55
Substitusi impor bagi komoditas jeruk sangat penting untuk dilakukan karena maraknya serbuan jeruk mandarin khususnya yang berasal dari Cina saat
ini akibat adanya ACFTA yang menghilangkan bea masuk. Petani lokal harus diberi dukungan oleh berbagai pihak terutama pemerintah agar dapat
meningkatkan produksi dan memperkuat daya saing. Oleh karena itu, faktor- faktor yang memengaruhi substitusi impor jeruk LnSIJ juga perlu untuk
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut yaitu nilai tukar rupiah terhadap dollar LnNTR, harga konsumen jeruk LnHKJ, Produk Domestik Bruto LnPDB,
produksi jeruk lokal LnPJL, harga Jeruk Mandarin impor LnHJI, jumlah substitusi impor tahun jeruk sebelumnya LnSIJ
t-1
, dan dummy ACFTA DC.
6.2.1 Hasil Pengujian Ekonometrika
Analisis faktor-faktor yang memengaruhi substitusi impor Jeruk Mandarin dengan menggunakan model regresi berganda variasi double-log log-log
menghasilkan persamaan sebagai berikut: LnSIJ = 80.86910 - 3.042880LnNTR + 1.365364LnHKJ - 7.401002LnPDB-
1.178011LnPJL + 0.765782LnHJI + 0.629408LnSIJ
t-1
+ 2.828943DC + ε
Model double log dipilih karena menghasilkan nilai peubah x yang nilainya serupa dengan elastisitas faktor yang diuji, sehingga lebih relevan dan baik untuk
digunakan. Model ini harus diuji secara ekonometrika guna mengetahui ada atau tidaknya pelanggaran asumsi model regresi berganda. Kriteria uji ekonometrika
yang pertama adalah uji multikolinearitas. uji ini dilakukan guna mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut.
56
Berdasarkan uji dengan menggunakan VIF, variabel bebas yang ada dalam model substitusi impor tidak ada yang mengalami multikolinearitas karena nilai
VIF kurang dari 10. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas dengan VIF Predictor
Coef SE Coef
T P
VIF Constant
38,46 11,72
3,28 0,001
LnHJI 0,5838
0,1840 3,17
0,002 1,9
LnHKJ 1,0604
0,2993 3,54
0,001 2,8
LnNTR -0,807
1,164 -0,69
0,489 1,6
LnPDB -4,012
1,261 -3,18
0,002 5,8
LnPJL -1,1162
0,2690 -4,15
0,000 3,5
DC 2,1197
0,3865 5,48
0,000 5,8
Sumber: BPS 2011, diolah
Melalui Tabel diatas terlihat bahwa seluruh nilai VIF peubah x kurang dari 10. Berdasarkan uji tersebut, maka tidak ada multikolinearitas dalam model SIJ.
Peubah-peubah X dalam model tidak saling berkorelasi, sehingga model layak untuk digunakan. Uji selanjutnya, yaitu heterokedastisitas juga menunjukkan
bahwa model bersifat homokedastisitas karena nilai Prob. Chi-Square lebih dari taraf nyata 5 yaitu sebesar 0,3432.
Kriteria uji ekonometrika yang ketiga adalah autokorelasi. Autokorelasi terjadi apabila terjadi pelanggaran asumsi yaitu adanya korelasi antardata pada
residual. Autokorelasi tidak terjadi berdasarkan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
dengan n berjumlah 120 karena nilai probability ObsR Squared
lebih dari taraf nyata 5 yaitu sebesar 0,0556.
57
Kriteria uji yang terakhir adalah uji normalitas. Pengujian terhadap normalitas dilakukan dengan uji Jacque-Bera dengan nilai probabilitas sebesar
0,694038. Nilai ini melebihi taraf nyata 5 sehingga dapat dibuktikan bahwa galat menyebar normal. Jadi, berdasarkan seluruh kriteria uji ekonometrika
tersebut, dapat disimpulkan bahwa model layak untuk digunakan karena tidak terdapat pelanggaran asumsi model regresi double-log berganda.
6.2.2 Analisis Statistik dan Ekonomi