a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mecari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroprasi dan berkembang.
b. People. Perusahaan
harus memiliki
kepedulian terhadap
kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar
perusahaan, pendiri sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan ada yang merancang berbagai skema
perlindungan social warga setempat.
c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan
berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan
hidup, penyediaan saran air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata ekoturisme.
2.1.3 Model CSR
Berbagai model CSR diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Ternyata terdapat empat model atau pola CSR yang umum di terapkan
yaitu Saidi dan Abidin, 2004 :
a. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya,
seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim
diterapkan di perusahaanperusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang
dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosialorganisasi non-pemerintah
Ornop. Instansi
pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatas sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.
Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari
mitra kerjasama dari lembaga operasional. Sedangkan menurut Wibisono 2007 ada dua pola yang
umumnya digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR:
a. Self managing