Kondisi Harga Jeruk di Pasaran

47 dengan tampilan yang terlihat lebih segar, sehingga keberadaan Jeruk Keprok lokal semakin tidak diminati.

5.2 Kondisi Harga Jeruk di Pasaran

Permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang salah satunya adalah harga barang itu sendiri, begitu pula dengan komoditas jeruk. Harga jeruk sangat menentukan jumlah jeruk yang akan dibeli. Semakin murah harga jeruk tersebut, maka semakin banyak pula jeruk yang dibeli oleh masyarakat. Jadi, selain tampilan jeruk yang sesuai dengan selera konsumen, harga jeruk pun harus bersaing dengan jeruk impor agar jeruk lokal memiliki pasar dan permintaan tinggi di dalam negeri. Jeruk lokal pun harus lebih mendominasi dibanding jeruk impor, karena jeruk tersebut bukan hanya terdapat di supermarket, melainkan juga telah merambah pasar tradisional. Harga jeruk lokal yang hampir melebihi Rp. 20.000 di pasaran saat ini membuat masyarakat beralih ke jeruk impor karena harganya yang lebih murah. Bahkan pada saat panen, terutama untuk jeruk impor yang berasal dari Cina, jumlah jeruk menjadi sangat melimpah dengan harga perkilogram bisa mencapai Rp. 7.000. Sebaliknya dengan harga jeruk lokal, justru harga tidak terlihat mengalami penurunan bahkan pada saat masa panen. Jeruk impor pun semakin mengungguli jeruk lokal karena ketersediaan jeruk konsisten dengan harga yang lebih ramah, sehingga jeruk lokal terlihat semakin kalah bersaing. Rata-rata harga Jeruk Mandarin dari tahun 2008 dijelaskan dalam Grafik sebagai berikut. 48 Sumber: BPS, 2011. Gambar 6. Perbandingan Harga Jeruk Impor dan Jeruk Lokal di Indonesia Tahun 2008 Selama tahun 2008, jeruk impor memiliki harga yang lebih murah dibanding jeruk lokal. Kisaran harga jeruk ini rata-rata Rp. 7.000-Rp. 8.000 setiap kilogramnya dan hanya mengalami satu kali kenaikan yang cukup besar pada bulan November menjadi Rp. 10.554, 61kg. Berbeda dengan jeruk lokal yang harganya selalu lebih mahal dibanding jeruk lokal dengan kisaran Rp. 9.000-Rp. 12.000 per kilogram. Hal ini mengakibatkan munculnya permintaan masyarakat yang lebih tinggi terhadap jeruk impor, sehingga terjadi pergeseran preferensi konsumen yang menyukai buah jeruk dengan kondisi prima, namun berharga murah seperti halnya Jeruk Mandarin Impor. Penampilan jeruk dari Cina memiliki syarat ini karena terlihat lebih unggul dengan warna oranye segar dengan rasa yang asam manis, sehingga paling mendominasi. Berbeda dengan jeruk lokal yang umumnya adalah jeruk siam yang berwarna hijau, kulit buah tipis, walaupun rasa tetap manis. Oleh karena itu, selera masyarakat lebih memilih kepada jeruk Cina karena tampilan menarik, lebih segar, namun harga tetap murah. 49 Salah satu penyebab utama mahalnya harga jeruk adalah tingginya biaya transportasi dalam mendistribusikan jeruk ke masyarakat. maraknya pungutan liar membuat selisih antara harga di tingkat produsen menuju tingkat konsumen semakin besar. Harga buah jeruk di pasar pun terpaksa menyesuaikan, sehingga harga jual semakin mahal. Keadaan ini membuat para penjual jeruk dalam skala besar lebih memilih untuk mengimpor jeruk karena harganya jauh lebih murah dibandingkan mendatangkan jeruk dari luar pulau. Kebijakan pemerintah melalui ACFTA juga sangat mendukung jual beli jeruk dengan cara ini dengan menetapkan biaya masuk 0 , sehingga pasokan jeruk melimpah dengan harga yang lebih murah lagi. Kondisi ini membuat jeruk lokal semakin terpuruk karena sepi peminat. Akibatnya, petani jeruk terus berkurang karena selain permintaan minim, bahkan diantara mereka ada yang terpaksa menjual lahan jeruknya untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga produksi jeruk nasional pun menurun. Serangan penyakit akibat hama terutama yang disebabkan oleh CVPD membuat produsen jeruk lokal semakin sulit untuk melakukan substitusi terhadap jeruk impor.

5.3 Perkembangan Nilai Jeruk Impor Mandarin Cina