Pengolahan Data Arus Metode Pengolahan Data .1 Metode IDW

k = Jumlah kelas kesesuaian lahan yang diinginkan

3.5.2 Pengolahan Data Arus

Arus merupakan suatu parameter fisik yang tidak lepas dari fenomena yang terjadi di laut. Data arus yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui JODC Japan Oceanographic Data Center dalam kurun waktu 4 tahun 1990 – 1993 pada bulan Maret dan April. Data arus didukung oleh faktor pembangkit arus berupa data sekunder angin dan pasang surut. Data sekunder angin diperoleh dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts melalui www.ecmwf.int. Data pasang surut diperoleh dari buku ramalan pasut Dishidros TNI-AL, dengan analisis tipe pasut selama 15 hari pada bulan Maret dan April 2012. Diagram alir pengolahan arus beserta faktor pembangkitnya ditampilkan pada Gambar 7. Angin yang merupakan pembangkit arus permukaan, sangat menentukan besar atau kecilnya kecepatan arus yang terbentuk. Pada penelitian ini, data angin yang diunduh disesuaikan dengan bulan pengambilan data di lapangan, yaitu pada bulan Maret dan April 2012. Data yang telah di unduh filenya berformat Netcdf .nc, oleh karena itu digunakan perangkat lunak pengolah data angin untuk mengubah formatnya menjadi .txt agar bisa diolah lebih lanjut. Data angin tersebut dipilih komponen bujur, lintang, zonal u, dan meridional v yang selanjutnya komponen u dikonversi menjadi arah ® dengan kisaran 0 – 360 dan komponen v menjadi nilai kecepatan θ dengan satuan ms, disimpan dalam format xls, kemudian diolah dengan perangkat lunak. 2 2 1 1 S M O K F    Gambar 7. Diagram alir pengolahan data arus permukaan Data pasang surut adalah data ramalan yang diolah dengan perangkat lunak. Data pasut yang digunakan adalah data ramalan pasut harian 15 hari. Satuan pasut yang digunakan adalah cm. Analisis data pasut dengan perangkat lunak akan menghasilkan konstanta pasut K1, O1, M2, dan S2. Penentuan tipe pasut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Formzahl sebagai berikut: ……………… 3 Keterangan : F = nilai Formzahl K 1 dan O 1 = 29mplitude komponen pasut diurnal M 2 dan S 2 = 29mplitude komponen pasut semidiurnal Kisaran nilai Formzahl adalah sebagai berikut: 0.00 F ≤ 0,25 = tipe pasut semidiurnal ganda 0,25 F ≤ 1,50 = tipe pasut campuran cenderung semidiurnal 1,50 F ≤ 3,00 = tipe pasut campuran cenderung diurnal F ≥ 3,00 = tipe pasut diurnal tunggal 30 Tabel 3. Matriks Kesesuaian Daerah Potensi Abalon No. Parameter Bobot Satuan Sangat Potensial SP Skor Potensial P Skor Tidak Potensial TP Skor 1. Suhu 4 10 o C 27.5 – 28.5 3 28.5 – 30 2 27.5 - 30 1 2. Salinitas 2 4 10 ‰ 33-35 3 31-33 2 31 dan 35 1 3. pH 1 3 14 - 7.5 – 8.5 3 7 – 7.5 2 7 dan 8.5 1 4. DO 4 14 mgl 7 3 5 – 7 2 5 1 5. Kecerahan 3 8 m 5 3 1-5 2 1 1 6. Kedalaman rata-rata 5 12 m 3 – 5 3 1-3 2 1 1 7. Jumlah abalon 6 4 individu 3 3 1 – 3 2 1 1 8. Tipe substrat 2 7 16 - Batuan berkarangrubble, Batu 3 Batu berpasir, Rubble berpasir 2 Pasir campuran 1 9. Arus 8 12 ms 0.35 – 0.5 3 0.2 – 0.35 2 0.2 dan 0.5 1 Sumber : Dimodifikasi dari Effendi 2003 1 , Fallu 1991 2 , Menteri Lingkungan Hidup 2004 3 , Setyono 2010 4 , data ramalan pasut Dishidros TNI-AL 5 , wawancara dengan ahli metode expert judgement LIPI 6 , Lafferty , et al. 2003 7 , Tahang , et al. 2006 8 . 3.5.3 Pengolahan Citra Satelit Landsat 7+ETM