60 memiliki pendapatan lain di luar pekerjaannya sebagai nelayan memiliki
pendapatan dari hasil melaut lebih rendah dibandingkan dengan nelayan yang tidak mempunyai pendapatan lain, dengan nilai dugaan sebesar 101 901 saat
peubah bebas lain cateris paribus. Hal ini berarti nelayan yang memiliki pekerjaan lain di luar pekerjaannya sebagai nelayan memiliki pendapatan yang
lebih rendah.
6.3 Analisis Kesejahteraan Nelayan
Analisis kesejahteraan nelayan rajungan digunakan untuk mengukur
tingkat kesejahteraan nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsisten keluarga nelayan sehari-hari seperti untuk konsumsi harian keluarga, pendidikan,
kesehatan, pakaian. Asumsi dasar dalam penggunaan konsep NTN tersebut adalah semua hasil usaha perikanan tangkap dipertukarkan atau diperdagangkan dengan
hasil sektor non perikanan tangkap. Nilai kesejahteraan nelayan rajungan jaring kejer sebelum dan setelah
kebijakan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. NTN nelayan jaring kejer
di Desa Gebang Mekar sebelum dan setelah kebijakan sebesar 0,69 dan 0,65 dari total penerimaan perikanan dan non-perikanan. Hal ini menunjukan NTN
nelayan berada di bawah satu ini artinya penerimaan keluarga nelayan saat ini dan setelah kebijakan belum mampu memenuhi kebutuhan hidup subsistennya.
Nilai kesejahteraan nelayan rajungan bubu lipat sebelum dan setelah kebijakan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. NTN bubu lipat
menunjukkan angka 0,82 dan 0,81 dari total penerimaan perikanan dan non- perikanan. Hal ini menunjukkan NTN berada di bawah satu, artinya apabila
kebijakan tersebut dilaksanakan penerimaan keluarga nelayan belum memenuhi
61 kebutuhan subsistennya. Sehingga apabila kebijakan ini dilaksanakan maka akan
mempengaruhi pendapatan nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsisten keluarga.
Selisih atau penurunan nilai kesejahteraan nelayan rajungan untuk jaring kejer
adalah sebesar 0,04 dan untuk nelayan bubu lipat adalah sebesar 0,01. Penurunan kesejahteraan nelayan yang signifikan terjadi untuk nelayan jaring
kejer hal ini dikarenakan hasil tangkapan rajungan nelayan jaring kejer lebih
banyak berukuran kurang dari 8,5 cm dibandingkan dengan nelayan bubu lipat.
6.4 Analisis Struktur Penerimaan
Besarnya penerimaan dalam usaha penangkapan ikan yang diperoleh nelayan akan mempengaruhi pendapatan nelayan. Besarnya penerimaan
dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan dan harga rajungan. Penerimaan dalam penelitian ini adalah dari penjualan hasil tangkapan rajungan langsung ke bakul
atau miniplant. Harga yang ditetapkan adalah harga di tingkat pedagang rajungan pada saat penjualan dan berdasarkan jenis ikan tangkapan.
Jumlah hasil tangkapan nelayan sangat tergantung pada alam, yaitu musim rajungan maka hasil tangkapan akan melimpah sedangkan pada saat musim
paceklik maka hasil tangkapan akan jauh lebih sedikit bahkan sampai tidak mendapatkan rajungan sama sekali. Penerimaan nelayan rajungan dibedakan
dengan dua alat tangkap yaitu penerimaan nelayan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dan menggunakan alat tangkap bubu lipat. Besarnya penerimaan
nelayan rajungan berdasarkan alat tangkap sebelum dan setelah kebijakan dapat dilihat pada Lampiran 8. Jumlah tangkapan rajungan jaring kejer yang berukuran
kurang dari 8,5 cm sebanyak 5 persen sedangkan untuk bubu lipat 1 persen. Hal
62 ini menunjukkan penerimaan nelayan jaring kejer sebelum dan setelah kebijakan
mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan nelayan bubu lipat. Rajungan memiliki nilai jual yang tinggi, akan tetapi akan jauh lebih tinggi
apabila rajungan diolah dahulu sebelum dijual. Pengolahan rajungan dengan cara direbus terlebih dahulu kemudian diambil dagingnya biasanya pengolahan daging
rajungan dilakukan oleh para istri nelayan. Harga daging rajungan di bakul adalah Rp 150 000 per kilogram sedangkan dalam keadaan segar hanya Rp 42 000 per
kilogram.
6.5 Analisis Struktur Biaya