Kondisi Sumber Daya Kesehatan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011 Gambar 18. Anggaran Kesehatan Kabupaten Bogor bersumber dari Bantuan Luar Negeri BLN Tahun 2006 - 2010 Anggaran kesehatan Kabupaten Bogor yang berasal dari APBN selama 5 tahun terakhir cenderung meningkat , Rp. 412.879.795.000,- pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 41.808.799.061,- tahun 2010 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19. Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011 Gambar 19. Anggaran Kesehatan Kabupaten Bogor bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Tahun 2006 - 2010 Anggaran pembangunan kesehatan yang berasal dari APBD Provinsi juga mengalami fluktuasi, yaitu tahun 2006 sebesar Rp.3.673.672.000,-pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 4.416.154.000,- dan pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp.904.500.310,- tahun 2009 kembali meningkat menjadi Rp. 2.887.836.000,- dan pada tahun 2010 meningkat secara drastis menjadi Rp. 54.777.267.000 ,-seperti yang terlihat pada Gambar 20. Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011 Gambar 20. Anggaran Kesehatan Kabupaten Bogor bersumber dari APBD Provinsi Tahun 2006-2010 Adapun anggaran pembangunan kesehatan Kabupaten Bogor yang berasal dari APBD Kabupaten memperlihatkan kecenderungan meningkat dimana pada tahun 2006 APBD Kabupaten Bogor sebesar Rp. 163.074.491.000 meningkat menjadi Rp.286.156.401.000 tahun 2010, seperti pada Gambar 21. Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2011 Gambar 21 . Anggaran Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bogor Tahun 2006 -2010 Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Bogor yang berasal dari APBD Kabupaten menunjukkan peningkatan yang signifikan dan tetap lebih besar dibandingkan dengan anggaran kesehatan yang berasal dari APBN, APBD Propinsi maupun Bantuan Luar Negeri . Hal ini disebabkan dengan adanya UU No.22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah sehingga kabupaten mempunyai wewenang untuk mengatur keuangannya sendiri. Total anggaran kesehatan Kabupaten Bogor yang bersumber dari APBD Kabupaten Bogor sebesar Rp. 286.156.401.000,- dan total APBD Kabupaten Bogor sebesar Rp. 2.785.944.410.000,- berdasarkan data-data tersebut maka proporsi anggaran kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2010 sebesar 10,27 persen, masih jauh dari proporsi anggaran yang direkomendasikan yaitu 15 persen. Namun bila di jumlah seluruhnya yaitu ditambah dengan bantuan dari APBN,APBD Propinsi dan Bantuan Luar Negeri seluruh anggaran kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2010 sebesar Rp.383.894.268.061,- maka proporsi anggaran kesehatan adalah 13,78 persen. Hal tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 22. Gambar 22 . Persentase Anggaran Kesehatan pada APBD dari seluruh sumber anggaran Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2007 -2010

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor-faktor yang mempegaruhi Indikator Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan memiliki indikator tunggal yaitu Angka Harapan Hidup AHH. Angka harapan hidup yang dimaksud dalam hal ini adalah angka harapan hidup waktu lahir yaitu perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Besaran AHH dipengaruhi oleh angka kematian bayi AKB dan angka kematian ibu saat melahirkan AKI. Angka kematian bayi adalah besarnya kemungkinan bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun yang dinyatakan per seribu kelahiran hidup. Penyebab langsung yang mempengaruhi AKB antara lain adalah tingkat gizi bayi sedangkan penyebab yang mempengaruhi AKI adalah tingkat gizi dan usia ibu saat mengandung. Semakin baik tingkat gizi dipastikan akan semakin mengurangi Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu. Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu adalah ketersediaan tenaga medis, sebaran sarana dan prasarana kesehatan serta kemampuan masyarakat untuk membiayai layanan kesehatan. Faktor ketersediaan tenaga medis yang memadai dan sebaran sarana kesehatan yang merata ke setiap wilayah akan semakin mengurangi Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu. Adapun faktor kemampuan membiayai kesehatan adalah juga faktor yang sangat penting, semakin baik daya beli masyarakat maka akan semakin mudah membiayai pelayanan kesehatan yang diperlukan. Penyebab mendasar dari semua hal yang mempengaruhi derajat kesehatan sebenarnya adalah budaya hidup sehat dan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal. Penyebab mendasar lainnya adalah kemiskinan, kelembagaan masyarakat dan kemudahan menjangkau fasilitas kesehatan. Kemiskinan dan budaya hidup sehat saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin tinggi kemiskinan akan semakin sulit budaya hidup sehat diterapkan. Pada masyarakat yang budaya hidup sehatnya baik, kelembagaan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan akan mudah terbentuk. Nilai-nilai seperti kewajiban menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya hingga pembentukan lembaga sosial yang mengurusi soal kesehatan adalah contoh kelembagaan kesehatan yang ada di masyarakat. Dewasa ini faktor yang menjadi pengaruh terhadap tinggi rendahnya indikator derajat kesehatan diduga dipengaruhi oleh besar kecilnya alokasi anggaran kesehatan, karena suksesnya program pemeliharaan sautu daerah sangat tergantung dari keperpihakan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran pembangunan dibidang kesehatan, disamping itu dalam penelitian ini digunakan variabel pendapatan perkapita pertahun dan realisasi rata-rata lama sekolah dan ketersediaan tenaga kesehatan atau SDM kesehatan yang diduga memiliki pengaruh terhadap pencapaian Indikator Derajat kesehatan di Kabupaten Bogor, digunakan alat analisis regresi linier berganda dengan hasil sebagai berikut:

1. Pengaruh APBDK, PpK, RLS dan SDM terhadap Angka Kematian Bayi

Persamaan yang digunakan adalah Y 1 = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + Ɛ 1 Tabel 26 Statistik Deskripsi variabel Angka Kematian Bayi, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan Variabel Satuan Rata-rata Standar Deviasi N Angka Kematian Bayi Per 100.000 kelahiran 51,67 6,81 16 APBD Kesehatan Milyar Rupiah 112.085,8 8 102.223,06 16 Pendapatan per Kapita Juta Rupiah 9,13 3,92069 16 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 6,54 0,88 16 Sumber Daya Manusia Kesehatan Orang 1.284,63 304,36 16 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata Angka Kematian Bayi berada pada angka 51,67, rata-rata APBD Kesehatan bernilai Rp 112.085,88, rata-rata Pendapatan per Kapita bernilai Rp 9,13, rata-rata Lama Sekolah berada pada angka 6,54 tahun dan rata-rata SDM berada pada angka 1.284,63.. Tabel 27. Korelasi Pearson antara variabel Angka Kematian Bayi, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita dan Rata-rata Lama Sekolah APBD Kesehatan Pendapatan per Kapita Rata-rata Lama Sekolah SDM Kesehatan Angka Kematian Bayi APBD Kesehatan Pearson Correlation 1 ,992 ,978 ,914 -,931 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Pendapatan per Kapita Pearson Correlation ,992 1 ,980 ,907 -,929 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Rata-rata Lama Sekolah Pearson Correlation ,978 ,980 1 ,952 -,969 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 SDM Kesehatan Pearson Correlation ,914 ,907 ,952 1 -,980 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Angka Kematian Bayi Pearson Correlation -,931 -,929 -,969 -,980 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel 27 di atas menunjukkan bahwa variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, Rata Lama Sekolah dan SDM memiliki korelasi hubungan negatif terhadap variabel Angka Kematian Bayi. Seluruh Korelasi tersebut bersifat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Korelasi Pearson masing-masing variabel terhadap variabel Angka Kematian Bayi sebagai berikut APBD Kesehatan -0,931, Pendapatan per Kapita -0,929, Rata-rata Lama Sekolah -0,969 dan SDM -0,980 dengan nilai Sig. 2-tailed di bawah 0,005. Tabel 28 Nilai R dan R Square antara variabel Angka Kematian Bayi, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,988 a ,976 ,967 1,24162 a. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, SDM Kesehatan b. Dependent Variable: Angka Kematian Bayi Pada Tabel 28 terlihat nilai R Square sebesar 0,976. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh secara bersama-sama antara variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, Rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan terhadap variabel Angka Kematian Bayi adalah sebesar 97,6. Sisanya sebesar 2,4 merupakan besaran pengaruh dari faktor lain selain ketiga variabel tersebut. Sehingga dapat dimaknai bahwa keempat variabel tersebut berkontribusi besar terhadap penentuan angka kematian bayi. Tabel 28.Nilai F Hitung antara variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap Variabel Angka Kematian Bayi Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 679,565 4 169,891 110,204 ,000 b Residual 16,958 11 1,542 Total 696,522 15 a. Dependent Variable: Angka Kematian Bayi b. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita, SDM Kesehatan Pada Tabel 28 tabel ANOVA dapat diketahui nilai F hitung sebesar 110,204 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : Variabel X 1 , X 2 , X 3 dan X 4 tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y 1 Ha : Variabel X 1 , X 2 , X 3 dan X 4 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y 1 maka nilai signifikansi yang lebih kecil dibandingkan dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM berpengaruh signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi. Tabel 29 Nilai t hitung antara variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM terhadap Variabel Angka Kematian Bayi Variabel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Constant 86,834 11,588 7,494 ,000 APBD Kesehatan 0,00001164 ,000 ,175 ,440 ,669 Pendapatan per Kapita ,019 ,757 ,011 ,024 ,981 Rata-rata Lama Sekolah -4,660 2,740 -,605 -1,701 ,117 SDM Kesehatan -,013 ,004 -,574 -3,376 ,006 a. Dependent Variable: Angka Kematian Bayi Berdasarkan tabel 29, diperoleh persamaan: Y 1 = 86,834 + 0,00001164X 1 + 0,19X 2 – 4,660X 3 – 0,013X 4. Konstanta sebesar 86,834 menunjukkan bahwa jika tidak terdapat kenaikan dari nilai APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita, Rata-rata Lama Sekolah dan SDM maka Angka Kematian Bayi berada pada angka 86,834. Angka tersebut akan meningkat atau menurun jika terdapat perubahan dari keempat variabel tersebut. Koefisien regresi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,0001164 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel tersebut akan memberikan kenaikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi secara tidak signifikan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel APBD Kesehatan sebesar 0,669 yang lebih besar dari 0,05. Koefisien regresi variabel Pendapatan Per Kapita sebesar 0,19 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel PPK berpotensi meningkatkan variabel Angka Kematian Bayi namun pengaruh tersebut bersifat tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi variabel PPK sebesar 0,981 yang lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian, naik turunnya angka Pendapatan per Kapita tidak akan memberi pengaruh terhadap Angka Kematian Bayi. Koefisien regresi variabel Rata Lama Sekolah sebesar –4,660 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel RLS akan memberikan penurunan sebesar 4,660 pada angka Kematian Bayi. Koefisien variabel RLS mempengaruhi secara tidak signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayi. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel RLS sebesar 0,117 yang lebih besar daripada 0,005. Koefisien regresi variabel SDM sebesar –0,13 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel SDM akan memberikan penurunan sebesar 0,13 pada angka Kematian Bayi. Koefisien variabel SDM mempengaruhi secara tidak signifikan mendekati signifikan terhadap variabel Angka Kematian Bayo. Hal ini terlihat dari tingka signifikansi variabel RLS sebesar 0,006 yang lebih besar daripada 0,005.

2. Pengaruh APBDK, PpK, RLS dan SDM terhadap Angka Kematian Ibu

Persamaan yang digunakan adalah Y 2 = α+ β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + Ɛ 2 Tabel 30 Statistik Deskripsi variabel Angka Kematian Ibu, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan Variabel Satuan Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Angka Kematian Ibu Per 1000. kelahiran 16 285,5000 37,87171 APBD Kesehatan Milyar Rupiah 16 112085,8750 102223,06025 Pendapatan per Kapita Juta Rupiah 16 9,1325 3,92069 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 16 6,5413 ,88392 SDM Kesehatan Orang 16 1284,6250 304,35612 Berdasarkan tabel 30 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata Angka Kematian Ibu berada pada angka 285,50 orang, rata-rata APBD Kesehatan bernilai Rp 112.086,01; rata-rata Pendapatan per Kapita bernilai Rp 9,13 , Rata- rata Lama Sekolah berada pada angka 6,54 tahun dan SDM berada pada angka 1284,63 orang. Tabel 31 Korelasi Pearson antara variabel Angka Kematian Ibu, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Variabel APBD Kesehatan Pendapatan per Kapita Rata-rata Lama Sekolah SDM Kesehatan Angka Kematian Ibu APBD Kesehatan Pearson Correlation 1 ,992 ,978 ,914 -,949 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Pendapatan per Kapita Pearson Correlation ,992 1 ,980 ,907 -,946 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Rata-rata Lama Sekolah Pearson Correlation ,978 ,980 1 ,952 -,978 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 SDM Kesehatan Pearson Correlation ,914 ,907 ,952 1 -,991 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 Angka Kematian Ibu Pearson Correlation -,949 -,946 -,978 -,991 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 ,000 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel 31 di atas menunjukkan bahwa variabel APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM memiliki korelasi hubungan negatif terhadap variabel Angka Kematian Ibu. Seluruh Korelasi tersebut bersifat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Korelasi Pearson masing-masing variabel terhadap variabel Angka Kematian Ibu sebagai berikut APBD Kesehatan -0,949, Pendapatan per Kapita -0,946 , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM -0,978 dan SDM -0,991 dengan nilai Sig. 2-tailed di bawah 0,005. Tabel 32. Nilai R dan R Square antara variabel Angka Kematian Ibu, APBD Kesehatan, Pendapatan per Kapita , Rata-rata Lama Sekolah dan SDM Kesehatan Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 2 ,998 a ,996 ,995 2,77997 a. Predictors: Constant, Rata-rata Lama Sekolah, APBD Kesehatan, Pendapatan Per Kapita,SDM Kesehatan b. Dependent Variable: Angka Kematian Ibu