Analisis Pengaruh Berbagai Struktur RTH terhadap Kelembaban Udara

struktur RTH semak yang cukup baik dalam menurunkan suhu udara. Selisih rataan suhu udara antara struktur RTH semak dan rumput yang paling kecil terletak di area tepi yaitu dengan selisih 0,5°C. Banyaknya struktur RTH rumput yang mendapat naungan dari struktur bangunan menyebabkan suhu udara cukup rendah sehingga penggunaan semak di area ini tidak berdampak signifikan.

5.1.5 Analisis Pengaruh Berbagai Struktur RTH terhadap Kelembaban Udara

Pada analisis ini dilakukan perbandingan kelembaban udara antara struktur RTH pohon, semak, dan rumput pada area yang sama. Pada analisis suhu udara diketahui bahwa suhu udara struktur RTH pohon memiliki nilai paling rendah, suhu udara pada struktur RTH semak memiliki nilai tertinggi kedua, dan suhu udara pada struktur RTH rumput memiliki nilai paling tinggi. Berdasarkan faktor suhu udara, dapat diduga bahwa struktur RTH yang memiliki kelembaban paling tinggi berturut-turut adalah struktur RTH pohon, semak, dan rumput. Akan tetapi, selain dipengaruhi oleh karakteristik struktural, kelembaban udara dapat pula dipengaruhi oleh faktor lain sehingga menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai perkiraan. Oleh karena itu, dilakukan analisis kelembaban udara pada struktur RTH untuk mengetahui pengaruh struktur RTH yang berbeda terhadap kelembaban udara. Rata-rata kelembaban udara pada struktur RTH di KRB dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Rata-rata kelembaban udara pada struktur RTH di KRB Area Struktur RTH Pohon Semak Rumput -------------------------------------------------- Pusat 72,2 64,6 71,0 Tengah 70,8 75,7 62,5 Tepi 70,1 69,6 67,8 Tabel di atas merupakan hasil pengukuran kelembaban udara pada struktur RTH pohon, semak, dan rumput di seluruh area KRB. Dari tabel di atas, terlihat bahwa setiap struktur RTH memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mempengaruhi kelembaban udara. Berbeda halnya dengan pengukuran suhu udara di setap area yang memiliki hasil sesuai dengan hipotesis, pengukuran kelembaban udara di setiap area mendapatkan hasil yang berbeda-beda dan di beberapa area hasilnya tidak sesuai dengan hipotesis. Hasil pengukuran kelembaban udara pada berbagai struktur RTH di setiap area dapat dilihat pada Gambar 43, 44, dan 45. Gambar 43 Grafik kelembaban udara pada area pusat KRB Pada Gambar 43, terlihat bahwa pada awal pengukuran, kelembaban udara pada struktur RTH rumput berada pada posisi paling tinggi. Akan tetapi, setelah waktu pengukuran berjalan beberapa menit, kelembaban udara pada struktur RTH pohon terus meningkat dan melampaui kelembaban udara pada semak. Kelembaban udara pada struktur RTH pohon juga memiliki nilai paling tinggi yaitu 72,2. Berbeda dengan hipotesis, grafik kelembaban udara pada struktur RTH rumput berada di posisi tertinggi kedua dan melampaui kelembaban udara pada struktur RTH semak. Hal ini terjadi akibat adanya faktor lain yang mempengaruhi kelembaban udara pada struktur RTH rumput. Banyaknya struktur RTH rumput yang terletak dekat badan air diduga menjadi penyebab tingginya kelembaban udara. Gambar 44 Grafik kelembaban udara pada area tengah KRB Gambar di atas merupakan hasil pengukuran kelembaban udara pada area tengah. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa kelembaban udara pada struktur RTH semak berada di posisi paling tinggi dan memiliki rataan kelembaban udara paling tinggi yaitu 75,7. Hasil pengukuran tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang menduga kelembaban udara pohon berada di posisi paling tinggi. Tingginya kelembaban udara pada struktur RTH semak kemungkinan disebabkan oleh faktor lain. Letak struktur RTH semak yang terletak tidak jauh dari Sungai Ciliwung diduga menjadi faktor tingginya kelembaban udara. Gambar 45 Grafik kelembaban udara pada area tepi KRB Pada Gambar 45, terlihat bahwa kelembaban udara pada struktur RTH pohon berada di posisi paling tinggi dan memiliki rataan paling tinggi yaitu 70,1. Kelembaban udara pada struktur RTH rumput menempati posisi paling rendah dan memiliki rataan paling rendah yaitu 67,8. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengukuran kelembaban udara di area tepi mendapatkan hasil yang sesuai denga hipotesis. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban udara pada pada berbagai struktur RTH di area tepi KRB sangat dipengaruhi oleh karakteristik struktural tanaman dan memiliki keterkaitan dengan suhu udara. Dari hasil analisis di ketiga area, terlihat bahwa kelembaban udara pada struktur RTH tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik struktural tanaman yang juga memiliki keterkaitan dengan suhu udara. Berdasarkan hasil pengukuran iklim mikro, terdapat faktor lain yang diduga mempengaruhi kelembaban udara yaitu faktor lingkungan.

5.1.6 Analisis Pengaruh Berbagai Struktur RTH terhadap Kecepatan Angin