2. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah dianalisis melalui anaisis contoh tanah di laboratorium kecuali sifat fisik kepadatan tanah di ukur langsung di lapangan menggunakan
penetrometer. Sifat fisik tanah yang di analisis di laboratorium yaitu: tekstur, kadar air retensi air tanah pF 1, pF 2, pF 2,54, pF 4,2, bulk density BD, partikel
density PD, ruang pori total, dan permeabilitas tanah. Contoh tanah diambil dari lintasan sepeda gunung dan tanah hutan yang berdekatan dengan lokasi
pengambilan contoh tanah di lintasan sepeda gunung. contoh tanah diambil dari tanah dengan kemiringan berbeda, yaitu masing-masing satu contoh tanah dari
kelas kemiringan 8 —15, 15—25, 25—40, dan 40 menggunakan ring
contoh tanah berukuran 100 cc. Pengambilan contoh tanah dilakikan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil dibersihkan dari
penutupan tumbuhan, serasah dan batu, 2.
Ring contoh tanah diletakkan tegak lurus terhadap permukaan tubuh tanah yang akan diambil, dengan bagian tajam merapat ke tanah,
3. Ring contoh tanah ditekan secara perlahan-lahan menggunakan palu hingga
seluruh bagian ring masuk ke dalam tanah, 4.
Tanah di sekeliling ring digali sehingga ring tersebut dapat diambil, 5.
Tanah lebihan di sisi atas dan bawah ring dikerat menggunakan cutter, kemudian kedua mulut ring ditutup dengan penutup ring.
Analisis sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Penetrasi tanah diukur menggunakan dynamic cone penetrometer DCP, seperti disajikan dalam Gambar 3. Cara kerja DCP adalah sebagai berikut:
1. Seluruh bagian peralatan disambungkan dan sambungan batang atas dan
batang bawah dipastikan tersambung dengan kokoh, kemudian DCP diletakkan di pengujian atas permukaan tanah yang akan diuji,
2. Alat yang sudah terpasang dipegang pada posisi tegak lurus dan dipastikan
dengan menggunakan water pass, kemudian pembacaan awal pada mistar pengukur kedalaman dicatat,
3. Jumlah tumbukan dicatat dengan tahapan sebagai berikut:
a Penumbuk diangkat pada tangkai bagian atas sampai batas pegangan
60 cm, b
Penumbuk dilepaskan, sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan, c
Langkah 3.a dan 3.b di atas diulangi, kemudian jumah dan kedalaman setiap tumbukan dicatat dalam satuan mm,
d Apabila kecepatan penetrasi kurang dari 10 mm1, 3, 5, 7, dan 10
tumbukan, pengujian dihentikan. 4.
Setelah pengujian selesai, alat dicabut dengan hati-hati dan bagian-bagian yang tersambung dilepaskan menggunakan kunci pas. Alat dibersihkan dari
kotoran dan lubang uji ditutup kembali setelah pengujian, 5.
Kecepatan rata-rata penetrasi mmtumbukan dihitung untuk lapisan yang seragam. Nilai DCP diperoleh dari selisih penetrasi dibagi dengan selisih
tumbukan.
Gambar 3 Dynamic cone penetrometer DCP Vanags et al. 2006.
3. Curah Hujan