Kuta, Jereweh, dan Kertasari. Daerah Teluk Jor dan Gerupuk termasuk daerah dengan kesuburan perairan yang sedang.
4.1.4 Kondisi Arus secara Umum di Perairan Lombok dan Sumbawa
Arus yang paling mudah dilihat adalah arus di permukaan laut Nontji 2005. Arus laut merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap
kehidupan abalon, karena arus berperan dalam transportasi oksigen dan unsur hara di perairan. Abalon menyukai tipe perairan yang berarus Fallu 1991. Daerah
yang berombak dan berarus akan memberikan masukan oksigen kedalam perairan. Kecepatan arus secara umum di Perairan Selat Alas pada bulan Maret Gambar
16a sebesar 2 ms sampai 2,5 ms dengan arah arus menuju ke Timur. Biasanya pada musim pancaroba di lepas pantai utara Jawa arus masih mengalir ke Timur
Nontji 2005. Kecepatan arus tersebut tergolong tinggi, hal ini disebabkan oleh letak perairan berupa selat sempit, sehingga banyak massa air yang mengalir
kesana yang kemudian bermuara ke wilayah yang lebih besar yaitu Samudera Hindia. Perairan sepanjang Selat Alas merupakan daerah yang berpotensi sebagai
habitat abalon, karena memiliki kecepatan arus yang tinggi. Pergerakan arus permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
angin dan pasang surut. Angin merupakan salah satu faktor penentu kecepatan arus di permukaan. Indonesia memiliki pola angin yang dipengaruhi oleh musim
angin monsoon. Angin yang bertiup cenderung mendorong bagian permukaan perairan sehingga arus searah dengan arah angin. Berdasarkan hasil pengolahan
data angin pada bulan Maret 2012 dengan perangkat lunak Gambar 16b, diperoleh arah angin dominan bertiup dari Tenggara menuju Barat Laut, memiliki
kecepatan sebesar 0,5 ms sampai 2,1 ms dengan persentase sebesar 38,7. Kecepatan angin tersebut tergolong lemah, karena kekuatan angin rata-rata di
Indonesia berkisar dari 2,5 sampai 3,5 ms Nontji 2005. Pergerakan angin lainnya dari Timur menuju ke Barat, dengan persentase 21,5, pergerakan angin
yang tidak terlalu besar juga memberikan konstribusinya yaitu bergerak dari Timur Laut menuju ke Barat Daya, persentase 16,1. Jika dilihat pergerakan
angin pada WRPlot, tampak bahwa pergerakan angin terbagi dalam 3 arah yang berbeda, hal ini diduga karena bulan Maret merupakan waktu peralihan dari
Musim Barat ke Musim Timur, sehingga arah pergerakan angin berubah-ubah. Faktor lain yang mempengaruhi peristiwa terjadinya arus permukaan
adalah pasang surut perairan. Pola pasut di Perairan Lombok – Sumbawa berdasarkan hasil analisis dengan perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 16c.
Pola pasut ditentukan berdasarkan data pasut harian selama 15 hari pada bulan Maret 2012. Berdasarkan konstanta pasut K1, O1, M2, dan S2 Lampiran 6,
diperoleh bilangan Formzhal sebesar 1,3235 sehingga tipe pasutnya adalah campuran dominan ganda Lampiran 7. Menurut Notji 2005 jenis pasut harian
dominan ganda, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam, hal ini terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian timur.
a
b
c Gambar 16. a. Pola arus pada bulan Maret, b. Windrose plot Maret,
c. Pola pasang surut 15 harian
Kecepatan arus di analisis pada lokasi yang sama, namun pada waktu yang berbeda, yaitu pada bulan April. Nilai kecepatan arus secara umum di Perairan
Selat Alas pada bulan April Gambar 17a sebesar 4 ms sampai 5 ms dengan arah arus menuju ke Selatan. Kecepatan arus tersebut tergolong tinggi. Pada
musim pancaroba April, arus sangat berubah-ubah dan sangat sulit ditentukan Nontji 2005. Arus disebelah utara Nusa Tenggara Barat berbelok dengan tajam
ke arah Selatan bergabung dengan arus yang keluar menuju Samudera Hindia. Selat-selat di antara pulau-pulau di Nusa Tenggara juga mempunyai arus yang
hampir selalu menuju ke Samudera Hindia. Arus permukaan tersebut didukung dengan terjadinya angin dan pasang
surut. Berdasarkan profil angin hasil WRPlot pada bulan April 2012 Gambar 17b, diperoleh arah angin yang bergerak dominan dari Barat Laut menuju ke
Tenggara, memiliki kecepatan sebesar 0,5 ms sampai 0,21 ms dengan persentase 32,3, pergerakan angin lainnya dari Barat menuju ke Timur, dengan persentase
26,7. April termasuk kedalam Musim Peralihan, yaitu peralihan Musim Barat ke Musim Timur dimana awalnya angin musim barat berhembus dari Asia menuju
Australia kemudian beralih menjadi arah sebaliknya Nontji 2005, sehingga pada Musim Peralihan arah dan kecepatan angin tidak beraturan pada pola yang sama
setiap waktunya.
a
b
c Gambar 17. a. Pola arus pada bulan April, b. Windrose plot April,
c. Pola pasang surut 15 harian
Sumber pembangkit arus permukaan selanjutnya adalah peristiwa pasang surut. Pola pasut di Perairan Lombok – Sumbawa berdasarkan hasil analisis
dengan perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 17c. Pola pasut ditentukan berdasarkan data pasut harian selama 15 hari pada bulan April 2012. Berdasarkan
konstanta pasut K1, O1, M2, dan S2 Lampiran 6, diperoleh bilangan Formzhal sebesar 1,8374 sehingga tipe pasut di perairan ini pada bulan April 2012 adalah
campuran dominan tunggal Lampiran 7. Arus yang diamati pada bulan Maret dan April pada umumnya
dipengaruhi oleh angin musim yaitu musim peralihan sehingga arah pergerakannya bervariasi. Kecepatan arus yang tertinggi terjadi pada bulan April.
4.2 Analisis Keterkaitan antara Jumlah Abalon Tropis Haliotis sp. dengan