Kajian citra perusahaan PT. Asuransi msig Indonesia melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) (Studi Kasus: Peserta Seminar di Kampus IPB)
RESPONSIBILITY
(CSR)
(Studi Kasus: Peserta Seminar di Kampus IPB)
Oleh
ANDRIAN DUTA EL AMIN
H24070069
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(2)
MSIG Indonesia Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) ( Studi Kasus:
Peserta Seminar di Kampus IPB). Di bawah bimbingan Edward H. Siregar.
Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
(corporate value) yang direfleksikan hanya dalam kondisi keuangannya saja,
namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Hal itu pula
yang terjadi pada industri asuransi di Indonesia. Perumusan strategi bisnis dilakukan tidak hanya mengacu pada aspek teknis saja, melainkan juga harus mempertimbangkan aspek etika bisnis. PT. Asuransi MSIG Indonesia merancang dan menerapkan berbagai program CSR sebagai wujud kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengetahui karakteristik peserta seminar pada kegiatan CSR pendidikan yang dilakukan MSIG; (2). Menganalisa sikap peserta terhadap penerapan kegiatan CSR pendidikan yang dilakukan MSIG; (3). Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR pendidikan MSIG; (4) Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pencitraan MSIG melalui kegiatan CSR pendidikan. Penelitian dilakukan di Kantor PT. Asuransi MSIG Indonesia, Jakarta dan dilaksanakan pada bulan Februari 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada peserta seminar MSIG di IPB dan interview langsung kepada manajer, serta data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dan internet yang relevan dengan topik
penelitian. Penentuan sampel dilakukan secara purposive dengan sampel sebanyak
100 responden. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji
Product Moment Pearson dan teknik Cronbach’s Alpha. Alat analisis yang
digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Chi-square dan Analisis Faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR pendidikan tentang
seminar manajemen risiko termasuk dalam kategori Corporate Social Marketing
(CSM). Berdasarkan hubungan antara karakteristik (Jenis Kelamin, Usia, dan
Tingkat Pendidikan) dengan persepsi citra perusahaan mempunyai Asymp Sig
lebih besar sama dengan nilai alfa 0,05 maka H0 diterima. Artinya karekteristik
(Jenis Kelamin, Usia, dan Tingkat Pendidikan) tidak ada hubungan dengan persepsi citra perusahaan.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis faktor diketahui, bahwa faktor yang paling dipentingkan oleh peserta seminar MSIG adalah faktor Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Manajemen (0,707), kemudian faktor Keunggulan dan Hubungan dengan Pelanggan (0,581), dan yang terakhir adalah faktor Tanggung Jawab Sosial (0,358).
(3)
RESPONSIBILITY
(CSR)
(Studi Kasus: Peserta Seminar di Kampus IPB)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir
untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ANDRIAN DUTA EL AMIN
H24070069
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(4)
Peserta Seminar di Kampus IPB)
Nama : Andrian Duta El Amin
NIM : H24070069
Menyetujui, Pembimbing
(Drs. Edward H. Siregar, SE, MM.) NIP : 19570622 198601 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc) NIP : 19610123 198601 1 002
(5)
iv
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 04 November 1989 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Ruslan Ali dan Sukasri Andriani. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Pedes I Bogor pada tahun 2001. Lalu, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor dan kemudian di Sekolah Menengah Atas Kornita pada tahun 2004. Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2008, penulis diterima pada mayor Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Manajemen dengan supporting course.
Selama masa perkuliahan, penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yaitu sebagai Panitia Sportakuler 2009, Panitia Banking Goes to Campus (BGTC)
2009, Panitia Seminar “Risk Management” (PT. Asuransi MSIG Indonesia dan
IPB) 2010 dan Staff Direktorat POB Center of Management (COM@) pada tahun
2009-2010. Selain itu, penulis juga pernah melakukan penelitian dan magang di beberapa perusahaan: PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT. Asuransi MSIG Indonesia.
Dalam rangka menyelesaikan studi di FEM, IPB, penulis melakukan
penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Kajian Citra Perusahaan PT.
Asuransi MSIG Indonesia Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR)(Studi Kasus : Peserta Seminar di Kampus IPB)”, di bawah bimbingan Drs.
(6)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji senantiasa penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi berjudul Kajian Citra Perusahaan PT. Asuransi
MSIG Indonesia Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)(Studi
Kasus : Peserta Seminar di Kampus IPB) sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Juni 2011
(7)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Edward H. Siregar, SE, MM. sebagai pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS. dan Bapak Dr. Ir. Jono Munandar,
M.Sc. Selaku dosen penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji dalam ujian skripsi dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM
IPB.
4. Bapak Bambang, Ibu Santi, Ibu Tanti dan seluruh pihak manajemen PT
Asuransi MSIG Indonesia yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian.
5. Kedua orang tua tercinta (H. Ruslan Ali dan Sukasri Andriani), mba yang
baik (Mita Yustikawati, SP), abang terbaik (Imam Prasetio Utomo, S) dan adik tersayang (Imam Zarkasyi) yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi.
6. Bapak R Dikky Indrawan, SP, MM., Ibu Ratih Maria Dewi, SP, MM dan
Bapak Alim Setiawan S, STP, MSi selaku dosen pendamping dalam penjajakan ke PT. Asuransi MSIG Indonesia.
7. Seluruh dosen dan staf tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang
sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis.
8. Sahabat sekaligus saudara tercinta (Dani, Fikhy, Chris, Gerry, Uki, Yodia,
(8)
vii
mengajarkan pengalaman kebersamaan dan saling membantu dalam suka dan duka.
9. Sahabat sekaligus tetangga rumah (Pildasi dan Panji) yang selalu memberikan
kesenangan dan kegembiraan.
10. Teman sebimbingan (Lucky Yanuar) yang telah bersama-sama menghadapi
semua rintangan dan saling menguatkan.
11. Teman-teman satu tempat penelitian (Astri, Ratih, Elis, Adi dan Vera).
12. Seluruh teman-teman Manajemen 44 dan Mahasiswa IPB lain yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, Juni 2011
(9)
viii
Halaman RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.Manfaat Penelitian... 5
1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi CSR ... 7
2.1.1 Aktivitas Utama CSR... 7
2.1.2 Prinsip Dasar... 8
2.1.3 Model CSR... 9
2.1.4 Manfaat CSR... 11
2.1.5 Cara Pandang Perusahaan Terhadap CSR... 12
2.1.6 Prinsip-prinsip CSR ... 12
2.2.Citra Perusahaan... 14
2.3.Jasa... 15
2.4.Asuransi... 15
2.4.1 Asuransi Kerugian... 16
2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 16
III. METODE PENELITIAN 3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian... 20
3.3.Jenis dan Sumber Data... 20
3.4.Metode Pengambilan Sampel... 20
3.5.Metode Pengumpulan Data... 21
3.5.1 Uji Validitas ... 21
(10)
ix
3.6.Metode Pengolahan Data ... 23
3.6.1 Analisis Deskriptif ... 23
3.6.2 Analisis Tabulasi Silang dengan Chisquare... 24
3.6.3 Analisis Faktor ... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 28
4.1.1 Profil Perusahaan... 28
4.1.2 Sejarah Perusahaan... 29
4.1.3 Visi dan Misi... 30
4.1.4 Nilai-Nilai Utama... 31
4.1.5 Penghargaan dan Prestasi... 31
4.1.6 Struktur Organisasi... 32
4.1.7 Produk-Produk Perusahaan... 34
4.1.8 Program CSR... 36
4.2. Karakteristik Responden... 39
4.3. Pencarian Informasi Khusus ... 43
4.4. Sikap Peserta Seminar Dalam Program CSR Pendidikan MSIG 44 4.5. Persepsi Peserta Terhadap Citra MSIG... 49
4.6. Identifikasi Kegiatan CSR Pendidikan MSIG... 50
4.7. Analisis Atribut-Atribut yang Dipentingkan Oleh Responden Terhadap Citra MSIG... 52
4.8. Implikasi Manajerial ... 58
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 60
2. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(11)
x
No. Halaman
1. Jenis kegiatan CSR di Indonesia berdasarakan jumlah kegiatan dan
dana (2004)... 3
2. Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor dengan harga KMO... 26
3. Skor Kriteria Citra Perusahaan MSIG... 50
4. Kategori dan benefit program CSR MSIG... 51
5. Faktor-faktor yang dipentingkan oleh responden... 52
6. Nilai ekstraksi faktor-faktor yang dipentingkan oleh peserta seminar
MSIG... 53
7. Nilai ekstraksi atribut-atribut pada faktor tanggung jawab sosial... 54
8. Nilai ekstraksi atribut-atribut pada faktor tata kelola perusahaan dan
kualitas manajemen ... 56
9. Nilai ekstraksi atribut-atribut pada faktor keunggulan dan hubungan
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ... 18
2. Karakteristik responden peserta seminar berdasarkan jenis kelamin ... 40
3. Karakteristik responden peserta seminar berdasarkan usia... 41
4. Karakteristik responden peserta seminar berdasarkan wilayah tempat
tinggal... 42
5. Karakteristik responden peserta seminar berdasarkan pendidikan
terakhir... 42
6. Sumber informasi pertama kali peserta mengetahui PT. Asuransi
MSIG Indonesia... 43
7. Berapa kali peserta mengikuti seminar PT. Asuransi MSIG
Indonesia... 44
8. Informasi yang diinginkan peserta mengikuti seminar PT. Asuransi
MSIG Indonesia... 44
9. Pengetahuan peserta seminar terhadap program CSR pendidikan
MSIG... 45
10. Sikap peserta mengenai hubungan sosial program CSR bidang
pendidikan... 45
11. Sikap peserta mengenai peningkatan wawasan dan nama baik
universitas... 46
12. Sikap peserta mengenai program CSR pendidikan MSIG peduli pada
peningkatan pengetahuan dan pendidikan... 46
13. Sikap peserta mengenai program CSR pendidikan MSIG yang menunjukan tata kelola perusahaan dan kualitas manajemen yang
bertanggung jawab ... 47
14. Sikap peserta mengenai pihak internal maupun eksternal perusahaan yang telah ikut serta memelihara dan meningkatkan pendidikan
masyarakat ... 47
15. Sikap peserta mengenai program CSR pendidikan yang dilakukan
MSIG membuat namanya lebih dikenal masyarakat... 48
16. Sikap peserta mengenai hubungan emosional program CSR bidang
pendidikan ... 48
17. Sikap peserta mengenai keunggulan program CSR bidang
pendidikan dalam peningkatan pendidikan mahasiswa... 49
18. Sikap peserta mengenai program CSR bidang pendidikan dapat
(13)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Kuesioner penelitian... 65
2. Hasil uji validitas kuesioner... 68
3. Hasil uji reliabilitas kuesioner... 69
4. Hasil tabulasi silang antara karakteristik responden dengan persepsi
citra perusahaan... 70
5. Hasil analisis faktor ... 73
(14)
1) Media Indonesia, CSR, antara Profit dan Harmonisasi Masyarakat, Hal 13, 21 Desember 2010
1.1 Latar Belakang
Dunia saat ini sedang menghadapi krisis global, tidak hanya bersumber pada krisis ekonomi yang semakin hari semakin terasa dampaknya, tapi juga terjadinya krisis lingkungan, sosial, pangan, dan energi. Dunia usaha pun makin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
(corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja, tetapi
juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya (Wibisono, 2007). Menghadapi masalah tersebut, perusahaan harus dengan serius
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Penerapan corporate social
responsibility (CSR) pada perusahaan merupakan jalan atau upaya
perusahaan agar tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) dan mengurangi
dampak krisis yang terjadi sekarang ini.
Hasil survey “The Millenium Poll on CSR” yang dilakukan oleh
Environic International (Toronto), Conference Board (New York) dan Princes of Wales Busines Leader Forum (London) dimana dari 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggung jawab perusahaan akan paling berperan, sedangkan
40% menyatakan citra perusahaan dan brand image yang paling
mempengaruhi kesan mereka (Prasetya, 2010).
CSR dalam perusahaan merupakan pendekatan yang mengintegrasikan
kepedulian sosial di dalam operasi bisnis dan interaksi dengan stakeholder
berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan. Jadi, CSR merupakan strategi bisnis jangka panjang yang dicapai tidak hanya melalui pertumbuhan dan laba, tapi juga harus sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, kelestarian
lingkungan, dan perbaikan kualitas hidup.1)
Banyak perusahaan telah merubah paradigma mereka tentang dunia usaha yang mengejar keuntungan finansial semata, bahwa keuntungan finansial tidak dapat memberikan pembangunan berkelanjutan. Perusahaan
(15)
menyadari bahwa jika perusahaan ingin tetap bertahan atau eksis dan masih ingin diterima oleh masyarakat, perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial.
Hal itu pula yang terjadi pada industri asuransi di Indonesia. Semakin meningkatnya persaingan di sektor asuransi menuntut perusahaan-perusahaan
asuransi agar senantiasa meningkatkan kinerja dan keunggulan
kompetitifnya. Perumusan strategi bisnis dilakukan tidak hanya mengacu pada aspek teknis saja, melainkan juga harus mempertimbangkan aspek etika bisnis.
CSR memberikan keuntungan dan manfaat bagi perusahaan dalam
pengembangan lingkungan atau community development agar mempunyai
hubungan yang baik dan hidup harmonis dengan masyarakat. CSR juga dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan. Manfaat langsung dapat dirasakan dari hal-hal terkait dengan profit atau bisnis maupun operasional, sedangkan manfaat tidak langsung
terkait dengan branding, reputasi, dan citra dari perusahaan tersebut.
Dampak dari pelakasanaan program CSR adalah munculnya sikap positif dari masyarakat berupa muculnya citra positif terhadap perusahaan. Citra positif dari masyarakat terhadap perusahaan akan muncul jika masyarakat sudah melihat dan merasakan manfaat dari program CSR yang dilaksanakan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa citra adalah salah satu aspek penting dalam melakukan kegiatan usaha. Citra muncul dari opoini-opini publik tentang apa saja yang telah dilakukan perusahaan untuk masyarakat sekitar. Kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat akan semakin meningkatkan citra perusahaan dilingkungan bisnis maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, citra yang baik adalah citra yang terbentuk
dalam hubungan dengan semua stakeholder.
Berdasarkan riset Swa (2006) atas 45 perusahaan di Indonesia, menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (37,38 persen), hubungan baik dengan masyarakat (16,82 persen), dan pendukung operasional perusahaan (10,28 persen) (Prabowo,
(16)
2009). Distribusi kegiatan CSR di Indonesia pada tahun 2004 dikelompokkan dalam 8 (delapan) sektor kegiatan. Berikut ini tabel distribusi kegiatan CSR di Indonesia.
Tabel 1. Jenis kegiatan CSR di Indonesia berdasarkan jumlah kegiatan dan dana (2004)
No. Jenis/Sektor Kegiatan
Jumlah Kegiatan (frekuensi) (%) Jumlah Dana (Miliar Rp. ) (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pelayanan sosial
Pendidikan dan penelitian Kesehatan
Kedaruratan Lingkungan Ekonomi produktif
Seni, olahraga, dan pariwisata Pembangunan Prasarana dan perumahan 95 71 46 30 15 10 7 5 34,1 25,4 16,4 10,8 5,4 3,6 2,5 1,8 38 66,8 4,4 2,9 0,4 0,6 1 1,3 33 57,9 3,8 2,5 0,3 0,6 0,9 1
Jumlah Total 279 100 115,3 100
Sumber: Saidi, Zaim dan Abidin (2004)
PT Asuransi Mitsui Sumitomo Insurance Group (MSIG) Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang asuransi. PT Asuransi MSIG Indonesia menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dapat berpijak pada nilai perusahaan dalam sisi keuangan saja, namun PT Asuransi MSIG Indonesia ikut memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. PT Asuransi MSIG Indonesia memiliki tujuan yaitu memberikan kontribusi pada pembangunan masyarakat yang dinamis, membantu mengamankan masa depan yang berkelanjutan bagi dunia dengan membawa keamanan dan keselamatan melalui asuransi global dan usaha jasa keuangan. MSIG didorong oleh komitmen dan tanggung jawab untuk orang di sekitarnya - pelanggan, karyawan, perantara, mitra bisnis, investor dan pemasok. Sehingga MSIG mengidentifikasi tujuh prinsip kunci berdasarkan tanggung jawab kepada orang-orang dan institusi yang mendukung mereka, yaitu: masyarakat lokal dan masyarakat internasional, lingkungan, karyawan, mitra kerja, pemegang saham, perantara dan pelanggan (PT. Asuransi MSIG Indonesia, 2011).
Terdapat tiga bidang aktivitas CSR di MSIG, yaitu : bidang pendidikan, bidang lingkungan dan bidang sosial. PT Asuransi MSIG Indonesia dalam
(17)
melaksanakan program-program pada bidang CSR di atas, MSIG menghargai setiap individu dan kelompok masyarakat. Untuk tumbuh dan berkembang, maka dengan CSR ini MSIG dapat memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat atau individu yang terkait dengan program ini. Tanggung jawab sosial merupakan aspek yang diperhitungkan selain aspek finansial.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian berjudul : “KAJIAN CITRA
PERUSAHAAN PT. ASURANSI MSIG INDONESIA MELALUI KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
”
(Studi Kasus : Peserta Seminar di Kampus IPB).1.2 Perumusan Masalah
PT. Asuransi MSIG Indonesia mempunyai komitmen untuk membuat perbedaan positif bagi masyarakat dimana MSIG beroperasi secara proaktif mengambil inisiatif dalam melaksanakan program CSR yang berkelanjutan dan MSIG menanamkan CSR ke dalam aktivitas sehari-hari perusahaan untuk untuk meningkatkan kesadaran perusahaan untuk tercapainya usaha yang berkelanjutan.
MSIG bercita-cita atau memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan kepercayaan atau simpati dari masyarakat sekitar kepada perusahaan sehingga dapat memperkuat reputasi atau citra positif MSIG agar terus memberikan kontribusi kepada masyarakat dan memenuhi kewajiban sebagai perusahaan yang baik (PT. Asuransi MSIG Indonesia, 2011).
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka permasalahan yang diteliti adalah :
1. Bagaimanakah karakteristik peserta seminar pada kegiatan CSR
pendidikan MSIG ?
2. Bagaimanakah sikap peserta terhadap penerapan CSR pendidikan yang
dilakukan MSIG ?
3. Bagaimanakah pesepsi peserta terhadap penerapan CSR pendidikan yang
dilakukan MSIG ?
4. Faktor-faktor manakah yang paling utama dalam mencitrakan MSIG
(18)
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui karakteristik peserta seminar pada kegiatan CSR pendidikan
yang dilakukan MSIG.
2. Menganalisa sikap peserta terhadap penerapan kegiatan CSR pendidikan
yang dilakukan MSIG.
3. Menganalisa persepsi peserta terhadap penerapan kegiatan CSR
pendidikan yang dilakukan MSIG.
4. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pencitraan MSIG
melalui kegiatan CSR pendidikan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran positif bagi perusahaan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam penerapan program CSR. Serta untuk mengadakan perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan pencitraan perusahaan melalui program CSR.
2. Peneliti
Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
3. Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai alat perbandingan untuk melakukan penelitian ini lebih lanjut khususnya mengenai CSR.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Membatasi pembahasan masalah pada kajian citra perusahaan melalui kegiatan program CSR yang dilakukan oleh PT. Auransi MSIG Indonesia. Tiga program CSR yang diadakan oleh PT. Asuransi MSIG Indonesia, yaitu : Lingkungan, Pendidikan, dan Sosial. Pembahasan masalah khususnya pada
(19)
program CSR pendidikan yang dilakukan PT. Asuransi MSIG Indonesia yaitu memberikan seminar pendidikan tentang manajemen resiko.
(20)
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corporate Social Responsibility
Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable
Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku
etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial perusahaan berarti bahwa perusahaan mampu bertanggung jawab terhadap semua kegiatannya yang mempengaruhi manusia, komunitas mereka dan lingkungan. Hal tersebut berdampak pada kesejahteraan manusia dan masyarakat.
Salah satu definisi tanggung jawab sosial yang digunakan Indonesia
Business Links (IBL) adalah strategi bisnis yang melihat bahwa kepentingan
bisnis jangka panjang dicapai dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkungan dan peningkatan hidup manusia. Sedangkan menurut Wibisono (2007), CSR merupakan tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
2.1.1 Aktivitas Utama Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Kotler dan Lee (2005) menyebutkan enam kategori program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada tujuan pelaksanaan CSR yang ingin dicapai perusahaan. Keenam jenis program CSR terseubt adalah : a. Cause promotions, perusahaan menyediakan dana atau sumber daya
lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk kegiatan tertentu.
(21)
b. Cause Related Marketing, perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu, serta untuk aktivitas derma tertentu. c. Corporate Social Marketing, perusahaan mengembangkan dan
melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Corporate Philantropy, perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya pemberian uang secara tunai, paket bantuan, atau pelayanan secara cuma-cuma.
e. Community Volunteering, perusahaan mendukung serta mendorong
karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran
untuk menyesihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.
f. Social Responsible Business Practices, perusahaan melakasanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup.
2.1.2 Prinsip Dasar
Menurut Wibisono (2007) pandangan bahwa tujuan ekonomi dan sosial terpisah dan bertentangan merupakan pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Faktanya, kemampuan perusahaan untuk bersaing sangat tergantung pada keadaan lokasi di mana perusahaan itu beroprasi. CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal
(22)
a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mecari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroprasi dan berkembang.
b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendiri sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan ada yang merancang berbagai skema perlindungan social warga setempat.
c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan saran air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme).
2.1.3 Model CSR
Berbagai model CSR diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Ternyata terdapat empat model atau pola CSR yang umum di terapkan yaitu ( Saidi dan Abidin, 2004) :
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya,
seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi
bagian dari tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaanperusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
(23)
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan
lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (Ornop). Instansi
pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatas sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada
pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerjasama dari lembaga operasional.
Sedangkan menurut Wibisono (2007) ada dua pola yang umumnya digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan (CSR):
a. Self managing
Pola keterlibatan secara langsung dan melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Kelebihannya adalah pelaksanaan kegiatan lebih sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, lebih mudah di kontrol dan dimonitor, lebih efisien untuk kegiatan yang bersifat jangka pendek dan perusahaan dapat belajar langsung
merancang program CSR. Kekurangan self managing diantaranya
adalah keterampilan karyawan umumnya masih kurang,
membutuhkan sumber daya khusus dengan jumlah yang cukup dan berpotensi untuk membengkaknya anggaran.
b. Outsourching
Outsourching Memiliki dua pola, pertama bermitra dengan pihak
lain, LSM, instansi pemerintah, universitas, media massa, dan lain sebagainya. Pola kedua dengan bergabung atau mendukung kegiatan bersama baik yang jangka pendek atau jangka panjang. Kelebihan
pola outsourching adalah perusahaan bisa memilih mitra profesional
(24)
dengan kapasitas khusus dan kinerja program dapat dengan mudah dievaluasi. Sedangkan kekurangannya yaitu anggaran yang dikeluarkan perusahaan relatif lebih besar, seringkali perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan secara langsung dan diperlukan mekanisme kontrol yang baik.
2.1.4 Manfaat CSR
Dari segi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR (Susanto, 2009) :
a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas
yang diterima perusahaan.
b. Perlindungan dan membantu perusahaan meminimalkan dampak
buruk yang diakibatkan suatu krisis.
c. Ketertiban dan kebanggaan karyawan.
d. Memperbaiki dan mempererat hubungan perusahaan.
e. Meningkatkan jumlah penjualan.
f. Insentif-insentif lainnya.
Sedangkan menurut Wibisono (2007) mengungkapkan ada sepuluh manfaat penerapan CSR, yakni :
a. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan.
b. Layak mendapatkan social license to operate.
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya.
e. Membentangkan akses menuju market.
f. Mereduksi biaya.
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
(25)
2.1.5 Cara Pandang Perusahaan Terhadap CSR
Cara perusahaan memandang CSR atau alasan perusahaan menerapkan CSR bisa di klasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu (Wibisono, 2007) :
a. CSR dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven),
sekadar basa-basi dan keterpaksaan. Motivasi pelakasanaan CSR
adalah untuk mendongkrak citra perusahaan (reputation driven).
b. Upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR di
implementasikan karena memang ada regulasi hukum, dan aturan yang memaksanya.
c. Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias
compliance plus. CSR diimplementasikan karena memang ada
dorongan yang tulus dari dalam (internal driver).
2.1.6 Prinsip-prinsip CSR
Warhust dalam Wibisono (2007) mengajukan prinsip-prinsip
CSR sebagai berikut :
a. Prioritas korporat
Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
b. Manajemen terpadu
Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
c. Proses perbaikan
Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakanm program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.
d. Pendidikan Karyawan
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi karyawan.
(26)
e. Pengkajian
Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.
f. Produk Dan Jasa
Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial.
g. Informasi Publik
Memberikan informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan, distibutor dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi, penyimpangan dan pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa.
h. Fasilitas Dan Operasi
Mengembangkan, merancang dan mengoprasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.
i. Penelitian
Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
j. Prinsip Pencegahan
Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
k. Kontraktor dan Pemasok
Mendorong penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
(27)
l. Siaga menghadapi darurat
Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya berkerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal.
m. Transfer best practice
Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
n. Memberi Sumbangan
Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
o. Keterbukaan
Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potensial hazard, dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa.
p. Pencapaian dan Pelaporan
Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pda dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.
2.2 Citra Perusahaan
Susanto (2009) Citra perusahaan adalah asosiasi yang terbentuk antara perusahaan dengan sekumpulan atribut (positif dan negatif) yang paling
menonjol yang kemudian diberi makna dalam benak para stakeholder.
Sedangkan dalam News of Perhumas (2004) disebutkan bahwa terdapat
beberapa aspek dalam membentuk citra dan reputasi perusahaan, antara lain :
a. Kemampuan finansial.
b. Mutu produk dan pelayanan.
c. Fokus dan hubungan dengan pelanggan.
(28)
e. Tata kelola perusahaan dan kualitas manajemen.
f. Inovasi.
g. Tanggung jawab sosial dan lingkungan.
h. Reliability.
i. Penegakan Good Corporate Governance (GCG).
2.3 Jasa
Lovelock dan Wright (2005) mendefinisikan jasa sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Produk jasa harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, ditentukan harga yang realistis, didistribusikan melalui saluran yang aman, dan secara aktif dipromosikan ke pelanggan.
Lovelock dan Wright (2005) juga menjelaskan delapan hal mendasar yang membedakan jasa dengan barang fisik, yaitu:
a. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa.
b. Produk jasa bersifat tidak berwujud.
c. Pelanggan lebih terlibat dalam proses produksi.
d. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk.
e. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional.
f. Banyak jasa sulit dievaluasi pelanggan.
g. Umumnya tidak mempunyai persediaan.
h. Faktor waktu relatif lebih penting.
i. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik.
2.4 Asuransi
Definisi asuransi bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandangan ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematika (Darmawi, 2006).
a. Sudut pandang ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan.
b. Sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penananggung.
(29)
c. Sudut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko.
d. Sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotannya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut.
e. Sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko.
2.4.1 Asuransi Kerugian
Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Produk asuransi kerugian yang pada umumnya ditawarkan industri asuransi dapat digolongkan atas: asuransi kebakaran, asuransi transportasi, dan asuransi aneka.
2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Jatmiko (2011) melakukan studi mengenai Kajian Citra Perusahaan
Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility pada Bank “X” Bogor.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kategori kegiatan CSR pada Bank X dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pencitraan pada Bank X. Mengidentifikasikan kegiatan CSR Bank X, untuk melihat termasuk ke dalam kategori apakah kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank X tersbut dan menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk citra Bank X melalui kegiatan CSR.
Prasetya (2010) melakukan studi mengenai Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility “Lifebouy Berbagi Sehat” Terhadap
Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia (Studi Kasus Kota Bogor). Alat analisis yang digunakan adalah analisis Pearson untuk mengukur besaran hubungan yang terjadi dan regresi sederhana untuk mengukur pengaruh yang disebabkan oleh kegiatan CSR. Selain itu diteliti
(30)
pula posisi brand awareness produk Lifebouy serta efktifitas iklan TV CSR
“Lifebouy Berbagi Sehat” dengan menggunakan analisis CRI.
Prabowo (2009) penelitian dengan judul Kajian Efektifitas Program
Corporate Social Responsibility Yayasan Unilever Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui Program CSR Unilever apakah yang paling efektif bagi masyarakat, beserta faktor yang mempengaruhinya alat analisis yang digunakan korelasi Rank Spearman dan analisis deskriptif. Dengan konsumen masyarakat daerah Pasar Minggu Pejaten Jakarta.
(31)
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tujuan
PT. Asuransi MSIG Indonesia
Karakteristik konsumen a. jenis kelamin b. usia
c. domisili
d. pendidikan terakhir PT. Asuransi MSIG Indonesia
Sikap peserta dalam program CSR pendidikan MSIG Analisis Deskriptif Analisis Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan:
1. Tanggung Jawab Sosial
2. Tata Kelola Perusahaan & Kualitas Manajemen 3. Keunggulan dan
Hubungan dengan Pelanggan
Rekomendasi strategi untuk PT. Asuransi MSIG Indonesia Program CSR Pendidikan
PT. Asuransi MSIG Indonesia
Persepsi peserta terhadap citra PT. Asuransi MSIG Indonesia Analisis Mean Score Analisis ChiSquare
(32)
Perkembangan industri asuransi di Indonesia berkembang dengan pesat, membuat perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia merasakan persaingan yang sangat ketat. Hal ini membuat perusahaan asuransi mulai sulit untuk mendapatkan keuntungan/profit yang maksimal. Oleh karena itu PT. Asuransi MSIG Indonesia menyadari jika tetap ingin dirasakan keberadaannya dan diterima oleh masyarakat, maka harus memiliki tanggung jawab sosial
(Corporate Social Responsibility), tidak hanya mementingkan keuntungan
finansial semata.
PT. Asuransi MSIG Indonesia memiliki tiga bidang aktivitas CSR, meliputi : lingkungan, pendidikan, dan sosial. Penelitian digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk citra PT. MSIG melalui kegiatan CSR di bidang pendidikan yaitu tentang seminar umum ke universitas. Penganalisaan citra MSIG terhadap program CSR pendidikan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden yang terpilih menjadi sampel.
Penilaian responden dinilai secara deskriptif. Penilaian atau pengujian deskriptif ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai karakteristik responden yang merupakan sampel dari populasi peserta seminar yang
dilakukan MSIG serta melakukan uji Chi Square untuk melihat apakah
masing-masing karakteristik responden tersebut memiliki pengaruh terhadap jawaban yang diberikan. Selanjutnya mengidentifikasikan kegiatan CSR MSIG. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat termasuk dalam kategori apakah kegiatan CSR yang dilakukan oleh MSIG tersbut. Kemudian menganalisa faktor-faktor yang palingg berpengaruh dalam membentuk citra MSIG melalui kegiatan CSR.
Pada akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan serta implikasi manajerialnya yang dimaksudkan untuk menyimpulkan hasil kegiatan penelitian serta beberapa masukan kepada pihak MSIG atas kegiatan CSR yang dijalankannya agar lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan citra perusahaannya melalui kegiatan CSR.
(33)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di sekitar wilayah kampus IPB Dramaga Bogor dan PT. Asuransi MSIG Indonesia yang berlokasi di Gedung Summitmas II, lantai 15 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Jakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh langsung dari mahasiswa berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner, dan wawancara kepada peserta dan pihak manajemen PT MSIG Asuransi Indonesia. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan cara mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, internet, jurnal, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel atau contoh pada penelitian ini
berdasarkan penarikan sampel non probabilitas (non probability sampling),
sehingga semua unsur populasi belum tentu memiliki peluang yang sama
untuk dipilih menjadi anggota contoh. Teknik non probability sampling yang
digunakan adalah metode quota sampling. Ukuran sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Umar, 2003) :
Keterangan :
N = Jumlah sampel
n = Ukuran sampel (responden)
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih bisa ditolerir sebesar 10% Berdasarkan data mengenai jumlah peserta seminar MSIG, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
n = = 96,3946869 = 100 peserta
(34)
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur atau instrumen (kuesioner). Validitas menunjukkan sejauh mana alat dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2003). Uji validitas diketahui dengan cara menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor
total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson sebagai
berikut :
Keterangan :
= Koefisien validitas yang dicari
n = Jumlah responden
X = Skor masing-masing pertanyaan X Y = Skor masing-masing pertanyaan Y
Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software
Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16. Uji validitas
dilakukan terhadap 30 responden dimana bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yang ditentukan yaitu sebesar 0, 361 maka kuesioner dinyatakan sah (valid) dan dapat digunakan.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi
product moment Pearson, untuk kuesioner tingkat kepentingan. Dengan
menggunakan jumlah responden sebanyak 30, maka nilai r tabel pada
tingkat signifikan (α) 0,05 adalah 0,361. Diperoleh r hitung lebih besar
dari r tabel, maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas
konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan. Berdasarkan uji validitas dapat diketahui bahwa kuesioner dinyatakan valid. Hasil lengkap uji validitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2.
(35)
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003). Kuesioner reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (Simamora, 2004). Uji reliabilitas data kuesioner
dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha
dengan rumus :
Dimana :
Reliabilitas instrumen Banyak butir pertanyaan Jumlah ragam total
Jumlah ragam butir
Rumus untuk mencari nilai ragam adalah :
Dimana : Ragam
Jumlah contoh (responden) Nilai skor yang dipilih
Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS
versi 16. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden dimana
reliabilitas variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s
Alpha lebih dari 0,60.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alfa
Cronbach digunakan pada pengujian kuesioner yang menggunakan
skala likert dari 1 sampai 5. Kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan
reliabel karena memiliki nilai Alfa Cronbach lebih dari 0,6. Hasil
(36)
3.6 Metode Pengolahan Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan program
Software Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package For Social Science
(SPSS) versi 16. SPSS merupakan program khusus untuk menangani masalah
pengolahan data statistik yang berfungsi untuk mendistribusikan informasi
hasil pengolahan data. Dalam penelitian ini Software SPSS digunakan untuk
mengolah data dari analisis faktor.
3.6.1 Analisis Deskriptif
Statistika deskriptif dapat digunakan untuk mengetahui
karakteristik variabel-variabel yang berkaitan, mengestimasi berapa besar jumlah kelompok, mengetahui persepsi konsumen terhadap suatu produk tertentu, mengetahui berapa besar pengaruh variabel dan mengetahui prediksi spesifik (Rangkuti, 2003). Statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik, sikap dan persepsi responden terhadap kegiatan CSR pendidikan. Langkah awal dalam analisis statistik deskriptif adalah membuat tabel frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Data tentang karakteristik responden dan sikap responden dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama,
ditabulasikan kemudian dipersentasekan. Persentase terbesar
merupakan faktor dominan dari masing-masing atribut yang diteliti. Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan persepsi responden terhadap kegiatan CSR pendidikan. Untuk memperoleh kesimpulan atau informasi dari data, berikut langkah-langkah dalam pengolahan dan analisisnya:
1. Berikan skor pada setiap jawaban sesuai dengan bobot pada skala
Likert.
2. Lakukan tabulasi atau perhitungan dari skor-skor nilai yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Lakukan pengkategorian dari hasil tabulasi dengan rumus:
(37)
Keterangan :
RS = Rentang skala
M = Angka tertinggi dalam pengukuran
N = Angka terendah dalam pengukuran
B = banyaknya kelas
Skala kriteria : 1,00 – 1,80 = sangat tidak baik
1,81 – 2,60 = kurang baik
2,61 – 3,40 = cukup baik
3,41 – 4,20 = baik
4,21 – 5,00 = sangat baik
4. Masukkan nilai tersebut ke dalam rentang skala yang telah
ditentukan, maka informasi persepsi responden terhadap kegiatan CSR pendidikan akan diperoleh.
3.6.2 Analisis Tabulasi Silang Dengan Chi Square
Tabulasi silang adalah teknik untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua peubah atau lebih, dengan cara menghitung
presentase responden untuk setiap kelompok. Uji Chi-Square dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara citra perusahaan dengan karakteristik responden. Dengan kata lain, teknik ini digunakan untuk melihat apakah hubungan yang sistematik antara kedua variabel (Rangkuti, 2003). Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : tidak ada hubungan antara dua variabel
H1 : ada hubungan antara dua variabel
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai
chi-square hitung dengan nilai chi-square tabel. Hipotesis nol ditolak
jika chi-Square hitung lebih besar atau sama dari nilai chi-Square tabel.
Dengan demikian, hipotesis nol diterima jika nilai chi-Square hitung
lebih kecil dari nilai chi-Square tabel. Tingkat kepercayaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 90 %. Rumus chi-square
(38)
= nilai sel yang diamati (observed)
= nilai sel yang diharapkan (ekspetasi)
Χ² = nilai chi-square
3.6.3 Analisis Faktor
Analisis yang digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang dipentingkan oleh peserta seminar program CSR pendidikan MSIG
adalah analisis faktor. Analisis faktor termasuk pada interdependence
techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel
independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal (Santoso, 2005).
Menurut Simamora (2005) terdapat dua metode dasar analisis
faktor, yaitu principal component analysis dan common factor analysis.
Pricipal component analysis menggunakan total varians dalam
analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang memiliki specific
variance dan error variance yang paling kecil. Common factor analysis
mengekstrak faktor hanya berdasarkan common variance. Metode ini
dapat dipakai apabila tujuan utama sebuah penelitian adalah untuk mengetahui dimensi-dimensi laten atau konstruksi yang mendasari variabel-variabel asli.
Menurut Wibisono (2000), Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati dimana beberapa variabel mempunyai korelasi, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki p
faktor umum (common factor) yang mendasari korelasi antar variabel
dan juga m faktor unik (unique factor) yang membedakan tiap variabel.
Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4,...,Fm dan faktor unik U1, U2, U3, U4,...,Um. Model matematis dasar analisis faktor
(39)
yang digunakan untuk setiap variabel independen X1 adalah sebagai berikut:
Dimana :
Xi = variabel independen ke-i
Fj = faktor kesamaan ke-j
Ui = faktor unik ke-i
Aij = koefisien faktor kesamaan
Bi = koefisien faktor unik
Menurut Santoso (2005), Analisis faktor meliputi proses sebagai berikut :
1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan
menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji
kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Menurut Kaiser dalam Wibisono (2000),
tingkat kesesuaian harga KMO dijelaskan pada Tabel 2. KMO adalah uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai indeks tinggi (berkisar antara 0,5 sampai 1,0), analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak layak dilakukan (Suliyanto, 2005). Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai
atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy
(MSA). Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria:
a. MSA=1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
yang lain.
b. MSA>0,5, variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis
lebih lanjut.
c. MSA<0,5,variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
(40)
Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Penggunaan Analisis Faktor Dengan Harga KMO
Harga KMO Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor
0.9 Sangat memuaskan
0.8 Memuaskan
0.7 Harga menengah
0.6 Cukup
0.5 Kurang memuaskan
< 0.5 Tidak Diterima
3. Melakukan proses factoring, yaitu menurunkan satu atau lebih
faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu.
5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya member nama
atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
6. Validasi hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
(41)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan
PT. Asuransi MSIG Indonesia, anggota dari MS&AD Insurance Group, sebelumnya dikenal sebagai PT. Asuransi Mitsui Summitomo Indonesia merupakan salah satu perusahaan asuransi umum patungan terbesar di Indonesia yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
MSIG adalah nama baru merek group yang baru-baru ini diluncurkan yang sudah lebih dari 100 tahun berkecimpung dalam bisnis asuransi umum di Asia Pasifik, Amerika dan Eropa, termasuk 16 wilayah di kawasan Asia. Perusahaan induknya di Jepang telah menerima berbagai penghargaan dan dinilai memiliki posisi keuangan yang kuat, mencangkup peringkat AA untuk kategori Financial Strength dari Standards & Poors.
Pada tahun 2004, MSIG memperluas cakupannya di Asia dengan mengakuisisi perusahaan asuransi umum Aviva Pic. Pada tahun 2005, MSIG mengakuisisi Mingtai Fire & Marine Insurance yang merupakan persahaan asuransi umum terbesar kedua di Taiwan. Beberapa perusahaan yang diakuisisi telah beroperasi di Asia lebih dari 100 tahun. Sebagai dampak dari pertumbuhan yang dramatis di Asia, MSIG juga memperkuat pelayanannya melalui kantor pusat regionalnya di Singapura.
Dari tahun ke tahun, dibawah manajemen yang kuat dan dinamis, Perseroan telah mengalami perkembangan yang baik. Produksi tahunan pun mengalami kenaikan yang stabil dan posisi perusahaan di dalam Pasar Industri Asuransi di Indonesia pun ikut meningkat.
Untuk meningkatkan pelayanan dan mempererat hubungan dengan para nasabah, MSIG telah mendirikan kantor cabang dan perwakilan di Surabaya, Denpasar, Palembang, dan Bekasi. MSIG menyediakan produk asuransi terbaik dan pelayanan yang luas dengan memberikan rasa damai kepada nasabah dan pemangku kepentingan
(42)
lainnya. Hal ini merupakan komitmen utama perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan maupun individu.
4.1.2 Sejarah Perusahaan
PT. Asuransi MSIG Indonesia merupakan perusahaan patungan antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dan Bapak Rudy Wanandi.
Sebelum perusahaan didirikan, tahun 1970 PT. Maskapai Asuransi Indonesia telah menjalin hubungan kerja dengan Taisho Marine and Fire Indurance Co., Ltd. Pertumbuhan perekonomian Indonesia juga berdampak pada perkembangan dunia perasuransian. Dukungan pemerintah melalui peraturan perundang-undangan telah meberi kesempatan dalam pembentukan perusahaan patungan.
PT. Asuransi Insindon Taisho didirikan pada tanggal 22 Oktober 1975, dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 April 1976. Pada awalnya, Modal Dasar berjumlah Rp. 750 juta dan 70% saham dimiliki oleh Taisho Marine and Fire Insurace Co., Ltd, sedangkan sisanya sebesar 30% dimiliki oleh PT. Maskapai Asuransi Indonesia.
Pada tahun 1983, komposisi permodalan menjadi 51% pihak Indonesia dan 49% pihak Jepang. Tetapi sejak Desember 1990 Modal Dasar telah dinaikkan menjadi Rp. 15 miliar dimana 79,6% dari modal dipegang oleh pihak Jepang sedangkan sisanya sebesar 20,4% oleh pihak Indonesia. Pada tanaggal 16 Desember 1999, Modal Dasar ditingkat menjadi Rp. 40 miliar dengan komposisi modal yang sama.
Pada tanggal 1 April 1996, nama perusahaan PT. Asuransi Insindo Taisho telah diubah menjadi PT. Asuransi Mitsui Marine Indonesia mengikuti induk perusahaan dari Taisho Marine and Fire Insurance Co., Ltd. Sejak tanggal 21 Desember 2001 pemilikan saham PT. asuransi Mitsui Marine Indonesia menjadi 80% pihak Jepang dan 20% pihak Indonesia.
Sejak tanggal 1 April 2003, nama perusahaan PT. Asuransi Mitsui Marine Indonesia telah diubah menjadi PT. Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia mengiuti nama induk perusahaan dan juga dengan dialihkan
(43)
portofolio bisnis PT. Asuransi Sumitomo Marine and Pool ke PT. Asuransi Mitsui Marine Indonesia.
Dengan penggambungan induk perusahaan pada 1 Oktober 2001 dimana nama perusahaan induk berubah menjadi Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd, dan 28% PT. Pool Asuransi Indonesia.
Terhitung sejak tanggal 22 November 2002 komposisi saham berubah menjadi 100% dimiliki oleh Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd. Pada tanggal 31 Maret 2003 PT. Asuransi Sumitomo Marine and Pool mengalihkan portofolio bisnis termasuk karyawannya kepada PT. Asuransi Mitsui Marine Indonesia.
Pada tanggal 1 April 2003 PT. Asuransi Sumitomo Marine and Pool telah dibubarkan oleh perusahaan induknya. Perusahaan Aviva Insurance di Indonesia berintegrasi ke PT. Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia mengikuti akusisi perusahaan Aviva Insurance di Asia oleh Mitsui Sumitomo Insurance Co,. Ltd. Jepang. Sejak tanggal 1 April 2008, nama perusahaan PT. Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia berubah menjadi PT. Asuransi MSIG Indonesia.
4.1.3 Visi dan Misi Visi :
Menjadi perusahaan ternama dan terpandang baik di lingkup industri perasuransian maupun ditengah masyarakat secara umum.
Misi :
Melalui usaha asuransi dan jasa keuangan, MSIG berkomitmen terhadap hal-hal berikut:
1. Memberikan jaminan keamanan baik kepada individu mapun usaha
di dunia, serta memberikan kontribusi yang berkelanjutan dalam pengembangan masyarakat.
2. Menyediakan produk dan pelayanan yang berkualitas, serta
memenuhi kepuasan pelanggan.
3. Mengembangkan bisnis secara berkesinambungan untuk memenuhi
harapan para pemegang saham serta membangun kepercayaan mereka.
(44)
4.1.4 Nilai-Nilai Utama
a. Fokus konsumen
Terus berjuang untuk menyediakan sekuritas dan kepuasaan pada pelanggan.
b. Integritas
Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan penuh integrasi dan rasa percaya diri.
c. Kerja sama
Kerja sama terhadap sudut pandang yang berbeda dan bekerja sebagai kelompok.
d. Inovasi
Menghargai pendapat para pelanggan dan melakukan pembaharuan secara berkesinambungan.
e. Profesionalisme
Bertanggung jawab sebagai professional dan meraih tujuan dengan kepercayaan diri dan rasa bangga.
4.1.5 Penghargaan dan Prestasi
Beberapa bentuk prestasi dan penghargaan yang telah diperoleh PT. Asuransi MSIG Indonesia dari beberapa pihak, menunjukan bahwa PT. Asuransi MSIG Indonesia memiliki keunggulan dalam industri bisnis. Berikut adalah bentuk prestasi dan penghargaan yang diperoleh PT. Asuransi MSIG Indonesia :
1. Peringkat kelima (5) perusahaan asuransi berpredikat sangat baik
oleh majalah Infobank pada tahun 2007 dengan kualifikasi “Sangat baik”. Penilaian tersebut didasarkan pada kinerja keuangan
perusahaan di tahun 2006. PT. Asuransi MSIG menempati posisi kelima (5) dari 18 perusahaan asuransi kerugian dengan penghasilan premi bruto lebih dari Rp 200 miliyar.
2. Peringkat kedua (2) sebagai asuransi terbaik oleh majalah media
Asuransi, sebagai peringkat kedua (2) dari 11 perusahaan kerugian terbaik tahun 2007, yang memiliki modal sendiri lebih dari Rp 250 miliyar.
(45)
3. Peringkat ketujuh (7) sebagai perusahaan asuransi terbaik oleh majalah investor. PT. Asuransi MSIG Indonesia menduduki peringkat ketujuh (7) dari 20 perusahaan asuransi kerugian dengan jumlah aset lebih dari Rp 200 miliyar hingga Rp 1 triliun. Berdasarkan premi bersih di tahun 2007, perseroan masuk dalam sepuluh (10) besar asuransi kerugian dengan pencapaian premi neto Rp 269,118 juta.
4. Peringkat keempat (4) perusahaan asuransi berpredikat sangat baik
oleh majalah InfoBank. Dikelas Rp 200 juta rupiah ke atas, perseroan menduduki peringkat keempat (4) dari 18 perusahaan (nilai 89,05). Berdasarkan kinerja pada Desember 2007, perseroan dinobatkan sebagai sepuluh (10) besar perusahaan asuransi kerugian terbaik di beberapa kelas.
5. Peringkat kelima (5) sebagai asuransi terbaik oleh majalah media
asuransi pada tahun 2008 dari 13 perusahaan asuransi kerugian yang dinominasikan.
6. Peringkat keempat (4) sebagai perusahaan asuransi berpredikat
“Sangat baik” oleh majalah Infobank pada tahun 2009. Penilaian ini
didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan di tahun 2008. Perseroan menempati posisi keempat (4) dari 10 perusahaan asuransi kerugian dengan aset lebih dari Rp 500 miliyar.
7. Peringkat ketiga (3) sebagai asuransi terbaik oleh majalah Media
asuransi pada tahun 2009.
8. Asuransi terbaik pada tahun 2009 oleh penghargaan Indonesia
Business and Company Award (IBCA).
9. Direktur PT. Asuransi MSIG Indonesia menerima penghargaan dari
International Professional Award (IPA) pada tahun 2009, yang
hanya diberikan kepada pengusaha terbaik di Indonesia sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil kerja keras perusahaan.
(46)
4.1.6 Struktur Organisasi
PT. Asuransi MSIG Indonesia merupakan perusahaan berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas, dengan kekuasaan tertinggi terletak pada rapat umum pemegang saham. Namun dalam struktur organisasinya, PT. Asuransi MSIG Indonesia memiliki dewan komisaris untuk menentukan misi dan tujuan perusahaan. Dewan komisaris diangkat oleh pemegang saham dan bertindak sebagai wakil bagi para pemegang saham untuk menjelaskan roda perusahaan, untuk menjelaskan tugas dan wewenangnya. Dewan komisaris mengangkat Presiden Direktur sebagai wakil perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Struktur organisasi disusun untuk memperjelas pembagian tugas, fungsi dan wewenang sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan surat keputusan No. 012/SK-OC/2010 pada tanggal 31 Maret 2010
mengenai struktur organisasi yang dibuat oleh junior director
bertanggung jawab kepada departemen administrasi sesuai surat keputusan No. 583/HR/IX/2010 pada 24 September 2010. Menimbang struktur organisasi harus direvisi akibat adanya perubahan pada organisasi, untuk memperkuat pengelolaan perusahaan dalam rangka mewujudkan kerja yang efektif dan efisien.
Lampiran 5 menunjukan struktur organisasi PT. Asuransi MSIG Indonesia yang disusun menjadi enam (6) tingkat otoritas, yaitu
Direktur, General Manager (GM), Manajer, Asisten Manajer, Chief dan
Clerk. PT. Asuransi MSIG Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden
Direktur yang membawahi Direktur dari masing-masing departemen sesuai dengan tugasnya. Tiap departemen pada PT. Asuransi MSIG
Indonesia dibantu oleh General Manager (GM), Manajer, Asisten
Manajer, Chief dan Clerk. Terdapat 12 departemen, yaitu departemen
corporate planning, departemen claim, departemen education and
training, departemen finance, departemen general affairs, departemen
(47)
legal, departemen motor claim, departemen production, departemen
reinsurance dan departemen underwriting. Kedua belas departemen
tersebut didukung oleh internal audit section yang merupakan section
independen yang dimiliki perusahaan, compliance controller dan risk
manager.
4.1.7 Produk-Produk Asuransi
1 Asuransi Kebakaran
Meliputi kehilangan dan kerusakan harta yang diasuransikan seperti bangunan, persediaan, stok, peralatan, dan mesin yang disebabkan oleh kebakaran, petir, ledakan, dampak dari jatuh pesawat dan asap.
2 Asuransi Gempa
Meliputi kehilangan atau kerusakan harta yang diasuransikan seperti bangunan, stok persediaan, dan mesin yang disebabkan oleh gempa bumi, kebakaran dan ledakan berikut gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami.
3 Asuransi Gangguan Bisnis
Menyediakan cakupan terhadap risiko kehilangan laba kotor akibat gangguan bisnis sebagai akibat dari kerugian, kehancuran atau kerusakan harta benda dan disebabkan oleh bahaya yang tercakup dalam asuransi kebakaran.
4 Asuransi Marine Cargo
Memberikan perlindungan terhadap kerugian dan/atau kerusakan pada kargo yang disebabkan oleh berbagai jenis risiko selama transit untuk ekspor/impor, antar pulau dan pedalaman.
5 Asuransi Motor
Tertanggung membebaskan terhadap yang mengasuransikan kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh:
a. Kecelakaan, tabrakan atau dampak, tindakan jahat oleh orang
lain, pencurian, kebakaran dan petir.
(48)
c. Kerusakan pada ban, ketika penyebab kerusakan pada kendaraan akibat atau karena kecelakaan.
d. Biaya wajar yang terjadi, seperti penarik mobil karena
kecelakaan.
6 Asuransi Tanggung Gugat
Menyediakan cakupan dari tanggung jawab hukum terhadap cedera dan harta benda rusak pihak ketiga yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian tertanggung.
7 Asuransi kontruksi/Contractor All Rsiks (CAR)
Menyediakan cakupan yang komperehensif terhadap risiko kerugian atau kerusakan pada pekerjaan kontrak, pembangunan pabrik, dan perlatan, serta kewajiban pihak ketiga terhadap kerusakaan harta benda dan cedera pihak ketiga yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan.
8 Asuransi pemasangan mesin/Erections All Risk (EAR)
Menyediakan cakupan yang komprehensif terhadap risiko kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh bahaya-bahaya tertentu kepada mesin selama pekerjaan instalasi dan ereksi dari berbagai mesin dan peralatan.
9 Asuransi Kerusakan Mesin
Memberikan perlindungan untuk mesin tertanggung dalam hal mesin tersebut rusak atau hancur yang disebabkan oleh bahaya tertentu.
10 Asuransi Harta Bergerak
Meliputi bunga dari semua jenis risiko atau kecelakan yang bisa membuat kerusakan atau kerugian bunga anda. Asuransi jenis ini dibuat sesuai kondisi cakupan dan asuransi dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Asuransi ini umumnya diberikan untuk menutupi barang-barang bergerak/properti seperti peralatan kantor (misalnya komputer, mesin fotokopi, mesin fax, telepon, dll).
(49)
11 Asuransi Pencurian
Asuransi pencurian pada dasarnya meliputi properti atau bagian milik tertanggung yang diasuransikan, berdasarkan lokasi seperti yang dijelaskan dalam kebijakan.
12 Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi ini menjamin cedera badan yang disebabkan kecelakaan secara tiba-tiba, tidak dikehendaki, dengan kekerasan yang dapat diidentifikasi oleh pengetahuan medis, tidak termasuk gangguan
fisik yang disebabkan karena keracunan, anasthesia, siriasis dan
sengatan panas atau gangguan mental.
13 Asuransi Uang
Asuransi uang memberikan kompensasi kepada tertanggung dalam hal uang yang dicuri baik dari tempat usahanya atau saat sedang dibawa ke atau dari bank.
4.1.8 Program CSR
PT. Asuransi MSIG Indonesia telah konsisten melaksanakan pengembangan masyarakat program untuk meningkatkan lingkungan lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. MSIG telah melakukan berbagai program CSR yang mencakup beberapa bidang, seperti pendidikan, sosial, dan budaya serta lingkungan.
Pendidikan
A.Seminar Manajemen Risiko di Universitas
Sebuah pemahaman yang komprehensif atas asuransi merupakan hal penting bagi perusahaan terhadap tanggung jawab untuk mensejahterakan komunitas lokal di bidang pendidikan. Perusahaan membagi pengetahuan tentang manajemen risiko dari seorang yang ahli dibidangnya. Seminar menampilkan berbagai bahasan materi, mulai dari definisi dan fungsi manajemen risiko, sistem manajemen risiko, identifikasi risiko matriks atau lebih dikenal sebagai peta risiko, diikuti dengan evaluasi risiko, perlakuan risiko dan proses pemantauan risiko.
(50)
Adanya seminar ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang manajemen risiko dan pada saat yang sama untuk menarik siswa agar mengejar jalur kurir mereka di bidang asuransi umum. Melalui seminar ini diharapkan peserta memperoleh informasi pembelajaran, memahami akan pentingnya pengelolaan asuransi.
B.Seminar Flu Burung
Maraknya peristiwa flu burung yang terjadi tak terduga membuktikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan perusahaan. Pandemi flu burung telah menjadi isu penting dari sudut pandang manajemen kesinambungan bisnis. Sebagai bagian dari CSR dan dalam rangka untuk memberikan beberapa pengetahuan tentang pandemi flu burung dan metodologi pencegahannya, MSIG bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Interisk & Inc Konsultasi, akhir 6 November 2008. MSIG telah melakukan sebuah seminar di hotel Shangri-La. Seminar membahas beberapa isu seperti tren ancaman H5N1 (flu burung), rencana bisnis kesinambungan terhadap pandemi flu burung.
Sekitar 190 perwakilan dari perusahaan-perusahaan di wilayah Jabodetabek menghadiri seminar. Perusahaan akan berusaha untuk lebih banyak melakukan sosialisasi melalui seminar dan berbagi-pengetahuan untuk beragam target yang berbeda dan kepada masyrakat luas di berbagai daerah di masa depan.
C.Lingkungan Pendidikan Bagi Generasi Muda
Melihat kenyataan pentingnya lingkungan, makhluk hidup seperti tanaman dan hewan kurang disosialisasikan. Orang kerap tidak lagi peduli terhadap masalah lingkungan seperti polusi, erosi, banjir, dan lain-lain. Sejak deforestasi dan perusakan lingkungan berkembang cepat, maka pendidikan anak-anak terhadap pelestarian lingkungan sangat penting. Pada tanggal 21 Februari 2009, MSIG dan UGM bekerja sama melakukan pendidikan konservasi terpadu. Seminar pendidikan lingkungan diadakan di Sekolah Dasar Paliyan (seminar dimulai pada 7-28 Februari). Dengan kehadiran sekitar 95 siswa SD
(51)
dari 5 sekolah dasar berbeda, seminar ini memberikan pembelajaran dan pengetahuan berharga, mencakup berbagai topik yang cukup luas dari fungsi utama hutan, hasil dan / atau konsekuensi dari hutan yang rusak, pentingnya merawat hewan, bagaimana perusahaan mendukung kelestarian hutan.
Kegiatan ini memungkinkan terciptanya jaringan yang lebih baik, meningkatnya kerjasama dan solidaritas antara sekolah, universitas, dan MSIG. Selain itu, terjadi harmonisasi yang lebih baik, terutama dalam interaksi guru-siswa, interaksi siswa-siswa, interaksi guru-guru dan antara sekolah di daerah Paliyan. Khusus untuk siswa SD, seminar ini sebenarnya telah meningkatkan keterampilan pribadi mereka, seperti membangun kepercayaan dalam berbicara di depan umum dan mendorong rasa kreativitas. Dari sisi manajemen, seminar ini secara keseluruhan diharapkan dapat menjadi dasar yang kuat untuk itu lebih perhatian dan kepedulian atas pentingnya pelestarian lingkungan hidup di masa depan.
Lingkungan
Bertanggung jawab terhadap lingkungan, khususnya di Indonesia, MSIG telah bekerjasama dengan Departemen Kehutanan Indonesia untuk membalikkan tren penyusutan hutan tropis. Sejauh ini, kerjasama telah berhasil menanam sekitar 260.000 pohon di atas lahan 300 hektar di Suaka Margasatwa Paliyan, Jogjakarta. Kegiatan seperti ini diharapkan akan terus berkembang di masa depan. Perusahaan berkomitmen untuk melestarikan dan memperbaiki lingkungan melalui kegiatan usaha sesuai dengan Misi Group. Untuk mematuhi kebijakan MSIG lingkungan dasar, MSIG melakukan kegiatan dalam mengurangi beban lingkungan dan pada saat yang sama terus meningkatkan sistem manajemen lingkungan.
Sosial
Setiap tahun, bersama dengan proyek restorasi di Paliyan, MSIG berkontribusi dalam bentuk sumbangan yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan melalui pendidikan sehingga kualitas hidup
(1)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Communalities
Initial Extraction
VAR00005 1.000 .525
VAR00006 1.000 .546
VAR00007 1.000 .171
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained Compo
nent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 1.242 41.387 41.387 1.242 41.387 41.387
2 .962 32.072 73.459
3 .796 26.541 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1
VAR00005 .725
VAR00006 .739
VAR00007 .413
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Variabel 9 = Meningkatkan hubungan emosional
Variabel 10 = Keunggulan dalam peningkatan pendidikan
Variabel 11 = Mengubah cara pandang terhadap perusahaan
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .637
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 37.995
df 3
(2)
76
Lampiran 5. (Lanjutan)
Anti-image Matrices
VAR00009 VAR00010 VAR00011
Anti-image Covariance VAR00009 .787 -.279 -.138
VAR00010 -.279 .746 -.222
VAR00011 -.138 -.222 .835
Anti-image Correlation VAR00009 .637a -.364 -.171
VAR00010 -.364 .609a -.282
VAR00011 -.171 -.282 .683a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
VAR00009 1.000 .583
VAR00010 1.000 .649
VAR00011 1.000 .514
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained Compo
nent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 1.746 58.208 58.208 1.746 58.208 58.208
2 .702 23.402 81.610
3 .552 18.390 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1
VAR00009 .764
VAR00010 .806
VAR00011 .717
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
(3)
Lampiran 5. (Lanjutan)
Variabel 4 = Tanggung Jawab Sosial
Variabel 8 = Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Manajemen
Variabel 12 = Keunggulan dan Hubungan dengan Pelanggan
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .559
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 34.057
df 3
Sig. .000
Anti-image Matrices
VAR00004 VAR00008 VAR00012
Anti-image Covariance VAR00004 .903 -.217 -.019
VAR00008 -.217 .724 -.335
VAR00012 -.019 -.335 .780
Anti-image Correlation VAR00004 .630a -.268 -.022
VAR00008 -.268 .539a -.446
VAR00012 -.022 -.446 .554a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
VAR00004 1.000 .358
VAR00008 1.000 .707
VAR00012 1.000 .581
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained Compo
nent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 1.646 54.878 54.878 1.646 54.878 54.878
2 .851 28.361 83.239
3 .503 16.761 100.000
(4)
78
Component Matrixa
Component
1
VAR00004 .598
VAR00008 .841
VAR00012 .762
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
(5)
President Directore
Vice President Directore Technical Advisor Business Development Internal Audit Manager Compliance Controller Risk Manager ICP Manager staff Local Business GM Broker-section 1 manager Broker-section 2 manager staff staff Branch Coord. manager Leasing manager staff staff Bandung (BO) manager staff Medan (BO) manager staff staff Palembang (BO) manager Bandung (BO) manager staff Medan (BO) manager staff staff Palembang (BO) manager staff Palembang (BO) manager U/W Directore
U/W& R/I GM U/W Manager R/I Manager staff staff staff staff PP Manager Risk Survey Manager Technical Advisor Non marine Claim GM Marine manager
Non marine manager
staff
staff
staff
Motor manager Administrator GM GM (SQ) HR&LD Manager GA Manager staff staff staff staff
Corporate planning Manager
Legal Manager Finance Directore Finance GM Accounting Manager staff Finance Manager staff staff Settelement & Collection Manager
IT GM IT Manager staff Technical Advisor Non Marine Technical Advisor Non Marine Technical Advisor Non Marine Technical Advisor Marine
Japanese Business GM
GM Special task Section 1 Manager
staff
Bekasi RO
Section 2 Manager
staff
Section 3 Manager
staff
Section 4 Manager
staff Ket :
IT :Information Technology HR : Human Resource GA : General Affairs U/W : Underwriting R/I : Reinsurance BO : Branch Office RO : Representative Office
Lanjutan Lampiran 5.
Organization Structure
(6)
General meeting
of shereholders SHAREHOLDERS
SHAREHOLDERS
Board Of Directors (BOD)
AUDIT AUDIT COMMITTEE
Approval
Approval
Approval
Board Of Directors (BOD) Meeting
Suverisory Board Meeting
Approval
Proposal
Operating Committe
Compliance Committe
Risk Management
Committe Investment Committe
Operating Committe Proposal Proposal
IT Committe
General Insurance Reserving Committe
Information Security Management Committe
KYC Team
BE@M Team Proposal
Proposal Proposal Proposal Proposal
Report
General Manager Meeting Manager Meeting
Proposal
Discussion Discussion
Corporate Governance Structure