Metode Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Metode Penelitian

Penelitian terdiri dari 3 tahapan yang meliputi 1 karakterisasi sifat fisiko kimia natrium alginat, 2 penentuan konsentrasi CaCO 3 untuk pembentukan gel dan karakteristik gel alginat yang dihasilkan serta 3 pengaruh interaksi alginat dengan locust bean gum LBG terhadap karakteristik gel dan viskositas yang dihasilkan. Secara umum garis besar penelitian disajikan pada Gambar 3. Tahap 1. Karakterisasi sifat fisiko kimia natrium alginat Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik bahan baku natrium alginat hasil ekstraksi dari kedua jenis rumput laut serta alginat komersial yang dapat mempengaruhi pembentukan dan karakteristik gelnya. Terhadap natrium alginat yang diperoleh dilakukan pengamatan yang meliputi kadar air gravimetri, bahan tidak larut air gravimetri, kadar abu gravimetri, logammineral Pb, As, Ca spektrofotometri, viskositas apparent, rendemen untuk natrium alginat dari rumput laut lokal gravimetri serta estimasi MG rasio spektrofotometri. Tahap 2. Penentuan konsentrasi CaCO 3 untuk pembentukan gel dan karakteristik gel alginat yang dihasilkan Penenelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi kalsium karbonat CaCO 3 untuk pembentukan gel alginat dari rumput laut lokal Sargassum sp. dan Turbinaria sp., karakteristik gel yang dihasilkan serta mendapatkan konsentrasi CaCO 3 yang dibutuhkan untuk meningkatkan viskositas alginat lokal tersebut apabila aplikasinya akan diarahkan sebagai bahan pengental. Dari tahap penelitian ini diharapkan diperoleh informasi mengenai berapa jumlah CaCO 3 yang diperlukan untuk membentuk gel dari alginat, karakteristik gel yang dihasilkan serta informasi mengenai kemungkinan pemanfaatan ion tersebut untuk meningkatkan viskositas alginat. Pengamatan: 1. viskositas apparen t 2. stabilitas viskositas thd panas 3. recovery viskositas Gambar 3. Skema penelitian Senyawa CaCO 3 yang bersifat kurang larut dalam air dipakai sebagai sumber ion Ca 2+ dan untuk meningkatkan kelarutannya digunakan glucono- -lakton sebagai pengatur keasaman sistem. Konsentrasi CaCO 3 yang ditambahkan divariasi dari 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 20, 25, 30 mM. Pembentukan gel dilakukan dengan melarutkan alginat pada konsentrasi 1 dalam akuades bebas ion dengan stirer selama 30 menit, menambahkan CaCO 3 sambil tetap distirer, dan penambahan GDL sampai semua larut. Larutan kemudian dimasukan dalam cetakan berukuran diameter 3.5 cm tinggi 5 cm dan Pengamatan karakteristik gel: 1. visual 2. keteguhan gel 3. karakteristik tekstur - karakteristik pecah - kekuatan gel - modulus rigidity - elastisitas 4. sineresis Karakterisasi natrium alginat dari Sargassum, Turbinaria, Komersial Penelitian tahap 1 Pengaruh CaCO 3 pada pembentukan dan karakteristik gel alginat Penelitian tahap 2 Konsentrasi CaCO 3 : 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 20, 25, 30 mM. Konsentrasi alginat 1 , GDL 30 mM. Pengaruh interaksi natrium alginat Dengan locust bean gum LBG Penelitian tahap 3 Konsentrasi LBG: 0, 10, 20, 30, 40, 50 g 100 g alginat. Konsentrasi alginat yang digunakan 1 , GDL 30 mM. Konsentrasi CaCO 3 20 mM untuk gel dan 3.5 mM untuk larutan viskous. Karakteristik gel dan viskositas LBG tanpa alginat diamati pada konsentrasi CaCO 3 20 mM tidak terbentuk gel terbentuk gel Pengamatan: - kadar air - Bahan tak larut air - kadar abu - Kadar Pb, As, Ca - viskositas apparent - rendemen - perkiraan rasio MG dibiarkan selama 1 jam pada suhu ruang. Selanjutnya gel dilepaskan dari cetakan. Pengamatan yang dilakukan meliputi visual bagaimana bentuk gel yang dihasilkan, karakteristik gel yang meliputi keteguhan gel, karakteristik tekstur diukur dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer dan sineresis. Pada konsentrasi penambahan CaCO 3 yang tidak membentuk gel, terhadap larutan alginat dilakukan pengukuran viskositas dengan RVA. Pada konsentrasi penambahan CaCO 3 yang tidak membentuk gel, dilakukan pengamatan viskositas. Penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa hanya konsentrasi CaCO 3 2.5 mM yang tidak menghasilkan gel, sedangkan konsentrasi 5 mM menghasilkan gel yang sangat lemah cairan viskoelastis. Oleh karena itu untuk mengetahui berapa besar peningkatan viskositas alginat yang dapat dihasilkan dari penambahan CaCO 3 perlakuan dipecah langi menjadi konsentrasi 2.5; 3.5 dan 4.5 mM. Larutan ditambahkan CaCO 3 sesuai perlakuan sambil diaduk, kemudian ditambahkan GDL sambil diaduk sampai larut dan dibiarkan selama 1 jam pada suhu ruang. Viskositas diamati dengan RVA pada suhu 20 C dan kecepatan putaran 130 rpm. Terhadap alginat dengan viskositas tertinggi yang tidak menghasilkan pembentukan gel diamati ketahanan viskositas terhadap panas dengan RVA rapid viscoanalyzer. Tahap 3. Pengaruh interaksi alginat dengan locust bean gum LBG terhadap karakteristik gel dan viskositas yang dihasilkan Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh interaksi natrium alginat dengan locust bean gum LBG baik terhadap karakteristik gel maupun karakteristik viskositas yang dihasilkan. Perlakuan yang dicobakan adalah penambahan LBG sebanyak 0, 10, 20, 30, 40, 50 g100g alginat. Pembentukan gel dilakukan pada konsentrasi larutan alginat 1 dengan konsentrasi CaCO 3 terpilih dari penelitian tahap 2 20 mM dan glukono- -lactone yang tetap. Untuk melihat pengaruh penambahan LBG terhadap karakteristik viskositas alginat penambahan LBG dilakukan pada konsentrasi CaCO 3 terpilih 3.5 mM dan konsentrasi GDL tetap. Pengamatan terhadap gel yang dihasilkan meliputi visual bagaimana bentuk gel yang dihasilkan, karakteristik gel yang meliputi keteguhan gel, karakteristik tekstur diukur dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer dan sineresis. Pada produk yang tidak membentuk gel pengamatan yang dilakukan meliputi viskositas apparent dan stabilitas viskositas terhadap panas serta recovey viskositas. Untuk melihat ada tidaknya sinergisme dilakukan pengamatan karakteristik viskositas dan gel LBG tanpa alginat dengan penambahan Ca terpilih dan GDL yang tetap.

3.5 Pengamatan