abalon. Negara yang telah lama secara komersial mengembangkan usaha perikanan dan budidaya abalon antara lain Kalifornia, Meksiko, Jepang, Afrika Selatan,
Australia, dan New Zealand. Permintaan abalon di dunia khususnya untuk pasar negara-negara Asia Cina, Korea, Taiwan, dan Jepang terus meningkat Setyono
2009.
2.3 Parameter-parameter yang Berpengaruh pada Habitat Abalon
Kualitas air adalah faktor penting untuk menentukan pantas tidaknya suatu lingkungan untuk kehidupan biota akuatik. Beberapa parameter yang berpengaruh
terhadap kehidupan abalon di alam meliputi :
2.3.1 Salinitas
Salinitas adalah jumlah kadar garam terlarut gram dalam 1 kg air laut SNI 7644-2010. Perairan terbuka, biasanya memiliki kandungan salinitas yang konstan.
Namun, area yang semakin dekat dengan muara sungai dan estuari akan menerima masukan air tawar sehingga kadar salinitas akan menurun. Abalon umumnya lebih
menyukai perairan bersalinitas tinggi di laut terbuka dan menghindari perairan yang lebih tawar. Salinitas dari air laut normal berkisar antara 33 sampai 36 ppt dan nilai
tersebut adalah kisaran salinitas yang lebih disukai oleh abalon. Binatang laut biasanya tidak tahan jika salinitas perairan lebih dari 35 ppt, mereka lebih baik jika
berada pada perairan yang lebih tawar. Oleh karena itu, kemungkinan abalon tidak akan terlalu stres jika salinitasnya rendah berkisar 31 sampai 32 ppt Fallu 1991.
Abalon biasanya menyukai kadar garam salinitas yang relatif stabil. Salinitas optimal yang cocok untuk pemeliharaan abalon berkisar antara 30 sampai 33 ppt
Setyono 2010.
2.3.2 Suhu
Standar Nasional Indonesia SNI 7644-2010, menyatakan bahwa suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan bahang panas yang terkandung
dalam air laut. Berdasarkan suhunya, kebanyakan hewan berdarah dingin adalah
dorman. Ketika suhu naik, metabolisme meningkat dan aktivitas memakan distimulasi. Jika suhu terus meningkat, ketahanan abalon akan dengan cepat
mencapai batas alaminya sehingga pertumbuhan akan berhenti hingga menyebabkan kematian pada abalon Fallu 1991. Menurut Setyono 2010
parameter kualitas suhu yang baik untuk pemeliharaan abalon tropis bervariasi dari 27,5
sampai 28,5 C.
2.3.3 Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen
Oksigen terlarut adalah jumlah milligram oksigen yang terlarut dalam 1 liter air laut SNI 7644-2010. Abalon menyukai daerah yang memiliki aliran arus yang
kuat, karena air daerah ini mengandung konsentrasi oksigen terlarut yang tinggi Fallu 1991. Semua jenis abalon menyukai perairan dengan kandungan oksigen
terlarut yang tinggi. Setyono 2010 menyatakan kadar oksigen terlarut yang cocok dalam pemeliharaan abalon adalah lebih dari 5 mgl.
2.3.4 Derajat Keasaman pH