Return Cost Ratio R-C Ratio Benefit Cost Analysis BCA

14 meningkatkan produksi semaksimal mungkin. Sedangkan, nelayan tradisional hanya mengandalkan alam dan pengalaman untuk mencari ikan. Pengalaman sangat penting dalam menentukan posisi kapal dan daerah penangkapan ikan. Peralatan dan metode untuk mengangkap ikan juga sangat sederhana, oleh karena itu hasil tangkapan yang diperoleh nelaya tradisional jauh lebih sedikit dibanding dengan nelayan modern. Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penangkapan ikan, nelayan dapat menggolongkan sebagai berikut: 1. Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan. 2. Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan. 3. Nelayan sambilan tambahan yaitu nelayan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan. Lamanya waktu yang dicurahkan sangat berpengaruh terhadap banyaknya hasil tangkapan yang diperoleh, semakin lama waktu nelayan untuk menangkap ikan maka akan semakin banyak ikan hasil tangkapan yang diperoleh sehingga akan meningkatkan pendapatan nelayan Monintja, 1989 dalam Yustiarani, 2008.

2.6 Return Cost Ratio R-C Ratio

Return Cost Ratio merupakan analisa yang bertujuan untuk menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang usaha perikanan yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah penerimaan. Jika R-C ratio 1, maka usaha perikanan yang dijalankan mengalami keuntungan. Jika R-C ratio 1, maka usaha perikanan tersebut mengalami 15 kerugian, sedangkan bila R-C ratio = 1, maka cabang usaha perikanan ini tidak rugi dan juga tidak untung Soekartawi, 1995 dalam Santoso et al, 2005.

2.7 Benefit Cost Analysis BCA

Tujuan-tujuan analisis dalam analisis usaha harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan. Manfaat dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang membantu tujuan Gittinger, 1986. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya-biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat proyek mulai dilakukan, sedangkan biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saat proyek berjalan. Biaya operasional dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dari besarnya output yang dihasilkan. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah selama proses produksi. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagi berikut : 1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang. 2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan. 3. Biaya lainnya. Sedangkan menurut Kadariah, 1999, manfaat dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Manfaat langsung direct benefit yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai output, fisik dan atau penurunan biaya. 16 2. Manfaat tidak langsung indirect benefit yang disebabkan adanya proyek tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang tertentu dan masyarakat berupa adanya efek multiplier, skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dynamic secondary effect . 3. Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible effect . Kriteria yang biasanya digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek Gittinger, 1986. Kriteria pertama adalah NPV Net Present Value. Proyek atau kebijakan layak dilaksanakan jika NPV 1, jika NPV = 0 pengembalian proyek hanya untuk biaya social opportunity dari modal dan tingkat suku bunga, sedangkan jika NPV 0 proyek atau kebijakan tidak layak dilaksanakan. Kriteria kedua adalah BCR Benefit Cost Ratio. Jika nilai BC lebih dari satu maka kebijakan atau proyek layak untuk dilaksanakan. Namun, apabila nilai BC kurang dari satu maka proyek atau kebijakan tidak layak untuk dilaksanakan Kadariah, 1999. Kriteria ketiga adalah Internal Rate of Return IRR. Jika hasil yang didapat IRR i tingkat suku bunga maka proyek atau kebijakan layak untuk dilaksanakan. IRR i maka proyek atau kebijakan tidak layak untuk dilaksanakan.

2.8 Nilai Tukar Nelayan