56 multikolinearitas pada model tersebut. Pada Lampiran 2 dapat dilihat nilai VIF
untuk semua peubah bebas 10, sehingga tidak terdapat multikolinearitas pada model tersebut.
Nilai p-value pada uji F dengan nilai 0,000 yaitu memiliki nilai lebih kecil dari taraf nyata y
aitu sebesar lima persen α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan peubah-peubah bebas dalam model secara signifikan
berpengaruh terhadap pendapatan nelayan rajungan. Untuk menguji variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan rajungan digunakan
uji-t, yaitu dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan
adalah X1 jumlah hasil tangkapan, X4 pengalaman dan X6 jumlah alat tangkap.
6.2.1 Hubungan Jumlah Hasil Tangkapan terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil tangkapan nelayan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Variabel jumlah hasil tangkapan mempunyai nilai Sig. 0,003 artinya variabel ini
berpengaruh nyata terhadap model pada taraf nyata α = 0,15 15. Berdasarkan
model regresi menunjukkan bahwa jumlah hasil tangkapan memiliki nilai positif dengan nilai 27 901,066. Hal ini menggambarkan bahwa jika jumlah hasil
tangkapan nelayan meningkat satu Kg maka diduga akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar Rp 27 901,066 dengan asumsi cateris paribus.
6.2.2 Hubungan Jumlah Awak Kapal terhadap Pendapatan Nelayan
Awak kapal atau ABK memiliki peranan penting dalam unit penangkapan termasuk dalam penangkapan rajungan. Faktor tenaga kerja secara teoritis
mempengaruhi pendapatan usaha. Berdasarkan model regresi menunjukkan
57 bahwa jumlah awak kapal memiliki nilai negatif dengan nilai sebesar 87 716,9.
Hal ini menggambarkan bahwa jika jumlah awak kapal bertambah satu orang maka diduga akan menurunkan pendapatan nelayan sebesar Rp 87 716,9 dengan
asumsi cateris paribus. Jumlah awak kapal yang menunjukkan nilai negatif pada pendapatan
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah awak kapal justru akan menurunkan pendapatan. Hasil regresi mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah awak
kapal maka pembagi hasil penangkapan akan semakin besar sehingga akan mengurangi jumlah pendapatan. Konsekuensi dari hal tersebut adalah upaya
peningkatan jumlah awak kapal tidak meningkatkan pendapatan nelayan rajungan.
6.2.3 Hubungan Jumlah Trip Melaut terhadap Pendapatan Nelayan
Jumlah trip yang dilakukan nelayan rajungan mempengaruhi biaya nelayan yang harus dikeluarkan dalam sebulan dan mempengaruhi jumlah produksi
tangkapan rajungan. Semakin banyak jumlah trip yang dilakukan oleh nelayan maka semakin banyak rajungan yang didapat maka akan mempengaruhi
pendapatan nelayan. Berdasarkan model regresi menunjukkan bahwa jumlah trip melaut memiliki nilai positif dengan nilai 12 274,188. Hal ini menggambarkan
bahwa jika jumlah trip melaut meningkat satu hari maka diduga pendapatan nelayan akan meningkat sebesar Rp 12 274,188 dengan asumsi cateris paribus.
Jumlah trip melaut yang menunjukkan nilai positif pada pendapatan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah trip melaut akan menaikkan pendapatan.
Hasil regresi mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah trip melaut maka hasil tangkapan rajungan akan semakin banyak.
58
6.2.4 Hubungan Pengalaman terhadap Pendapatan Nelayan