16
2.
Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan adanya proyek tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang tertentu dan masyarakat berupa
adanya efek multiplier, skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dynamic secondary effect
.
3.
Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible effect
. Kriteria yang biasanya digunakan sebagai dasar persetujuan atau
penolakan suatu proyek adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi
tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek Gittinger, 1986. Kriteria
pertama adalah NPV Net Present Value. Proyek atau kebijakan layak dilaksanakan jika NPV 1, jika NPV = 0 pengembalian proyek hanya untuk biaya
social opportunity dari modal dan tingkat suku bunga, sedangkan jika NPV 0
proyek atau kebijakan tidak layak dilaksanakan. Kriteria kedua adalah BCR Benefit Cost Ratio. Jika nilai BC lebih dari satu maka kebijakan atau proyek
layak untuk dilaksanakan. Namun, apabila nilai BC kurang dari satu maka proyek atau kebijakan tidak layak untuk dilaksanakan Kadariah, 1999. Kriteria ketiga
adalah Internal Rate of Return IRR. Jika hasil yang didapat IRR i tingkat suku bunga maka proyek atau kebijakan layak untuk dilaksanakan. IRR i maka
proyek atau kebijakan tidak layak untuk dilaksanakan.
2.8 Nilai Tukar Nelayan
Konsep nilai tukar terms of trade umumnya digunakan untuk menyatakan perbandingan antara harga barang-barang dan jasa yang
17 diperdagangkan antara dua atau lebih negara, sektor atau kelompok sosial
ekonomi. Walaupun asal mula dan penggunaan yang lebih luas dari konsep ini berasal dari perdagangan internasional, dewasa ini konsep nilai tukar juga sering
digunakan untuk membuat gambaran mengenai perubahan sistem harga dari barang-barang yang dihasilkan oleh sektor produksi yang berbeda dalam suatu
negara. Penggunaan seperti ini timbul konsep mengenai nilai tukar sektor. Nilai tukar menurut Soeharjo et al, 1980 dalam Ustriyana, 2005 dapat digunakan
untuk keperluan dua macam analisis. Penggunaan yang pertama adalah sebagai alat deskripsi descriptive tool. Sebagai alat deskripsi konsep ini digunakan untuk
menerangkan dan menjelaskan secara statistik atau indeks mengenai kecenderungan jangka pendek dan jangka panjang tentang sejarah kelakuan
barang-barang yang diperdagangkan. Penggunaan kedua yang sangat erat hubungannya dengan pertama, adalah sebagai alat untuk keperluan penetapan
kebijakan tool for policy. NTN yang pada dasarnya merupakan indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif. Oleh karena indikator tersebut juga merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan
subsistensinya, NTN juga disebut sebagai Nilai Tukar Subsisten Subsistence Terms of Trade
. NTN adalah rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran rumah tangga nelayan selama periode waktu tertentu Basuki et al, 2001 dalam
Ustriyana, 2005. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan kotor atau dapat disebut sebagai penerimaan rumah tangga nelayan
18 Perkembangan NTN dapat ditunjukan dalam Indeks Tukar Nelayan
INTN. INTN adalah rasio antara indeks total pendapatan terhadap indeks total pengeluaran rumah tangga nelayan selama waktu tertentu.
Asumsi dasar dalam penggunaan konsep NTN dan INTN tersebut adalah semua hasil usaha perikanan tangkap dipertukarkan atau diperdagangkan dengan
hasil sektor non perikanan tangkap. Barang non perikanan tangkap yang diperoleh dari pertukaran ini dipakai untuk keperluan usaha menangkap ikan, baik untuk
proses produksi penangkapan maupun untuk konsumsi keluarga nelayan, karena data yang tersedia tidak memungkinkan untuk memisahkan barang non nelayan
yang benar-benar dipertukarkan dengan bahan pangan. Pengeluaran subsisten rumah tangga nelayan dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Konsumsi harian makanan dan minuman 2. Konsumsi harian non makanan dan minuman
3. Pendidikan 4. Kesehatan
5. Perumahan 6. Pakaian
7. Rekreasi.
2.9 Regresi Linear Berganda