Pengaruh konsentrasi CaCO Karakteristik Gel Alginat

4.2 Karakteristik Gel Alginat

4.2.1 Pengaruh konsentrasi CaCO

3 terhadap pembentukan gel alginat Pengaruh penambahan CaCO 3 terhadap pembentukan gel disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh penambahan CaCO 3 terhadap pembentukan gel larutan alginate 1 db dengan GDL 30 mM Jenis Alginat Gel yang terbentuk Sargassum sp. Penambahan CaCO 3 2.5 mM menghasilkan cairan kental, tidak terbentuk gel. Penambahan CaCO 3 5 mM menghasilkan gel sangat lemah yang tidak dapat berdiri ketika dilepaskan dari cetakan. Penambahan CaCO 3 7.5 mM menghasilkan gel yang dapat berdiri sendiri ketika dilepas dari cetakan tetapi belum terdeteksi dengan texture analyzer. Pada konsentrasi ini tidak semua bagian cairan menjdi gel permukaan cairan tetap cair. Permukaan gel yang terbentuk rata untuk semua konsentrasi CaCO 3 yang ditambahkan. Semua bagian cairan berubah menjadi gel pada penambahan CaCO 3 15 mM. Turbinaria sp. Penambahan CaCO 3 2.5 mM menghasilkan cairan kental, tidak terbentuk gel. Penambahan CaCO 3 5 mM menghasilkan gel sangat lemah yang tidak dapat berdiri ketika dilepaskan dari cetakan. Penambahan CaCO 3 7.5 mM menghasilkan gel yang dapat berdiri sendiri ketika dilepas dari cetakan tetapi belum terdeteksi dengan texture analyzer. Penambahan CaCO 3 15 mM belum mengubah semua cairan menjadi gel permukaan cairan tetap cair. Penambahan CaCO 3 20 mM baru menghasilkan ge pada semua bagian cairan. Permukaan gel tidak rata padapenambaha CaCO 3 sampai 15 mM. Komersial Sigma Penambahan CaCO 3 2.5 mM menghasilkan cairan kental, tidak terbentuk gel. Penambahan CaCO 3 5 mM menghasilkan gel sangat lemah yang tidak dapat berdiri ketika dilepaskan dari cetakan. Penambahan CaCO 3 7.5 mM sudah menghasilkan gel yang terdeteksi dengan texture analyzer. Penambahan CaCO 3 7.5 mM sudah mengubah semua cairan menjadi gel tidak ada sisa cairan di permukaan gel. Komersial Toko Penambahan Penambahan CaCO 3 sampai 15 mM tidak menghasilkan peningkatan viskositas yang berarti. Penambahan CaCO 3 20 mM atau lebih hanya menghasilkan pembentukan gel pada dasar cairan setebal sekitar 2 mm. Pengaruh penambahan CaCO 3 terhadap pembentukan gel dan karakteristik gel alginat sangat nyata p 0.01, dimana tanpa penambahan garam Ca gel tidak terbentuk dan seiring dengan peningkatan konsentrasi garam kalsium yang ditambahkan akan terjadi penguatan gel yang dihasilkan. Penambahan CaCO 3 sebanyak 2.5 mM dari larutan alginat belum menyebabkan terbentuknya gel pada semua jenis alginat. Penambahan sebanyak 5 mM sudah mulai menyebabkan terbentuknya gel, tetapi gel yang terbentuk masih sangat lunak dan tidak dapat berdiri ketika dilepas dari cetakan. Pada penambahan sebanyak 7.5 mM gel yang terbentuk sudah dapat berdiri ketika dilepaskan dari cetakan. Gel yang cukup kuat terbentuk pada penambahan CaCO 3 sebanyak 20 mM atau lebih pada semua jenis alginat yang digunakan. Hubungan antara rasio MG dengan pembentukan gel menunjukkan bahwa pada alginat komersial Sigma yang kaya kandungan mannuronat rasio MG 1.37, pembentukan gel lebih mudah terjadi, dimana pada konsentrasi penambahan CaCO 3 7.5 mM sudah menghasilkan gel yang sempurna dengan kekuatan gel yang sudah terdeteksi dengan alat teksture-analyzer. Pada konsentrasi CaCO 3 yang rendah ini sudah mampu merubah seluruh larutan alginat menjadi gel. Fenomena sebaliknya terlihat pada alginat dari Turbinaria sp. rasio MG 0.72 dan Sargassum sp. rasio MG 0.96 yang menunjukkan bahwa pada konsentrasi 7.5 mM belum menghasilkan gel yang sempurna dan kekuatan gelnya belum terdeteksi. Pada kedua jenis alginat ini konsentrasi penambahan CaCO 3 dengan konsentrasi yang sama belum mampu merubah seluruh larutan menjadi gel sehingga ada beberapa bagian larutan yang tersisa setelah proses pembentukan gel terjadi. Hal ini juga terlihat dari bentuk gel yang dihasilkan dimana pada Turbinaria sp. tidak menghasilkan gel yang rata terutama pada penambahan konsentrasi CaCO 3 rendah 15 mM seperti terlihat pada Gambar 6. Ketidaksempurnaan pembentukan gel alginat dari Turbinaria sp. Pada konsentrasi CaCO 3 rendah tersebut 15 mM kemungkinan disebabkan karena viskositas larutan yang rendah 72 mPa.s, sehingga CaCO 3 yang terdispersi cepat mengendap selama proses pembentukan gel. Dengan tidak meratanya ketersediaan ion kalsium pada seluruh bagian larutan maka pembentukan gel tidak sempurna, dimana pada bagian permukan larutan akan kekurangan ion kalsium untuk pembentukan gel. Hal ini menyebabkan bagian permukaan larutan tidak dapat menjendal dengan baik dan terlihat dari bentuk gel yang tidak rata. Gambar 6. Gel alginat pada berbagai konsentrasi CaCO 3 dalam mM Pada konsentrasi CaCO 3 20 mM atau lebih, gel alginat dari Turbinaria sp. rasio MG 0.72 baru terbentuk secara sempurna. Semua bagian larutan dapat diubah menjadi gel dan keteguhan gel yang dihasilkan cukup tinggi Gambar 5. Pada kondisi ini kebutuhan ion kalsium untuk proses pembentukan gel sudah terpenuhi sehingga ikatan silang yang terad sudah cukup untuk mengimobilisasi sistem dengan baik. Alginat dari Sargassum sp. rasio MG 0.96 sudah menghasilkan gel yang sempurna pada konsentrasi penambahan CaCO 3 15 mM atau lebih. Pada alginat Sigma Rasio MG 1.37 pembentukan gel yang sepurna sudah terjadi pada konsentrasi CaCO 3 7.5 mM. Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi kandungan mannuronat dalam alginat akan semakin mudah dalam membentuk gel meskipun gel yang terbentuk dari sifat fisiknya tidak sebaik alginat yang kaya guluronat. Alginat yang kaya guluronat akan membutuhkan sumber ion kalsium yang lebih banyak untuk pembentukan gelnya. Hal ini berkaitan dengan kapasitas pengikatan ion yang lebih besar pada alginat yang kaya akan guluronat dibandingkan alginat yang didominasi mannuronat. Sargassum sp. Turbinaria sp. Komersial Sigma. 7.5 10 12.5 15 20 25 30 7.5 10 12.5 15 20 25 30 7.5 10 12.5 15 20 25 30 Alginat komersial toko tidak menghasilkan pembentukan gel yang utuh untuk semua konsentrasi penambahan CaCO 3 . Pada alginat ini hanya terbentuk lapisan gel yang tipis sekitar 2 mm yang terbentuk pada penambahan CaCO 3 20 mM atau lebih tinggi. Karena ketidakmampuannya membentuk gel dan viskositasnya yang sangat rendah maka produk alginat komersial toko ini tidak digunakan pada penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya hanya menggunakan 3 jenis alginat lainnya yaitu alginat komersial Sigma serta alginat dari Sargassum sp. dan Turbinaria sp.

4.2.2 Keteguhan Gel