Hukum Lambert-Beer Spektrofotometer UV-Visible

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut. 2. Metode Pendekatan Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan standar yang konsentrasinya diketahui dengan serapan sampel. Konsentrasi sampel dapat dihitung melalui rumus perbandingan C = As. Cb Ab Keterangan: As = Serapan sampel Ab = Serapan standar Cb = Konsentrasi standar C = Konsentrasi sampel Holme, 1983.

2.5.5 Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert- Beer Beer’s law adalah hubungan linearitas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit Dachriyanus, 2004. Menurut hukum Lambert, serapan A berbanding lurus dengan ketebalan lapisan b yang disinari : A= k. b Dengan bertambahnya ketebalan lapisan, serapan akan bertambah. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatis dan larutan yang sangat encer, serapan A dan konsentrasi c adalah proporsional: A= k. c Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Kedua persamaan ini digabungkan dalam hukum Lambert-Beer, maka diperoleh bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta A= k . c. B Umumnya digunakan dua satuan c konsenterasi zat yang menyerap yang berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai tetapan K dalam hukum Lambert-Beer tergantung pada sistem konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan tersebut disebut dengan absorptivitas a dan bila dalam mol per liter tetapan tersebut adalah absorbtivitas molar ∈ . Jadi dalam sistem yang direkombinasikan, Hukum Lambert-Beer dapat mempunyai dua bentuk: A= a. b. c gliter atau A= ∈. b. c molliter .............................................. 2.3 Keterangan : A = Serapan tanpa dimensi a = absorptivitas g -1 cm -1 b = ketebalan sel cm C = konsentrasi g.I -1 ∈ = absorptivitas M -1 cm -1 Penandaan lain untuk a adalah ekstingsi spesifik, koefisien ekstingsi, dan absorbsi spesifik, sedangkan ∈ adalah koefisien ekstingsi molar Day and Underwood, 1999. Jadi, dengan Hukum Lambert-Beer konsentrasi dapat dihitung dari ketebalan sel serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Menurut Roth dan Blaschke 1981, absorptivitas spesifik juga sering digunakan sebagai ganti absorptivitas. Harga ini memberikan serapan larutan 1 bv dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga diperoleh persamaan : A = A| . b. C .............................................................................. 2.4 Keterangan : A| = absorptivitas spesifik ml g -1 cm -1 b = ketebalan sel cm C = konsentrasi senyawa terlarut g100 mL larutan 23

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Labolatorium Formulasi Sediaan Padat dan Labolatorium Penelitian II Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini terhitung sejak bulan April 2016 hingga Mei 2016.

3.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat disolusi Erweka, termometer Erweka, pH-meter Horiba, timbangan analitik Kern, magnetic stirer Nouvo stirer, micropipet Bio Rad, spuit injeksi 10 mL Terumo, syringe filter Sartorius, seperangkat alat Spektrofotometer UV-Visible Hitachi, Hardness tester Erweka, dan alat-alat gelas skala labolatorium.