5.3 Curah Hujan
Curah hujan selama 30 hari kejadian hujan disajikan dalam Gambar 16.
Gambar 15 Curah hujan harian 21 Februari – 26 Maret 2011.
Curah hujan selama 30 hari kejadian hujan sangat bervariasi antara 0,31 mmhari hingga 45,85 mmhari dengan total curah hujan sebesar 334,46 mm.
Curah hujan selama 1 tahun yang diperoleh dari stasiun hujan 12 A Sekarwangi disajikan dalam Lampiran 11 sedangkan data hujan selama pengamatan
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 12. Tabel 11 menunjukkan statistik hujan di stasiun hujan di HPGW stasiun A
dan di stasiun 12A Sekarwangi. Tabel 11 Parameter statistik curah hujan selama pengamatan dan curah hujan 1
tahun Stasiun 12A Sekarwangi Cibadak
Lokasi CH Maksimum Minimum
Rata-rata Simpangan
Ragam mm
mm mm
Baku Stasiun A HPGW
45,85 5,00
11,15 14,16
200,50 Stasiun12A Sekarwangi
36,00 2,00
6,60 10,25
105,13
Berdasarkan pengujian beda rata-rata curah hujan harian di HPGW Stasiun A dengan curah hujan di Stasiun 12 A Sekarwangi pada waktu yang bersamaan
dengan periode pengamatan 21 Februari sampai 26 Maret 2011 di kedua lokasi tersebut secara statistik memiliki rataan dan ragam yang berbeda nyata. Hal ini
menunjukkan bahwa hujan menyebar tidak merata selama pengamatan. Hujan setahun di stasiun 12A tidak mewakili variasi hujan selama satu tahun di stasiun
hujan HPGW, yang di tunjukkan oleh rata-rata harian dan simpangan baku yang cukup berbeda. Hasil analisis selengkapnya disajikan dalam Lampiran 13.
5.4. Aliran dan Erosi Permukaan 5.4.1 Aliran dan Erosi Permukaan Hasil Pengukuran
Kejadian hujan, aliran dan erosi permukaan disajikan dalam Gambar 16 dan Gambar 17, sedangkan hasil pengukuran aliran dan erosi permukaan selama
pengamatan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 14 dan Lampiran 19.
Gambar 16 Kejadian hujan dan aliran permukaan selama pengamatan.
Gambar 17 Kejadian hujan dan erosi selama pengamatan. Hujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya aliran
permukaan dan erosi. Gambar 16 dan Gambar 17 menunjukkan tingginya curah hujan juga diikuti oleh kenaikan aliran permukaan dan erosi. Hal ini terjadi karena
pengaruh curah hujan dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan jumlah aliran permukaan dan erosi meningkat. Sifat hujan akan berpengaruh terhadap
intensitas, jumlah dan distribusi hujan. Dari sifat-sifat hujan tersebut, intensitas hujan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi besarnya erosi
Hardjowigeno 2007. Curah hujan dengan intensitas yang tinggi mengakibatkan proses
penghancuran tanah menjadi butir-butir tanah yang terpisah untuk diangkut ketempat lain dan menutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air
ke dalam tanah terhambat. Akibatnya aliran permukaan menjadi lebih besar, sehingga kemungkinan terjadinya erosi semakin meningkat.
Erosi yang terjadi meningkatkan aliran permukaan karena berkurangnya kapasitas infiltrasi tanah, dimana jumlah aliran permukaan yang meningkat akan
mengurangi kandungan air tersedia dalam tanah. Didukung dengan pernyataan Arsyad 2010 bahwa besarnya erosi juga berkaitan dengan banyaknya aliran
permukaan, maka dengan meningkatnya aliran permukaan, erosi juga meningkat. Statistik jumlah aliran dan erosi permukaan di masing-masing plot
pengukuran disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12 Statistik aliran dan erosi permukaan
Plot Aliran Permukaan m³ha
Erosi Permukaan tonha Min
Maks Rata-rata
Jumlah Min
Maks Rata-rata Jumlah 1
0,087 75,657
12,964 388,933
0,0001 0,195 0,017
0,519 2
0,087 85,598
13,864 415,941
0,0004 0,396 0,032
0,983 3
0,170 96,155
15,920 496,657
0,0005 0,570 0,045
1,356 4
0,087 106,800 16,555
477,611 0,0008 0,993
0,081 2,455
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan maksimum aliran permukaan dan erosi tertinggi terdapat di plot 4, yaitu di lahan dengan kemiringan
40 sangat curam dan terendah terjadi di plot 1, yaitu di lahan dengan kemiringan 8-15 landai. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat erosi dan aliran
permukaan meningkat seiring dengan kemiringan lahan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Soepardi 1983 yaitu makin curam suatu lereng maka makin
besar erosi akibat laju aliran air meningkat selain itu menyebabkan banyaknya air yang mengalir di atas permukaan. Didukung dengan pernyataan Kohnke dan
Bertrand 1959 dalam Ispriyanto 2001, umumnya erosi meningkat dengan bertambahnya lereng untuk intensitas hujan yang tinggi, tetapi bila intensitasnya
rendah erosi makin menurun.
5.4.2. Analisis Regresi Hubungan Hujan dengan Aliran dan Erosi permukaan
Hubungan antara curah hujan CH dengan aliran permukaan Vp dan erosi permukaan Ep dinyatakan dalam persamaan regresi linier sederhana
sebagaimana disajikan dalam Tabel 13. Tabel 13 Model pendugaan erosi dan aliran permukaan
Plot Persamaan Regresi
R R²
Fhit Ftabel 5
1 Vp1 = 1,645 CHij
–5,374 95,29
90,80 276,71
4,78E-16 Ep1 = 0,055 CHij-0,149
77,96 60,70
43,41 3,81E-07
2 Vp2 = 1,706 Chij-5,164
93,76 87,90
203,62 2,26E-14
Ep2 = 0,087 Chij-0,230 76,20
50,80 38,78
9,93E-07 3
Vp3 = 2,027 Chij- 6,053 94,78
89,80 247,64
1,96E-15 Ep3 = 0,093 Chij- 0,227
78,82 62,10
45,94 2,32E-07
4 Vp4 = 1,936 Chij-5,667
97,93 88,80
657,38 5,5E-21
Ep4 = 0,120 Chij-0,283 76,00
57,70 38,31
1,1E-06
Keterangan : Vp = Aliran permukaan m³hahari
Ep = Erosi permukaan tonhahari Ch = Curah hujan mmhari
Tabel 13 menunjukkan persamaan hubungan curah hujan dengan aliran dan erosi permukaan, F hitung, koefisien korelasi R, dan koefisien determinasi R²
hasil analisis regresi linier sederhana. Nilai F hitung nilai F tabel yang berarti terdapat pengaruh nyata antara curah hujan dengan aliran dan erosi permukaan.
Hasil analisis regresi hubungan curah hujan dengan aliran permukaan selama penelitian di HPGW disajikan dalam Lampiran 15, 16, 17, dan 18,
sedangkan hasil analisis regresi hubungan curah hujan dengan erosi disajukan dalam Lampiran 21, 22, 23, dan 24. Grafik regresi sederhana hubungan antara
curah hujan dengan aliran permukaan disajikan dalam Gambar 18.
a b
c d
Gambar 18 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan a plot 1, b plot 2, c plot 3, dan d plot 4.
Sedangkan grafik hubungan antara curah hujan dengan erosi permukaan disajikan pada Gambar 19.
a b
c d
Gambar 19 Hubungan curah hujan dengan erosi permukaan a plot 1, b plot 2, c plot 3, dan d plot 4.
5.4.3. Aliran dan Erosi Permukaan Dugaan Selama Setahun
Aliran dan erosi permukaan setahun hasil pendugaan dengan mengunakan regresi dan jumlah hari hujan disajikan dalam Tabel 12.
Tabel 14 Pendugaan aliran dan erosi permukaan dengan regresi dan jumlah hari hujan
Plot Pendugaan dengan regresi
Pendugaan dengan jumlah hari hujan Aliran permukaan
Erosi Aliran permukaan
Erosi m³hatahun
tonhatahun m³hatahun
tonhatahun 1
388,97 0,93
2865,10 3,82
2 415,67
0,60 3064,10
7,24 3
496,36 0,82
3658,10 9,99
4 477,51
1,44 3518,40
18,09
Tabel 14 menunjukkan nilai aliran dan erosi permukaan selama setahun hasil pengugaan dengan menggunakan regresi lebih kecil dibandingkan dengan
hasil pendugaan menggunakan jumlah hari hujan. Hasil pendugaan erosi satu tahun menggunakan analisis regresi akan memiliki ketepatan yang lebih baik
apabila kejadian hujan selama pengamatan mewakili variasi hujan dalam setahun, sedangkan pendugaan menggunakan jumlah hari hujan akan baik apabila rata-rata
dan jumlah hari hujan selama pengamatan tidak berbeda nyata dengan rata-rata dan jumlah hari hujan pada periode lainnya dalam satu tahun.
5.4.3 Pendugaan Besarnya Aliran dan Erosi Permukaan di Lintasan Sepeda Gunung HPGW
Jumlah aliran dan erosi permukaan selama setahun yang terjadi di lintasan sepeda gunung yang memiliki kemiringan 8 di HPGW disajikan dalam Tabel
15. Tabel 15 Pendugaan aliran dan erosi permukaan lintasan sepeda gunung
Plot Kemiringan
Kelas kemiringan
Volume aliran permukaan
m³hatahun Volume erosi
permukaan tonhatahun
1 8-15
Landai 30.645,43
73,31 2
15 – 25
Agak curam 143.228,88
206,74 3
25 – 40
Curam 13.438,00
22,20 4
40 Sangat curam
112,12 0,34
187.424,42 302,59
Jumlah aliran dan erosi permukaan di lintasan sepeda Tabel 15 masing- masing sebesar 187.424,42 m³tahun dan 302,59 tontahun, dimana volume aliran
dan erosi permukaan tertinggi terjadi di lintasan sepeda dengan kemiringan
15 –
25 masing-masing sebesar 143.228,88 m³hatahun dan 206,74 tonhatahun. Besarnya aliran dan erosi permukaan yang terjadi di lintasan sepeda gunung berbeda, hal ini
dikarenakan luasan dari tiap kelas kemiringan lereng berbeda-beda. Dilihat dari
volume aliran erosi permukaan per tahunnya, peningkatan aliran dan erosi permukaan
total yang besar, berpotensi dalam meningkatnya laju aliran dan erosi permukaan serta berdampak pada kondisi fisik tanah tersebut. Hasil penelitian ini
memberikan gambaran tentang besarnya aliran dan erosi permukaan akibat pemanfaatan jalur lintasan sepeda gunung di berbagai kelas kemiringan lahan.
5.5 Tingkat Bahaya Erosi TBE