Pengukuran Parameter Fisika Perairan Pengukuran Parameter Biologi Pengukuran Parameter Kimia Perairan

4. Tagging distribusi induk abalon saat abalon ditemukan. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Koleksi Bebas Pengambilan data distirbusi abalon di alam, dilakuan dengan metode koleksi bebas. Menurut Mudjiono 1991 pengambilan biota moluska dapat dilakukan dengan cara koleksi bebas collect by hand di daerah rataan terumbu reef flat dan dengan cara snorkeling untuk daerah yang agak dalam, seperti di daerah tubir. Saat ditemukan, abalon di tagging posisinya dengan menggunakan GPS, selain itu juga dilakukan pengukuran parameter fisika, kimia, dan biologi, serta parameter lain biota asosiasi, substrat. Maliao et al, 2003 dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa survei abalon dilakukan saat air surut terendah, ketika ketinggian air sangat rendah abalon dikoleksi dengan berjalan. Ketika level air cukup tinggi, koleksi abalon dilakukan dengan snorkeling atau menyelam. Selama sampling dilakukan, tim peneliti dibantu oleh nelayan lokal pencari abalon yang telah berpengalaman.

3.4.2 Pengukuran Parameter Fisika Perairan

Pengukuran parameter fisika perairan dilakukan sesuai keadaan sebenarnya di lapangan. Pengukuran parameter fisika perairan ada yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Beberapa parameter yang diukur secara tidak langsung meliputi data kecepatan arus dan pasang surut perairan. Pengukuran yang dilakukan secara langsung di lapangan meliputi suhu, kedalaman, kecerahan, dan tipe substrat dasar perairan . Suhu perairan diukur dengan menggunakan termometer air raksa, dilakukan pada setiap titik ditemukannya abalon. Kedalaman perairan diukur dengan alat ukur berskala. Kecerahan perairan merupakan salah satu faktor penting pendukung kehidupan abalon, hal ini terkait dengan ketersediaan makroalga sebagai salah satu sumber makanan abalon. Kecerahan perairan diukur dengan menggunakan secchi disk, dengan cara ditenggelamkan ke dalam perairan dengan bantuan tali berskala, kemudian diamati hingga secchi disk ini mulai tidak terlihat dari permukaan sehingga diperoleh kedalaman d1. Setelah itu secchi disk secara perlahan di angkat ke permukaan dan dilihat skalanya pada kedalaman berapa secchi disk mulai terlihat, sehingga diperoleh kedalaman d2. Nilai kecerahan diperoleh dengan merata-ratakan nilai kedalaman saat secchi disk mulai tidak tampak d1 dengan nilai kedalaman saat secchi disk tampak d2. Penentuan tipe substrat dasar perairan dilakukan secara visual di lapangan.

3.4.3 Pengukuran Parameter Biologi

Parameter biologi yang diamati meliputi biota yang berinteraksi dengan abalon dan makroalga sebagai pakan abalon. Abalon merupakan hewan herbivora yang memakan beberapa jenis makroalga. Pengukuran parameter biologi dilakukan dengan cara visual dan pengambilan sampel jenis makroalga yang ada disekitar habitat abalon. Sampel dimasukkan kedalam plastik sampel untuk kemudian diidentifikasi jenisnya.

3.4.4 Pengukuran Parameter Kimia Perairan

Pengukuran parameter kimia meliputi pengukuran salinitas, pH, dan DO Dissolved Oxygen. Salinitas diukur dengan refraktometer dengan cara meneteskan sampel air laut pada kaca pengamatan refraktometer, kemudian dibaca skala salinitasnya in situ. Sementara pH perairan dapat diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara mencelupkan pH meter ke dalam air sampel, kemudian dilihat nilai pH yang muncul. Pengukuran kandungan oksigen terlarut DO dilakukan dengan alat Water Quality Checker WQC. 3.5 Metode Pengolahan Data 3.5.1 Metode IDW