Produksi dan Nilai Produksi

37 putih Penaeus merguiensis, cumi-cumi Loligo sp dan kepiting Scylla serrata Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, 2011.

5.5 Kondisi Perikanan

Kondisi perikanan yang dimaksudkan adalah suatu gambaran tentang keadaan perikanan yang meliputi produksi perikanan, sarana prasarana dan musim dan daerah penangkapan ikan.

5.5.1 Produksi dan Nilai Produksi

Produksi perikanan merupakan salah satu andalan sebagai pemasukan APBD bagi pemerintah Kabupaten Cirebon. Industri perikanan merupakan sektor yang cukup penting dalam menunjang perekonomian masyarakat Kabupaten Cirebon. Sektor ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan laut selama periode 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut Tahun 2006 – 2010 di Kabupaten Cirebon Tahun Produksi Ikan ton Nilai Produksi dalam Rp 1 000 Perubahan Persentase Produksi 2006 39 429,10 249 817 100 - 2007 39 657,90 260 494 230 0,58 2008 32 111,90 588 422 144 -23,50 2009 35 393,30 426 066 900 9,27 2010 27 424,00 430 270 524 -29,06 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2011 diolah Pada Tabel 6 di atas, pada tahun 2008 produksi perikanan laut mengalami penurunan sebesar 23,50 persen dari produksi tahun sebelumnya yaitu 39 657,90 ton pada tahun 2007 menjadi 32 111,90 ton. Namun penurunan terbesar terjadi pada tahun 2010 produksi perikanan laut mengalami penurunan sebesar 29,06 persen dari produksi tahun 2009 yaitu dari 35 393,30 ton menjadi 27 424,00 ton pada tahun 2010. 38 Tabel 7. Perkembangan Produksi dan Nilai Produksi Rajungan Tahun 2006-2010 di Kabupaten Cirebon Tahun Produksi Rajungan ton Nilai Produksi Dalam Rp 1 000 Perubahan Persentase Produksi 2006 3 257,70 52 104 000,00 - 2007 2 886,40 44 187 500,00 -12,86 2008 7 434,40 179 519 000,00 61,18 2009 2 969,30 74 232 500,00 -150,38 2010 2 786,00 82 026 500,00 -6,58 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon, 2011 diolah Produksi komoditi rajungan mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami penurunan. Penurunan yang signifikan terjadi pada tahun 2009, produksi rajungan pada tahun 2008 sebesar 7 434,40 ton mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 2 969,30 ton penurunan tersebut sebesar 150,38 persen. Produksi rajungan tertinggi selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 7 434,40 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 179 519 000,- Tabel 7.

5.5.2 Prasarana dan Sarana