24
8. Dummy ACFTA adalah pengaruh ACFTA terhadap substitusi impor yang dinilai dengan angka 1 pada masa pasca EHP dan angka 0 pada masa
sebelum EHP.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai ACFTA dan industri TPT terutama terkait dengan kondisi setelah diterapkannya perdagangan bebas telah banyak dilakukan
sebelumnya. Dewitari, et al. 2009 mengkaji kesepakatan ASEAN China Free Trade Area
ACFTA dan dampaknya terhadap ekonomi ASEAN. ACFTA menyepakati mengenai skema penurunan dan penghapusan tarif yaitu Normal
Track yang terdiri dari Normal Track I dan Normal Track II serta Sensitive Track
yang terbagi atas Sensitive List dan High Sensitive List. Dampak dari kesepakatan ini lebih banyak merugikan bagi ASEAN karena kekuatan ekonomi Cina yang
sangat besar sehingga lonjakan impor Cina jauh lebih besar dibanding peningkatan ekspor ASEAN.
Analisis ACFTA dan dampaknya bagi perekonomian Indonesia dilakukan oleh Mukhlishina, et al. 2010. ACFTA memberikan dampak positif dan negatif
bagi Indonesia. Dampak positif berupa peningkatan ekspor produk-produk pertanian dan memotivasi masyarakat agar lebih mandiri secara ekonomi. Selain
itu, dampak negatif dari kesepakatan ini adalah meningkatkan pengangguran, mematikan industri dan Usaha Kecil Menengah UKM, ketergantungan terhadap
Cina meningkat, volume impor naik, serta melemahnya indusri manufaktur. Penelitian ACFTA untuk industri besi dan baja Indonesia juga telah
dilakukan oleh Harjakusumah 2010 dengan judul Industi Besi Baja Indonesia dalam perdagangan internasional: Potensi dan Tantangan dalam Implementasi
25
Asean China Free Trade Area ACFTA. Industri besi dan baja Indonesia
menunjukkan perkembangan yang relatif kurang baik walaupun jumlah produksi dan utilitas kapasitas produksi menunjukkan trend meningkat, karena neraca
perdagangan produk besi dan baja menunjukkan nilai defisit setiap tahunnya. Berdasarkan hasil analisis keunggulan komparatif, industri ini pun masih berdaya
saing lemah dalam perdagangan internasional. Analisis impor untuk buah jeruk sendiri telah dilakukan oleh Permadi
2007 dengan judul Analisis Peramalan dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Impor Jeruk di Indonesia. Penelitian tersebut menduga faktor-faktor yang
memengaruhi impor jeruk Indonesia untuk periode Januari tahun 2000 sampai dengan November 2006 yang berpengaruh nyata adalah harga impor, pendapatan
nasional, nilai tukar lag impor, dan dummy triwulan. Impor jeruk juga memiliki pola berfluktuasi dan acak dari bulan ke bulan akibat faktor yang memengaruhi
impor juga berfluktuasi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena mengkaji
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi substitusi impor Jeruk Mandarin di Indonesia yang disertai dengan perbandingan jumlah dan nilai impor jeruk setelah
diberlakukannya ACFTA. Upaya-upaya yang harus dilakukan guna meningkatkan produksi jeruk lokal dalam rangka substitusi juga diteliti, baik dari tingkat hulu
sampai ke hilir dengan dukungan sistem penunjang. Hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan oleh berbagai pihak yang memiliki andil dalam
keberlangsungan pertanian jeruk di Indonesia.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1