= nilai sel yang diamati observed = nilai sel yang diharapkan ekspetasi
Χ² = nilai chi-square
3.6.3 Analisis Faktor
Analisis yang digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang dipentingkan oleh peserta seminar program CSR pendidikan MSIG
adalah analisis faktor. Analisis faktor termasuk pada interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel
independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan
yang lain, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal Santoso, 2005.
Menurut Simamora 2005 terdapat dua metode dasar analisis faktor, yaitu principal component analysis dan common factor analysis.
Pricipal component analysis menggunakan total varians dalam analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang memiliki specific
variance dan error variance yang paling kecil. Common factor analysis mengekstrak faktor hanya berdasarkan common variance. Metode ini
dapat dipakai apabila tujuan utama sebuah penelitian adalah untuk mengetahui dimensi-dimensi laten atau konstruksi yang mendasari
variabel-variabel asli.
Menurut Wibisono 2000, Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati dimana beberapa variabel mempunyai
korelasi, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki p faktor umum common factor yang mendasari korelasi antar variabel
dan juga m faktor unik unique factor yang membedakan tiap variabel. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4,...,Fm dan faktor
unik U1, U2, U3, U4,...,Um. Model matematis dasar analisis faktor
yang digunakan untuk setiap variabel independen X1 adalah sebagai berikut:
Dimana : X
i
= variabel independen ke-i F
j
= faktor kesamaan ke-j U
i
= faktor unik ke-i A
ij
= koefisien faktor kesamaan B
i
= koefisien faktor unik Menurut Santoso 2005, Analisis faktor meliputi proses sebagai
berikut : 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel
yang akan
ditentukan, dengan
menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode Kaiser-
Meyer-Olkin KMO. Menurut Kaiser dalam Wibisono 2000, tingkat kesesuaian harga KMO dijelaskan pada Tabel 2. KMO
adalah uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai indeks tinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak
dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak layak dilakukan Suliyanto, 2005. Untuk
menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy
MSA. Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria: a. MSA=1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
yang lain. b. MSA0,5, variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis
lebih lanjut. c. MSA0,5,variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Penggunaan Analisis Faktor Dengan Harga KMO
Harga KMO Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor 0.9
Sangat memuaskan 0.8
Memuaskan 0.7
Harga menengah 0.6
Cukup 0.5
Kurang memuaskan 0.5
Tidak Diterima 3. Melakukan proses factoring, yaitu menurunkan satu atau lebih
faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang
masuk ke dalam faktor tertentu. 5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya member nama
atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
6. Validasi hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran umum perusahaan 4.1.1
Profil Perusahaan
PT. Asuransi MSIG Indonesia, anggota dari MSAD Insurance Group, sebelumnya dikenal sebagai PT. Asuransi Mitsui Summitomo
Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi umum patungan terbesar di Indonesia yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih
dari 30 tahun dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. MSIG adalah nama baru merek group yang baru-baru ini
diluncurkan yang sudah lebih dari 100 tahun berkecimpung dalam bisnis asuransi umum di Asia Pasifik, Amerika dan Eropa, termasuk 16
wilayah di kawasan Asia. Perusahaan induknya di Jepang telah menerima berbagai penghargaan dan dinilai memiliki posisi keuangan
yang kuat, mencangkup peringkat AA untuk kategori Financial Strength dari Standards Poors.
Pada tahun 2004, MSIG memperluas cakupannya di Asia dengan mengakuisisi perusahaan asuransi umum Aviva Pic. Pada tahun 2005,
MSIG mengakuisisi Mingtai Fire Marine Insurance yang merupakan persahaan asuransi umum terbesar kedua di Taiwan. Beberapa
perusahaan yang diakuisisi telah beroperasi di Asia lebih dari 100 tahun. Sebagai dampak dari pertumbuhan yang dramatis di Asia, MSIG
juga memperkuat pelayanannya melalui kantor pusat regionalnya di Singapura.
Dari tahun ke tahun, dibawah manajemen yang kuat dan dinamis, Perseroan telah mengalami perkembangan yang baik. Produksi tahunan
pun mengalami kenaikan yang stabil dan posisi perusahaan di dalam Pasar Industri Asuransi di Indonesia pun ikut meningkat.
Untuk meningkatkan pelayanan dan mempererat hubungan dengan para nasabah, MSIG telah mendirikan kantor cabang dan
perwakilan di Surabaya, Denpasar, Palembang, dan Bekasi. MSIG menyediakan produk asuransi terbaik dan pelayanan yang luas dengan
memberikan rasa damai kepada nasabah dan pemangku kepentingan