59
6.2.2.1 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar memiliki nilai koefisien sebesar -3,042880 dan probabilitas yang besarnya 0,0205. Nilai ini menunjukkan bahwa
variabel nilai tukar berpengaruh negatif terhadap substitusi impor secara signifikan. Artinya, depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 1 akan menurunkan
substitusi impor Jeruk Mandarin sebesar -3,042880 asumsi cateris paribus faktor lain dianggap konstan.
Kesimpulan ini sesuai dengan hipotesis karena peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar atau dengan kata lain mengalami depresiasi, maka akan
mengakibatkan harga jeruk impor mengalami kenaikan. Kenaikan harga akan menyebabkan penurunan volume impor karena harga yang harus dibayarkan
menjadi mahal dan muncul kekhawatiran terjadinya penurunan permintaan. Penurunan jumlah impor berbanding lurus dengan substitusi impor, sehingga
jumlahnya juga ikut menurun. Kecenderungan masyarakat yang lebih memilih Jeruk Mandarin
khususnya yang berasal dari Cina membuat Cina menjadi pemasok jeruk impor jenis Mandarin terbesar. Oleh karena itu, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap
dollar yang menurunkan volume impor, seharusnya dapat menjadi peluang dalam meningkatkan produksi jeruk lokal guna memenuhi tren permintaan jeruk yang
terus meningkat. Permintaan jeruk nasional akan dijelaskan melalui Gambar berikut:
60
Sumber: BPS 2011, diolah
Gambar 9. Permintaan Jeruk Nasional di Indonesia Tahun 2000-2009 Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa permintaan jeruk nasional
cenderung memiliki tren positif terutama pada tahun setelah tahun 2004 hingga tahun 2009 karena diberlakukannya kesepakatan ACFTA. Penurunan permintaan
jeruk hanya terjadi pada tahun 2005 dan 2008 dengan jumlah yang tidak signifikan.
6.2.2.2 Harga Konsumen Jeruk di Pedesaan
Variabel harga jeruk di pasar domestik untuk komoditas Jeruk Keprok dan Jeruk Siam di tingkat pedesaan berpengaruh positif dan signifikan karena p-value
sebesar 0,0096 kurang dari taraf nyata 5 . Nilai koefisien untuk harga jeruk adalah 1,365364 yang artinya, apabila terjadi kenaikan harga jeruk konsumen
pedesaan sebesar 1 , maka akan menaikkan substitusi impor sebesar 1,365364 asumsi cateris paribus.
Keadaan ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan bahwa harga jeruk lokal berpengaruh positif. Harga konsumen jeruk di tingkat pedesaan
mencerminkan harga jeruk lokal tanpa ditambah biaya distribusi. Hal ini disebabkan karena sentra produksi jeruk umumnya berada di tingkat kabupaten
61
khususnya pedesaan Lampiran 3. Harga jeruk tersebut merupakan harga yang bersedia dibayar oleh masyarakat untuk membeli jenis Jeruk Siam dan Jeruk
Keprok di seluruh Indonesia atau pendekatan dari harga yang diterima oleh petani langsung di tingkat produksi. Harga jeruk ini menunjukkan tingkat keberhasilan
petani jeruk dalam memasarkan hasil panennya terkait dengan permintaan masyarakat. Oleh karena itu, apabila harga jeruk lokal mengalami kenaikan, maka
konsumen jeruk akan beralih dan memilih jeruk dengan harga yang lebih murah yaitu jeruk impor. Akibatnya, permintaan jeruk impor pun semakin meningkat dan
volume impor naik. Keadaan ini didukung pula oleh perjanjian ACFTA yang menghilangkan
tarif impor untuk Jeruk Mandarin yang berasal dari Cina, sehingga harga jeruk impor menjadi lebih murah. Kenaikan volume impor ini akan berakibat pada
kenaikan substitusi impor jeruk yang harus diproduksi petani. Petani jeruk lokal harus meningkatkan produksi jeruk agar dapat menggantikan posisi jeruk impor.
Kenaikan produksi tersebut juga harus diimbangi dengan penurunan harga jeruk rata-rata dan peningkatan kualitas jeruk agar dapat memenuhi selera konsumen
yang selama ini selalu memilih Jeruk Mandarin Cina. Jadi, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal ini dengan cara membantu petani dalam
meminimisasi biaya produksi dan biaya distribusi. Menekan biaya produksi bisa dengan meningkatkan teknologi dan
menurunkan biaya distribusi karena walaupun harga jeruk dari tingkat pedesaan terkesan lebih murah sedikit dibanding harga jeruk impor, namun sebenarnya
harga ini disebabkan karena kedekatan dengan sentra produksi. Sedangkan apabila
62
jeruk tersebut didistribusikan ke luar daerah, akan meningkatkan harga secara signifikan karena maraknya pungutan liar.
6.2.2.3 Produk Domestik Bruto PDB