Regresi Linier dan Uji-t

3.6.2 Regresi Linier dan Uji-t

Maliao et al. 2003 menyatakan bahwa data panjang cangkang abalon mm dan berat abalon gr di analisis dengan menggunakan regresi linear, kedua variabel log -10 diubah ke linearisasi regresinya Gambar 11. Dalam menganalisa pertumbuhan abalon dengan menggunakan hubungan parameter panjang dan berat digunakan rumus W = aL b Romimohtarto dan Juwana 2001. Dasar analisis model pertumbuhan ini adalah pola hukum kubik 2 parameter, melalui pendekatan regresi linier maka hubungan parameter panjang dan berat dapat dilihat dengan rumus. Nilai b digunakan sebagai penduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisa. Berdasarkan pola hubungan linier maka dapat dilihat bahwa : Log W = Log a + b Log L atau ………………………. 5 Y = a + bx ……………………… 6 Log W = Y Log a = a Log L =x Korelasi nilai panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b , dengan hipotesis : 1. Bila b = 3, maka memiliki hubungan isometrik yaitu, pola pertumbuhan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat. 2. Bila b ≠ 3, maka memiliki hubungan allometrik, yaitu : b 3 Allometrik positif pertambahan berat lebih dominan b 3 Allometrik negatif pertambahan panjang lebih dominan. Gambar 11. Diagram alir pengolahan panjang dan berat abalon Dari hasil regresi linear antara panjang dan berat akan diperoleh nilai r korelasi. Apabila melihat nilai r yang rata-rata lebih dari 90 tingkat korelasinya, maka hubungan ini sangat erat Romimohtarto dan Juwana 2001 . Uji statistik diperlukan agar nilai yang didapat dari regresi diatas dapat disimpulkan atau ditetapkan. Uji yang digunakan adalah uji parsial atau uji-t, sehingga proses penolakan atau penerimaan terhadap hipotesis yang kita buat dapat dilakukan. Hipotesis : Ho : b = 3 H 1 : b ≠ 3 Kaidah keputusan adalah dengan membandingkan hasil T hitung dengan T tabel pada selang kepercayaan 95, jika : T hit T tabel, keputusannya adalah menolak Ho, terima H 1. T hit T tabel, keputusannya adalah menerima Ho, tolak H 1. 37

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Habitat Abalon Tropis Haliotis sp.

4.1.1 Perairan Lombok Timur Teluk Jor dan Kayangan dan Perairan Lombok Tengah bagian Selatan Gerupuk dan Kuta Teluk Jor merupakan lokasi penelitian yang berada di Lombok Timur. Perairan Teluk Jor Gambar 12a menjadi salah satu lokasi penelitian karena, berdasarkan survei dan informasi nelayan setempat terdapat abalon di wilayah ini. Perairan Teluk Jor secara visual memiliki warna biru keruh. Perairan ini terdiri atas tiga ekosistem yaitu mangrove, lamun , dan terumbu karang yang tidak tersebar secara merata. Parameter perairan Teluk Jor ditampilkan pada Tabel 4. Perairan ini juga memiliki tipe substrat dasar yang bervariasi, mulai dari tepi pantai sampai tubir berupa lumpur berpasir, pasir, dan pasir dengan patahan karang. Substrat dasar perairan berupa patahan karang merupakan daerah kesukaan abalon Fallu 1991. Jenis abalon yang ditemukan di perairan ini adalah Haliotis asinina . Menurut Lafferty et al. 2003 abalon selalu ditemukan di area yang berbatu yang ditutupi oleh makroalga. Makroalga yang dijumpai di perairan ini, yaitu : Sargassum sp., Dyctyota sp., Gracilaria sp., Padina sp., Halimeda sp., dan lain-lain. Gracilaria sp. termasuk jenis makroalga kesukaan abalon Lampiran 2. Pada habitatnya, abalon berasosiasi dengan berbagai jenis gastropoda lain, ikan karang, dan teripang. Kompetitor abalon di alam adalah bulu babi sedangkan predatornya adalah bintang laut Lampiran 3.