pegunungan yang jauh dari laut. Sungai utamanya secara umum bersifat perennial
, yaitu berair hampir sepanjang tahun Hendrayanto, 2003.
2.4.1 Karakteristik fisik DAS
2.4.1.1 Tanah
Tanah merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen- komponen padat, cair, dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik.
Sebagai sumberdaya alam, tanah mempunyai dua fungsi utama, yaitu 1 sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan, dan 2 sebagai
sumber unsur hara bagi tumbuhan. Hilang atau menurunnya fungsi tanah inilah yang disebut dengan kerusakan atau degradasi tanah. Untuk fungsi tanah yang
kedua dapat diperbaiki dengan pemupukan. Sedangkan hilangnya fungsi pertama tidak mudah diperbaiki atau di perbaharui karena memerlukan waktu yang lama
untuk pembentukan tanah Arsyad, 2006. Menurut Riquir 1977 diacu dalam Arsyad 2006 kerusakan tanah dapat
terjadi oleh 1 kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, 2 terakumulasinya garam di daerah perakaran salinisasi, terkumpulnya atau
terungkapnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi tumbuhan, 3 penjenuhan tanah oleh air water logging dan 4 erosi. Kerusakan tanah oleh
satu atau banyak proses tersebut menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan.
Menurut Arsyad 2006 berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah atau tidaknya tanah
terosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang mempengaruhi erosi adalah 1 sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air, dan 2 sifat- sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi dan
penghancuran agregat tanah oleh tumbukan butir-butir hujan dan aliran permukaan. Adapun sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah a tekstur,
b struktur, c bahan organik, d kedalaman, e sifat lapisan tanah, dan f tingkat kesuburan tanah.
2.4.1.2 Iklim
Menurut Regariana 2006, iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam
waktu setahun waktu yang penyelidikannya dilakukan dalalm waktu yang lama minimal 30 tahun dan meliputi wilayah yang luas. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat
menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Di daerah beriklim basah, faktorunsur iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan.
Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan aliran permukaan serta tingkat
kerusakan erosi yang terjadi. Berikut adalah unsur-unsur dari iklim:
2.4.1.2.1. Suhu Udara
Suhu udara adalah kondisi panas atau dinginnya udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu di suatu daerah adalah: 1 Lama penyinaran
matahari 2 Sudut datang Sinar matahari 3 Relief permukaan bumi 4 Banyak sedikitnya awan 5 Perbedaan letak lintang Regariana, 2006.
Kondisi panasnya udara mempengaruhi siklus hirologi pada proses evaporasi dan intersepsi sehingga nanti siklus hidrologi bisa menjadi lebih aktif.
Di daerah tropika basah siklus hidrologi terjadi secara aktif dan presipitasi dalam bentuk curah hujan lebih banyak daripada evaporasi. Di daerah gurun, energi
mencukupi tetapi kelembaban kurang, evaporasi selalu terjadi setiap saat bila air tersedia tetapi presipitasi sangat jarang sehingga siklus hidrologi menjadi pasif
Handoko, 1993.
2.4.1.2.2. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun dalam suatu daerah pada waktu tertentu. Alat pengukur curah hujan disebut dengan Rain Gauge. Curah
hujan diukur dalam rentang waktu harian, bulanan, tahunan. Faktor yang mempengaruhi curah hujan: 1. Topografi, 2. Jarak perjalanan angin di atas
medan datar 3. Arah angin sejajar Garis pantai 4. Arah lereng medan. Intensitas hujan menyatakan menyatakan besarnya hujan yang jatuh dalam
suatu waktu yang singkat yaitu 5, 10, 15, atau 30 menit, yang dinyatakan dalam mm jam
-1
atau cm jam
-1
Regariana, 2006.
2.4.1.2.3. Kelembaban
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudera sumber utama. Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-
tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembab udara tersebut. Alat untuk
mengukur kelembaban udara disebut dengan Hygrometer. Ada dua macam kelembaban udara:
1. Kelembaban absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada
suatu tempat yang dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m3 udara.
2. Kelembaban relatif udara, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara
kelembaban absolut dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan
dalam persen .
Pada suatu wilayah belum tentu terjadi siklus hidrologi secara aktif. Siklus hidrologi memerlukan energi panas dan kelembaban yang cukup. Di daerah
tropika basah siklus hidrologi terjadi secara aktif dan presipitasi dalam bentuk curah hujan yang diterima lebih besar dari evaporasi. Di daerah gurun, energi
mencukupi tetapi kelembaban kurang, evaporasi selalu terjadi setiap saat bila air tersedia tetapi presipitasi sangat jarang sehingga siklus hidrologi menjadi pasif
Regariana, 2006.
2.4.1.2.4. Angin
Secara sederhana, angin dapat dibatasi sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Dengan asumsi bahwa seluruh gerakan udara
secara vertikal kecepatannya dapat diabaikan karena relatif rendah 1ms
-1
akibat diredam oleh gaya grativasi bumi. Walaupun aliran udara ke atas penting dalam
pembentukan awan dan hujan, kecepatan pergerakan horizontal jauh lebih besar dan mempengaruhi proses- proses cuaca.
Agar siklus hidrologi setimbang, harus ada transfer air atau uap air. Angin merupakan faktor pendukung agar terjadinya siklus pertukaran lengas uap air, air
atau awan antara daratan dan lautan. Transfer lengas ini terjadi melalui arus laut atau arus massa udara. Transfer uap air antara daratan dan lautan terjadi bersama-
sama dengan angin darat dan angin laut. Pada umumnya angin laut lebih lembab. Transfer ke laut juga terjadi melalui limpasan. Sebesar 20 dari presipitasi di
daratan dikembalikan ke laut dan sisanya 80 kembali ke atmosfer melalui penguapan. Karena daratan menerima presipitasi lebih besar daripada penguapan,
maka kelebihan air ini 22000 km2 per tahun dikembalikan ke laut melalui limpasan dan transfer uap air Handoko,1993.
2.4.1.2.5. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah gaya berat kolom udara dari permukaan tanah sampai puncak atmosfer per satuan luas. Gaya ini ditimbulkan oleh percepatan ke bawah
berupa gravitasi g dan massa udara m. Hasil perkalian keduanya disebut berat W, oleh karena itu tekanan udara pada setiap titik P merupakan berat total
udara di atas titik tersebut persatuan luas A. Menurut Handoko 1993, semakin jauh dari permukaan bumi tekanan
udara akan berkurang karena lapisan atmosfer yang semakin tipis persamaan hidrostatis. Perubahan tekanan dengan ketinggian tergantung dari kerapatan
udara. Tekanan berubah sangat cepat dengan ketinggian kalau kerapatan udara tinggi sedang perubahannya akan lebih perlahan jika kerapatan udaranya rendah.
Perubahan tekanan sebesar 200 mb terjadi dengan perubahan ketinggian 2 km pada lapisan yang paling bawah.
2.4.1.3 Topografi
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua sifat topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin
berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng Arsyad, 2006. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang
berjarak 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10. Kecuraman lereng 100 sama dengan kecuraman lereng 45ยบ. Selain dari
memperbesar jumlah aliran permukaan, semakin curam lereng juga memperbesar kecepatan aliran permukaan yang dengan demikian memperbesar energi angkut
aliran. Selain itu, dengan semakin besarnya miringnya lereng, jumlah butir-butir tanah yang terpercik kebagian bawah lereng oleh tumbukan butir-butir hujan
semakin banyak Arsyad,2006. Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal mulai terjadinya aliran
permukaan sampai suatu titik dimana air masuk ke dalam saluran atau sungai, atau dimana kemiringan lereng berubah demikian rupa sehingga kecepatan aliran
permukaan berubah. Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian berarti lebih banyak air yang mengalir dan
semakin besar kecepatannya di bagian bawah lereng daripada bagian atas lereng. Akibatnya adalah bahwa tanah di bagian bawah lereng mengalami erosi lebih
besar daripada bagian atas Arsyad,2006. Lereng permukaan tanah dapat berbentuk cembung kovek dan cekung
konkav. Pengamatan secara umum menunjukkan bahwa erosi lembar lebih hebat pada permukaan cembung daripada permukaan cekung. Sedangkan pada erosi
cekung terbentuk erosi alur atau parit Arsyad,2006.
2.4.1.4 Geologi