penelitian, Informasi mengenai hasil kegiatan dan hasil penelitian tersebut belum dikelola dengan baik, sehingga belum dapat dengan mudah diakses baik oleh
pengelola, maupun pengguna, terutama untuk kegiatan yang terkait dengan hidrologi HPGW.
Untuk mengelola data dasar dan hasil-hasil kegiatan, baik pengelolaan maupun penelitian diperlukan sistem informasi yang berbais teknologi
komunikasi dan informasi information and communcation technology, ICT. Penelitian ini mencoba membangun suatu Sistem Informasi Hidrologi dan
Pengelolaan DAS di Hutan Pendidikan Gunung Walat sebagai instrumen
pengelolaan dan penyampaian informasi yang lebih baik dan dapat diakses dengan lebih mudah oleh seluruh lapisan masyarakat, serta mempermudah dalam
pengambilan keputusan guna pembangunan HPGW selanjutnya. 1.2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk: a.
Menghasilkan suatu rancangan proses dan basis data yang akan digunakan di dalam sistem informasi yang akan dihasilkan.
b. Menghasilkan suatu sistem informasi untuk:
1. Pendataan karakteristik-karakteristik kawasan HPGW berdasarkan DAS
Daerah Aliran Sungai. 2.
Pengelolaan data, interpretasi data dan analisis data hidrologis di DAS HPGW.
3. Pengorganisasian data hasil penelitian di HPGW tentang hidrologi dan
DAS yang pernah dilakukan. 4.
Penyimpanan, pemeliharaan serta pembuatan laporan database pada sistem informasi hidrologis yang dibangun.
1.3 Manfaat
Penelitian ini memfokuskan kepada manajemen informasi mengenai karakteristik-karakteristik hidrologis dari sub DAS yang ada di HPGW, serta
pengolahan data hidrologi khususnya pendugaan erosi dan pendugaan debit air sungai secara cepat dan efisien, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan
dalam instansi tersebut maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan dan pengelolaan DAS di HPGW.
1.4 Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini dan mengingat banyaknya komponen yang mempengaruhi dalam pengelolaan suatu areal
, maka penulis membatasi permasalahan tersebut. Penulis membatasi pengaplikasian
sistem informasi untuk pengelolaan HPGW, khususnya dibidang pengelolaan DAS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Konsep dasar sistem informasi
Menurut Sutabri 2004, sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu dan informasi adalah data yang telah diklarifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. Selanjutnya Suyatno 2003 menjelaskan informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi manusia.
Sistem informasi merupakan penerapan di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Telah
diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan Sutabri, 2004.
2.1.2 Komponen sistem informasi
Menurut Jogiyanto 1999 mengatakan bahwa sistem informasi disebut sebagai istilah blok bangunan building block, antara lain blok masukan input
block , blok model model block, blok basis data database block, blok teknologi
technology block dan blok kendali control block. Keenam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya Gambar 1. 1
Blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input
disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukan.
2 Blok model, terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3 Blok keluaran, merupakan produk yang dihasilkan dari sistem informasi yang
berupa informasi yang baik serta bermanfaat dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen semua pemakai.
4 Blok teknologi, merupakan suatu toolbox dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi humanware atau brainware, perangkat lunak
software dan perangkat keras hardware. 5
Blok basis data, merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan untuk
mengakses atau memanipulasinya digunakan perangkat lunak yang disebut dengan DBMS Database Management System. Data perlu disimpan dalam
basis data
untuk keperluan
penyediaan informasi
lebih lanjut.
Pengorganisasian terhadapa basis data sangat perlu dilakukan agar informasi yang dihasilkan baik dan efesien kapasitas penyimpanannya.
6 Blok kendali, perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwal hal-
hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun dapat langsung segera diperbaiki. Hal yang dapat merusak sistem informasi seperti bencana alam,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam sistem, ketidakefesienan, sabotase, dan lain-lain.
Gambar 1 Blok sistem informasi yang berinteraksi.
Pemakai Input
Model Output
Teknologi Dasar
data Kendali
Pemakai Pemakai
Pemakai Pemakai
Pemakai
2.2 Basis Data
2.2.1 Konsep dasar basis data
Menurut Abdul 2003 diacu dalam Rachmat 2010 basis data database adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data saling terkait sehingga
memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Selanjutnya menurut Suyatno 2003, database adalah sebuah koleksi informasi yang terkomputerisasi
sehubungan dengan
topik tertentu.
Database membantu
manusia mengorganisasikan informasi yang mana informasi tersebut saling terkait dan
menjadikannya sebuah bentuk yang logis untuk akses dengan mudah. Stephen dan Plew 2000 diacu dalam Rachmat 2010 menyatakan bahwa
basisdata adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Dengan basis data pengguna dapat menyimpan data secara terorganisasi.
Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Cara data disimpan dalam basis data yaitu menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan
banyak kriteria. Data harus mudah ditambahkan kedalam basis data, dimodifikasi dan dihapus.
2.2.2 Sistem manajemen basis data
Menurut Ramakrishan dan Gehrke 2003 diacu dalam Rachmat 2010, sistem manajemen basis data DBMS adalah perangkat lunak yang didesain
untuk membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data yang besar. Selanjutnya Waljiyanto 2003 diacu dalam Pradipta 2010, sistem manajemen
data adalah kumpulan program yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. Suatu sistem manajemen basis data merupakan hasil sistem perangkat
lunak yang secara umum dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan dalam hal pendefinisian, penyusunan dan manipulasi basis data untuk berbagai aplikasi.
Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi tipe data, struktur dan pembatasan constraints dari data yang harus disimpan dalam basis data. Penyusunan basis
data meliputi proses masukan data dalam media penyimpanan data yang harus dikontrol oleh sistem manajemen basis data. Manipulasi basis data meliputi
pembuatan pertanyaan query untuk mendapatkan informasi tertentu, pembaharuan updating data dan pembuatan laporan report generation.
Waljiyanto 2003 diacu dalam Rosadi 2010 menjelaskan bahwa data
disimpan dalam satu tempat di dalam pendekatan basis data dengan definisi data yang tetap sehingga dapat diakses oleh beberapa pemakai dengan berbagai
program aplikasi melalui kontrol sistem manajemen basis data. Karakteristik utama sistem manajemen basis data menurut Waljiyanto
2003 diacu dalam Rosadi 2010 adalah sebagai berikut: 1
Pendefinisian data. Basis data tidak hanya berisi data itu sendiri tetapi juga termasuk definisi atau deskripsi dari data yang disimpan. Definisi data
disimpan dalam sistem katalog yang berisi informasi tentang struktur tiap berkas, tipe dan format penyimpanan tiap item data. Semua informasi yang
disimpan dalam sistem katalog ini biasa disebut meta-data. 2
Pemisahan program data. Sistem manajemen basis data mengakses program ditulis secara terpisah untuk suatu tujuan tertentu. Struktur berkas data
disimpan dalam sitem katalog yang terpisah dengan program aplikasi, yang biasanya disebut dengan program dan data saling bebas program-data
independent 3
Penggunaan data. Basis data pada umumnya digunakan oleh beberapa pemakai untuk kepentingan penggunaan yang berbeda pula. Data yang
diperlukan bisa saja bersifat secara eksplisit tersimpan dalam basis data atau pemakai harus melakukan pemrosesan tersendiri untuk memperoleh data atau
informasi yang diinginkan. Dalam hal ini sistem manajemen basis data harus mampu mengakomodasi beberapa pemakai untuk beberapa kepentingan.
4 Pemakaian data bersama. Basis data dengan sistem manajemen basis data
memungkinkan beberapa pemakai mengakses data yang sama pada waktu bersamaan pula. Untuk menjamin bahwa data yang diakses tidak terjadi
kesalahan maka harus ada kontrol yang terintegrasi terhadap basis data concurrency control.
2.2.3 Model entity relationship
Fathansyah 2004 diacu dalam Rachmat 2010 menyatakan bahwa model data yang paling popouler digunakan dalam perancangan basis data adalah model
keterhubungan entitas entity relationship model. Selanjutnya Haryanto 2008 diacu dalam
Pradipta 2010 menjelaskan bahwa pada model entity realationship, data sebenarnya diterjemahkan dengan memanfaatkan perangkat konseptual
menjadi sebuah diagram data, yang umumnya disebut dengan diagram entity relathionship
atau diagram E-R. Ada dua komponen utama pembentuk E-R ini, yaitu entitas dan relasi. Kedua komponen tersebut dideskripsikan lebih jauh
melalui sejumlah atribut atau property. Menurut Haryanto 2008 diacu dalam Pradipta 2010, relasi di antara dua
entitas dapat berupa: 1
Satu ke Satu One to One, berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
2 Satu ke Banyak One to Many, berarti setiap entitas pada himpunan entitas A
dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A. 3
Banyak ke Satu Many to One, berarti setiap entitas pada himpunan A dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B,
tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
4 Banyak ke Banyak Many to Many, berarti setiap entitas pada himpunan
entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.
2.3 Microsoft Visual Basic 6.0
Program Micrososft Visual Basic 6.0 adalah bahasa pemrograman berbasis Microsoft Windows
. Sebagai bahasa pemrograman Micrososft Visual Basic 6.0 didesain untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam Microsoft
Windows . Micrososft Visual Basic 6.0 juga merupakan bahasa pemrograman
Object Oriented Programming OPP, yaitu pemrograman yang berorientasi
objek. Micrososft Visual Basic 6.0 menyediakan obyek-obyek yang sangat kuat, berguna dan mudah dipakai. Dengan fasilitas tersebut membuat Micrososft Visual
Basic 6.0 menjadi diidamkan oleh programer Agus, 2000.
Menurut Kurniadi 2000 diacu dalam Rachmat 2010, ada beberapa keistimewaan Micrososft Visual Basic 6.0 yaitu:
1 Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer
Studio , sehingga dapat belajar bahasa pemrograman lainnya dengan mudah
dan cepat. 2
Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan efesien dari sebelumnya.
3 Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard, sehingga dapat mempermudah
dalam pembuatan aplikasi dengan mengotomatisasi tugas-tugas tertentu. 4
Kemampuan membuat AxtiveX dan fasilitas internet yang lebih banyak. 5
Sarana akses data lebih cepat dan handal untuk membuat aplikasi database.
2.4 Daerah Aliran Sungai DAS