2.8 Dampak Erosi dan Aliran Permukaan
Menurut Arsyad 2006, hilangnya satu atau beberapa unsur hara dari daerah perakarannya menyebabkan merosotnya kesuburan tanah, sehingga tanah tidak
mampu menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara normal. Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan
bagian atasnya atau top soil ketebalan 15 - 35 cm memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis
atau bahkan hilang Kartasapoetra, 1986. Erosi dan sendimentasi menjadi penyebab utama berkurangnya produktivitas suatu lahan pertaniaan dan
berkurangnya kapasitas saluran atau sungai akibat pengendapan material hasil erosi Hardiyatmo, 2006.
Menurut Sihite 2001, banyak dampak yang terjadi dapat diamati pada badan-badan air yang ada seperti sungai, danau, atau waduk sehingga dampak
yang ditimbulkan disebut dampak instream. Sedangkan dampak yang lain dapat terjadi sebelum partikel-partikel tanahtersebut mencapai badan-badan air atau
sesudahnya seperti dijumpai pada kejadian banjir, penggunaan air untuk kebutuhan domestik, irigasi, atau yang lain sehingga dampak yang ditimbulkan
disebut sebagai dampak off-stream. Dampak erosi tanah di tapak on site merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu
berupa penurunan produktivitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi, peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya
mengakibatkan timbulnya tanah kritis. Dampak erosi tanah di luar penggunaan lahan off site merupakan dampak yang sangat besar pengaruhnya. Sendimen
hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sendimen dapat menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Bentuk
dampak di luar penggunaan lahan antara lain adalah : i pelumpuran dan pendangkalan waduk; ii tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan; iii
memburuknya kualitas air dan iv kerugian ekosistem perairan Sihite 2001.
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian