Pada Gambar 45, terlihat bahwa kelembaban udara pada struktur RTH pohon berada di posisi paling tinggi dan memiliki rataan paling tinggi yaitu
70,1. Kelembaban udara pada struktur RTH rumput menempati posisi paling rendah dan memiliki rataan paling rendah yaitu 67,8. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengukuran kelembaban udara di area tepi mendapatkan hasil yang sesuai denga hipotesis. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban udara pada pada
berbagai struktur RTH di area tepi KRB sangat dipengaruhi oleh karakteristik struktural tanaman dan memiliki keterkaitan dengan suhu udara.
Dari hasil analisis di ketiga area, terlihat bahwa kelembaban udara pada struktur RTH tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik struktural tanaman yang
juga memiliki keterkaitan dengan suhu udara. Berdasarkan hasil pengukuran iklim mikro, terdapat faktor lain yang diduga mempengaruhi kelembaban udara yaitu
faktor lingkungan.
5.1.6 Analisis Pengaruh Berbagai Struktur RTH terhadap Kecepatan Angin
Selain dilakukan analisis kecepatan angin pada struktur RTH yang sama di area yang berbeda, dilakukan juga analisis antara struktur RTH yang berbeda pada
area yang sama. Pada analisis dilakukan perbandingan kecepatan angin rata-rata antara struktur RTH pohon, semak, dan rumput pada area yang sama. Rata-rata
kecepatan angin pada seluruh struktur RTH di KRB berada di bawah 0,5 ms sehingga dibutuhkan karakteristik struktural tanaman dan kondisi lingkungan
yang dapat mengarahkan angin dengan baik. Ketika aliran angin melewati struktur RTH pohon, maka kecepatannya akan
berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pohon yang cukup tinggi dalam mereduksi kecepatan angin. Di sisi lain, struktur RTH pohon memiliki
karakteristik struktural yang dapat mengarahkan angin. Semakin banyak karakteristik struktural RTH pohon dalam mengarahkan angin, maka semakin
baik kemampuannya dalam meningkatkan kecepatan angin. Sama halnya dengan pohon, struktur RTH semak memiliki kemampuan
dalam mereduksi kecepatan angin. Akan tetapi, kemampuannya dalam mereduksi kecepatan angin tidak terlalu besar karena ukurannya yang tidak terlalu tinggi. Di
sisi lain, struktur RTH semak juga memiliki tajuk yang dapat berfungsi sebagai pengarah angin.
Struktur RTH rumput tidak memiliki tajuk sehingga kecepatan angin pada struktur RTH tersebut cukup tinggi. Akan tetapi, tidak adanya struktur pengarah
angin menyebabkan aliran angin tidak terarah dan sulit diarahkan pada area yang diinginkan. Jika struktur RTH rumput diletakkan pada stuktur lain yang dapat
mengarahkan angin, maka angin dapat mengalir dengan kecepatan cukup tinggi dan dapat diarahkan pada area-area yang diinginkan.
Jika dilihat dari karakteristik strukturalnya, dapat diduga bahwa struktur RTH pohon memiliki kecepatan angin paling rendah dan struktur RTH rumput
memiliki kecepatan angin paling tinggi. Akan tetapi, karakteristik struktural dan kondisi lingkungan yang baik dapat memaksimalkan kecepatan angin dan
menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai perkiraan. Oleh karena itu, dilakukan analisis kecepatan angin pada ketiga struktur RTH yang berbeda. Rata-rata
kecepatan angin pada struktur RTH di KRB dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Rata-rata kecepatan angin pada struktur RTH di KRB
Area Struktur RTH
Pohon Semak
Rumput -------------------------ms------------------------
Pusat 0,14
0,09 0,16
Tengah 0,03
0,02 0,18
Tepi 0,04
0,08 0,08
Tabel di atas merupakan hasil pengukuran kecepatan angin pada struktur RTH pohon, semak, dan rumput di seluruh area KRB. Pada tabel, terlihat bahwa
rataan kecepatan angin pada struktur RTH pohon di setiap area memiliki hasil yang berbeda-beda. Pada area pusat dan tengah, terlihat bahwa kecepatan angin
paling tinggi terdapat di struktur RTH rumput, sedangkan kecepatan angin paling rendah terletak di struktur RTH semak. Pada area tepi, kecepatan angin paling
tinggi terletak pada struktur RTH semak dan rumput. Nilai rataan kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh intensitas datangnya angin dan kemampuan setiap
struktur RTH dalam mengarahkan aliran angin. Hasil pengukuran kecepatan angin pada berbagai struktur RTH di setiap area dapat dilihat pada Gambar 46, 47, dan
48.
Gambar 46 Grafik kecepatan angin pada area pusat KRB Pada Gambar 46, terlihat bahwa kecepatan angin pada struktur RTH rumput
mencapai nilai paling tinggi yaitu 1,1 ms dan memiliki rataan paling tinggi yaitu 0,16 ms. Kecepatan angin pada semak memiliki nilai rataan paling rendah yaitu
0,09 ms. Hal tersebut disebabkan oleh intensitas angin yang datang pada struktur RTH ini cukup rendah. Akan tetapi, pada grafik, terlihat bahwa kecepatan angin
pada semak mencapai nilai tertinggi kedua yaitu 0,8 ms. Hal ini menunjukkan bahwa semak di area ini memiliki kemampuan cukup baik dalam mengoptimalkan
kecepatan angin. Berbeda halnya dengan semak, intensitas datangnya angin pada pohon cukup tinggi dan memiliki nilai rataan kecepatan angin sebesar 0,14 ms.
Akan tetapi, kecepatan angin tertinggi yang dapat dicapai struktur RTH pohon hanya 0,5 ms. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pohon dalam
mengoptimalkan kecepatan angin tidak sebaik struktur RTH lain.
Gambar 47 Grafik kecepatan angin pada area tengah KRB Gambar 47 menunjukkan grafik kecepatan angin pada berbagai struktur
RTH di area tengah. Dari gambar, terlihat bahwa terdapat perbedaan intensitas datangnya angin yang cukup signifikan antara struktur RTH rumput dengan
struktur RTH lain. Tingginya intensitas angin pada rumput kemungkinan disebabkan oleh banyaknya struktur RTH rumput di area ini yang terletak di area
terbuka tanpa penghalang sehingga angin yang masuk tidak terhalangi dan intensitas datangnya angin pada struktur RTH rumput cukup tinggi. Hal tersebut
berbeda dengan struktur RTH pohon dan semak yang banyak terletak pada area pepohonan yang cukup masif. Pada gambar, terlihat pula bahwa kecepatan angin
pada struktur RTH rumput memiliki nilai paling tinggi yaitu 0,55 ms dan rataan kecepatan angin paling tinggi yaitu 0,18 ms. Kecepatan angin pada struktur RTH
pohon memiliki kecepatan angin tertinggi kedua yaitu mencapai 0,3 ms dan rataan kecepatan angin tertinggi kedua yaitu 0,03 ms. Kecepatan angin pada
struktur RTH semak memiliki nilai serta rataan paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran kecepatan angin pada berbagai struktur RTH di
area tengah mendapatkan hasil yang tidak sama dengan hipotesis. Tingginya rataan kecepatan angin pada pohon terjadi karena struktur RTH pohon di area ini
memiliki karakteristik struktural yang baik dalam mengarahkan angin. Karakteristik struktural RTH pohon yang baik dalam mengarahkan angin
membuat kecepatan angin menjadi optimal.
Gambar 48 Grafik kecepatan angin pada area tepi KRB Pada Gambar 48, terlihat bahwa kecepatan angin pada struktur RTH pohon
memiliki nilai rataan kecepatan angin paling rendah yaitu 0,04 ms. Namun demikian, kemampuan pohon dalam mengoptimalkan kecepatan angin cukup baik
sehingga kecepatan angin dapat mencapai nilai paling tinggi yaitu 0,5 ms. Banyaknya pepohonan di area tepi yang ditanam secara berkelompok
menyebabkan kemampuan pohon yang cukup baik dalam mengarahkan angin sehingga kecepatannya menjadi optimal. Berbeda dengan hipotesis, kecepatan
angin pada rumput hanya mencapai 0,43 ms, namun tingginya intensitas kecepatan angin menyebabkan rataan kecepatan angin mencapai nilai paling
tinggi yaitu 0,08 ms. Nilai rataan yang tersebut juga dimiliki oleh semak. Akan tetapi, kecepatan angin tertinggi yang dapat dicapai semak lebih tinggi dari
rumput yaitu 0,47 ms. Tidak adanya struktur pengarah pada struktur RTH rumput menyebabkan kemampuan struktur RTH rumput dalam mengarahkan dan
meningkatkan kecepatan angin kurang optimal. Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa struktur RTH yang memiliki karakteristik struktural cukup baik
dalam mengarahkan angin akan mampu mengoptimalkan kecepatan angin.
5.2 Analisis Kenyamanan