68 dalam Tabel 18 dan komponen biaya yang dikeluarkan nelayan bubu lipat untuk
pembelian operasional dalam Tabel 19.
Tabel 18. Komponen Biaya Operasional Biaya Variabel Penangkapan Rajungan Jaring Kejer Per Tahun
Uraian Satuan
Intensitas Penangkapan
TripTahun Jumlah Harga Rp Total Rp
Solar Liter
252 15
4 500 17 010 000
Konsumsi Orang 252
4 7 500
7 560 000 Jumlah
24 570 000
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
Tabel 19. Komponen Biaya Operasional Biaya Variabel Penangkapan Rajungan Bubu Lipat Per Tahun
Uraian Satuan
Intensitas Penangkapan
TripTahun Jumlah
Harga Rp
Total Rp Solar
Liter 42
120 4 500
22 680 000 Konsumsi Orang
42 5
40 000 8 400 000
Es Balok Balok
42 4
14 000 2 352 000
Umpan Kilogram
42 150
3 000 18 900 000
Jumlah 52 332 000
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
6.6 Analisis Pendapatan Usaha Nelayan Rajungan
Analisis pendapatan nelayan rajungan dilakukan untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh oleh nelayan rajungan. Tingkat pendapatan
usaha nelayan rajungan berasal dari perhitungan antara penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan hasil yang
diperoleh dapat diketahui apakah kegiatan usaha yang dijalankan berhasil atau tidak. Dalam hal ini apakah usaha nelayan memberikan keuntungan bagi pelaku
usaha. Analisis pendapatan diperoleh dari pengurangan total penerimaan dan total biaya dari suatu usaha.
Biaya yang diperhitungkan dalam analisis usaha nelayan rajungan adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha ini
69 adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya penyusutan dan biaya peralatan unit
penangkapan seperti perahu, mesin dan alat tangkap. Sedangkan biaya tidak tetap diperoleh dari besaran biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional
penangkapan seperti biaya bahan bakar, biaya konsumsi untuk alat tangkap jaring kejer
dan ditambah biaya es balok dan umpan untuk alat tangkap bubu lipat. Besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh nelayan rajungan yaitu berasal dari
pengurangan penerimaan yang diperoleh dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh nelayan. Tingkat pendapatan tersebut dibagi dengan sistem bagi
hasil yang sudah diterapkan oleh nelayan. Dalam analisis ini juga dihitung perbandingan antara penerimaan dan
biaya yaitu R-C ratio return of cost. R-C ratio digunakan untuk melihat tingkat keuntungan dalam suatu usaha. Perhitungan pendapatan usaha dan perhitungan R-
C ratio
dalam usaha
penangkapan rajungan
nelayan akan
dapat mempertimbangkan usaha yang akan dijalankan. Perhitungan tersebut dapat
tingkat biaya dan penerimaan sehingga dapat merencanakan untuk usaha yang lebih baik. Perhitungan analisis pendapatan nelayan rajungan dalam jangka waktu
satu tahun yaitu pada tahun 2011. Secara lebih jelasnya perhitungan analisis pendapatan usaha nelayan rajungan dengan alat tangkap jaring kejer sebelum dan
setelah kebijakan sebelum kebijakan dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. Sedangkan analisis pendapatan usaha nelayan rajungan dengan alat tangkap
bubu lipat sebelum dan setelah kebijakan dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12. Hasil analisis pendapatan di atas menunjukkan bahwa pendapatan bersih
nelayan rajungan jaring kejer sebelum dan setelah kebijakan adalah sebesar Rp 6 144 000 per tahun dan Rp 5 075 100. Hasil analisis pendapatan bersih nelayan
70 rajungan bubu lipat sebelum dan setelah kebijakan adalah sebesar Rp 11 038 000
dan Rp 10 327 360. Berdasarkan biaya yang dikeluarkan oleh nelayan jaring kejer
dan bubu lipat untuk usaha, besaran biaya paling tinggi yaitu biaya untuk bahan bakar solar. Jumlah trip yang sering dilakukan oleh nelayan serta jarak
tempuh yang dilalui untuk menangkap rajungan menyebabkan tingginya biaya bahan bakar yang dikeluarkan.
Perhitungan R-C ratio digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dengan membandingkan antara penerimaan dan biaya.
Perhitungan rasio imbangan dikatakan rugi jika angka yang dihasilkan R-C ratio 1, sedangkan usaha tersebut dikatakan menguntungkan jika angka yang
dihasilkan dari rasio R-C ratio 1. Berdasarkan perhitungan R-C ratio yang diperoleh dari usaha penangkapan rajungan yang dilakukan oleh nelayan jaring
kejer sebelum dan setelah kebijakan adalah sebesar 1,06 dan 1,05. Berdasarkan
nilai tersebut dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan nelayan untuk usaha penangkapan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,06
sebelum kebijakan dan Rp 1,05 setelah kebijakan. Berdasarkan perhitungan R-C ratio
juga diperoleh dari usaha penangkapan rajungan yang dilakukan oleh nelayan bubu lipat sebelum dan setelah kebijakan adalah sebesar 1,10 dan 1,09.
Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan nelayan untuk usaha penangkapan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp
1,10 sebelum kebijakan dan Rp 1,09 setelah kebijakan. Hasil perhitungan R-C ratio
diketahui bahwa usaha penangkapan rajungan untuk nelayan jaring kejer dan bubu lipat menguntungkan.
71
6.7 Analisis Kelayakan Usaha Nelayan Rajungan