I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Alginat merupakan suatu polisakarida hasil ekstraksi rumput laut coklat seperti
Sargassum sp. dan Turbinaria sp. yang banyak sekali ditemukan di perairan Indonesia.
Meskipun potensi produksi rumput laut ini cukup melimpah, sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat kurang, bahkan di beberapa daerah tidak dimanfaatkan
sama sekali. Rumput laut penghasil alginat ini alginofit memiliki habitat di perairan berbatu atau berkarang dan ditemukan di beberapa daerah sepanjang pantai selatan
pulau Jawa dan Sumatra. Potensi dari rumput laut ini belum didata dengan baik, tetapi beberapa penulis menyatakan cukup besar karena rumput laut ini mudah sekali
ditemukan di perairan Indonesia Basmal et al. 2002; Sujatmiko, 1994. Selain itu potensi rumput laut ini untuk dibudidayakan juga cukup tinggi mengingat
pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya yang tinggi dalam menyesuaikan terhadap perubahan musim. Sargassum polycystum yang dicoba dibudidayakan
menunjukkan pertumbuhan sebesar 2.34 cmminggu Kalangi, 2001. Di alam, ketersediaan rumput laut penghasil alginat selalu ada sepanjang tahun, baik pada musim
kemarau maupun musim hujan. Oleh karena itu potensi pemanfaatan alginat dan produk turunannya masih terbuka luas.
Beberapa penelitian tentang cara ekstraksi alginat dari rumput laut lokal sudah banyak dilakukan. Meskipun demikian, secara umum produk alginat yang dihasilkan
dari rumput laut lokal ini mempunyai viskositas yang rendah Basmal et al. 1998, Basmal et al. 2002, Murtini et al. 2000; Tazwir et al. 2000, Wikanta et al. 2000,
Yunizal et al. 2000. Beberapa kelemahan seperti rendahnya viskositas menyebabkan keterbatasan penggunaan alginat baik dalam bidang pangan maupun non-pangan
sehingga usaha ekstraksi ini kurang berkembang. Menurut Mc. Hugh 2008, rumput laut dari daerah tropik warm water umumnya menghasilkan alginat dengan viskositas
yang rendah. Meskipun demikian, alginat dari daerah tropik mempunyai potensi pemanfaatan
khususnya yang melibatkan pada kemampuannya dalam membentuk gel Mc. Hugh, 2008. Dengan penambahan kation bervalensi dua atau lebih multivalensi alginat
mampu membentuk gel yang bersifat thermostabil. Beberapa kation multivalensi seperti
Ca, Mg, Ba dan Cu mampu menginduksi pembentukan gel alginat. Kelebihan sifat gel alginat yang bersifat thermostabil dan pembentukannya yang bisa dilakukan tanpa
proses pemanasan menyebabkan bahan ini potensial digunakan pada produk pangan maupun media imobilisasi enzim dan sel Anonim, 2007
b
; Cancela et al. 2003; Draget, 2000; Draget et al. 2005; Jork et al. 2000.
Alginat mempunyai kemampuan berinteraksi dengan komponen lain dan menghasilkan karakteristik rheologi yang berbeda. Beberapa bahan seperti locust bean
gum, cellulose, bovin serum albumin, casein, lesitin soya, kitosan, alkohol maupun isolat fraksi guluronat mampu berinteraksi dengan alginat dan menghasilkan perubahan
karakteristik rheologi Eroglu et al. 2006; Miura et al. 1999; Naidu et al. 2005, Taylor et al
. 2005. Selain interaksinya dengan bahan lain, hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa tingkat hidrolisis dapat mempengaruhi karakteristik gel alginat
yang dihasilkan Mars Titoria, 2004. Penelitian tentang kemampuan alginat lokal sebagai bahan pembentuk gel,
kebutuhan kation multivalensi untuk pembentukan gel, interaksi alginat lokal dengan bahan lain dan pengaruhnya terhadap karakteristik gel yang dihasilkan belum banyak
dilakukan. Penambahan kation multivalensi pada jumlah tertentu dibawah konsentrasi pembentukan gelnya dapat meningkatkan viskositas alginat dan informasi mengenai
berapa jumlah kation ini juga belum banyak dilaporkan untuk alginat lokal. Informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk memperbaiki beberapa keterbatasan alginat lokal baik
dalam kemampuannya membentuk gel maupun memperbaiki viskositasnya sehingga dapat menunjang aplikasi alginat dalam industri pangan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan studi tentang karakterisasi pembentukan gel alginat, kebutuhan penambahan ion Ca
2+
serta pengaruh interaksi dengan locust bean gum
LBG terhadap karakteristik gel dan viskositas yang dihasilkan yang diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan pemanfaatan alginat dari rumput
laut lokal.
1.2 Tujuan Penelitian