BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ruang Terbuka Hijau
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, RTH adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH sangat penting nilainya, tidak hanya dari segi fisik dan
sosial, tetapi juga dari penilaian ekonomi dan ekologis serta penting bagi kesejahteraan, kesehatan, dan keamanan masyarakat sekitarnya. Menurut Simonds
dan Starke 2006, ruang terbuka memiliki kekuatan untuk membentuk karakter kota dan menjaga kelangsungan hidupnya.
2.1.1 Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Menurut Grey dan Deneke 1978, fungsi RTH terhadap lingkungan perkotaan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori.
1. Memperbaiki iklim
RTH dapat menciptakan iklim mikro yang nyaman bagi manusia dengan mempengaruhi radiasi matahari, suhu udara, pergerakan angin, dan
kelembaban udara. 2.
Fungsi teknis RTH dapat digunakan untuk mengkonservasi lingkungan sehingga tidak hanya
berfungsi untuk keindahan, tetapi juga untuk mengontrol lingkungan. 3.
Fungsi arsitektural RTH berfungsi untuk membentuk ruang, membatasi atau menghalangi
pandangan yang tidak diinginkan, menciptakan ruang pribadi, dan meningkatkan daya tarik suatu area.
4. Fungsi estetis
RTH berfungsi untuk membingkai pemandangan, melembutkan kesan kaku dari bangunan dan struktur, memberikan kesatuan elemen yang berbeda, dan
memberikan latar belakang pemandangan alami.
2.1.2 Struktur dan Bentuk Ruang Terbuka Hijau
Struktur RTH adalah komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun RTH, sedangkan bentuk RTH adalah pola bentukan lahan yang digunakan untuk RTH
Irwan, 2005. Kombinasi antara struktur dan bentuk RTH dinamakan jenis RTH. Struktur RTH kota dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strata dua dan strata
banyak. RTH kota yang berstrata dua memiliki komunitas tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari pepohonan dan rumput. RTH kota berstrata banyak memiliki
komunitas tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari pepohonan, rumput, liana, semak, terna, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam tidak
beraturan, serta meniru komunitas tumbuhan alam. Menurut Irwan 2005, bentuk RTH terbagi menjadi tiga jenis:
a. bergerombol atau menumpuk, yaitu RTH yang komunitas vegetasinya
terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat dan tidak beraturan;
b. menyebar, yaitu RTH yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan
komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau menggerombol kecil-kecil;
c. berbentuk jalur, yaitu RTH yang komunitas vegetasinya tumbuh pada
lahan yang berbentuk lurus atau melengkung mengikuti bentukan sungai, pantai, jalan, saluran, dan sebagainya.
2.2 Iklim Mikro