yang bekerja. Hal
ini  bisa  menunjukkan  bahwa  pengaruh  letak  geografis  Kabupaten  Bogor  yang berdekatan  dengan  ibukota  negara  dapat  dicirikan  oleh  besarnya  jumlah  tenaga
kerja  yang bekerja pada  sektor non pertanian.  Hal  ini dapat  dilihat pada Gambar 11.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 11. Persentase Penduduk Kabupaten Bogor yang Bekerja Menurut Sektor Tahun 2010
Banyaknya jumlah penduduk usia produktif dengan rasio beban tanggungan yang cukup besar, di satu sisi menimbulkan masalah kependudukan lainnya, yaitu
masalah  pengangguran  dan  kemiskinan.  Hal  ini  disebabkan  karena  tidak  semua penduduk usia produktif yang bekerja atau mendapatkan pekerjaan.  Hingga tahun
2010  pengangguran  terbuka  tercatat  sebanyak  10,64  persen,  sedangkan  jumlah penduduk  miskin  tercatat  9,97  persen  dari  total  penduduk  Kabupaten  Bogor.  Di
sisi  lain  sebanyak  23,16  persen  penduduk  Kabupaten  Bogor  rawan  terhadap kemiskinan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 12.  Permasalahan Kependudukan di Kabupaten Bogor Tahun 2010
4.3  Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian di Kabupaten Bogor sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi  perekonomian  Jakarta  sebagai  ibukota  negara,  karena  jarak  Kabupaten
Bogor  dengan  Jakarta  yang  cukup  dekat.  Pertumbuhan  ekonomi  di  Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi.  Rata-rata pertumbuhan ekonomi
lima tahun terakhir 2006-2010 tercatat sebesar 5,41 persen. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 13.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 13.  Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun 2006-2010
Indikator  perekonomian  di  Kabupaten  Bogor  juga  terlihat  dari  besarnya Produk  Domestik  Regional  Bruto  PDRB.  Perkembangan  PDRB  dan  PDRB
perkapita berdasarkan atas harga berlaku dan harga konstan ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.  PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007-2010
PDRB juta Rp Tahun
2007 2008
2009 2010
PDRB atas harga berlaku 51.280.219,68
58.389.411,43 66.083.788,55
73.800.700,55 PDRB atas harga konstan
2.8151.318,85 29.721.698,04
30.952.137,83 32.526.449,67
PDRB perkapita atas harga berlaku
11.731.342,36 12.959.070,42
14.232.423,29 15.465.580,93
PDRB perkapita atas harga konstan
6.440.158,82 6.596.497,01
6.666.142,13 6.816.201,42
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Berdasarkan  data  pada  Tabel  13,  terlihat  bahwa  sejak  tahun  2007  hingga tahun  2010  terjadi  peningkatan  nilai  PDRB  maupun  PDRB  perkapita.  Namun
apabila  dilihat  dari  laju  pertumbuhannya,  ternyata  PDRB  kabupaten  Bogor  atas harga  berlaku  tahun  2010  mengalami  penurunan  dari  tahun  2007  sebesar  0,02
poin. PDRB atas harga konstan turun sebesar 0,01 poin, dan PDRB perkapita atas harga berlaku juga turun sebesar 0,01 poin. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 14.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 14.  Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007-2010
Sementara  itu,  laju  inflasi  di  Kabupaten  Bogor  dari  tahun  2006-2010 berfluktuasi  dengan  laju  tertinggi  terjadi  pada  tahun  2008.  Secara  rata-rata,  laju
inflasi  di  Kabupaten  Bogor  tahun  2006-2010  mencapai  sebesar  6,14  persen.  Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 15.
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011
Gambar 15.  Laju Inflasi di Kabupaten Bogor Tahun 2006-2010
4.4  Kondisi Sosial
Keberhasilan  pembangunan  di  Kabupaten  Bogor  dari  sudut  pandang  sosial dapat  dilihat  dari  berbagai  hal,  diantaranya  adalah  capaian  Indeks  Pembangunan
Manusia  IPM  terutama  pada  aspek  kesehatan  dan  pendidikan.  Hingga  tahun 2010  IPM  Kabupaten  Bogor  mencapai  72,16  poin.  Perkembangan  capaian  IPM
tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16.  Capaian IPM Kabupaten Bogor Tahun 2007-2010
Tahun IPM
Angka Harapan
Hidup Angka
Melek Huruf
Rata-rata Lama Sekolah
Kemampuan Daya Beli
IPM 2007
67,63 93,59
7,20 623,09
70,08 2008
68,03 93,59
7,20 627,74
70,66 2009
68,44 94,29
7,54 628,34
71,35 2010
68,86 95,02
7,98 629,62
72,16
Sumber :  Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011