dihilangkan dengan kertas penyerap air. Gel kemudian ditimbang dan sineresis
dinyatakan sebagai selisih berat berat awal x 100 Draget et al. 2001. 3.5.12 Stabilitas viskositas terhadap panas dan recovery viskositas
Sampel 0.25 - 1 g ditambahkan air bebas ion sampai 25 g konsentrasi 1-4, dimasukkan kaleng sampel RVA, dikocok bersama pengaduknya selama 15 menit
sampai larut. Pengukuran viskositas dengan RVA dilakukan dengan profile yang dimodifikasi dengan pengaturan suhu sebagai berikut: 0-7 menit suhu dinaikkan dari
20 C ke 90
C, ditahan selama 1 menit. Suhu diturunkan bertahap menjadi 20 C selama
7 menit. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka perhitungan berat sampel dinyatakan dalam berat kering, dan berat air yang ditambahkan ditimbang sampai berat
akhir 25 g. Profile viskositas yang diperoleh dipakai sebagai dasar penentuan stabilitas
viskositas terhadap panas dan recovery viskositas. Stabilitas viskositas terhada panas dinyatakan dalam persen dan dihitung sebagai:
viskositas awal – viskositas terendah x 100 . Stabilitas viskositas =
viskositas awal Recovery
viskositas dinyatakan dalam persen dan dihitung sebagai : Viskositas akhir x 100
Recovery viskositas =
viskositas awal
3.6 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 kali ulangan. Model linear aditif dari rancangan penelitian menurut Mattjik Sumertajaya
2006 adalah sbb: Y
ijk
= μ + αi + β
j
+ αβ
ij
+
ijk
dimana, Y
ijk
= nilai pengamatan
pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan ulangan ke k
μ, αi, β
j
= komponen aditif dari rataan pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor B
αβ
ij
= komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
ijk
= pengaruh acak yang menyebar normal 0, σ
2
Pengamatan visual disajikan dalam bentuk foto dari gel yang dihasilkan. Karakteristik gel yang tebentuk disajikan secara diskriptif berupa grafik hubungan
antara gaya yang diberikan dan perubahan pada sampel force-distance yang dihasilkan dari pembacaan dengan alat Stable Micro System TA-XT2 Texture-Analyzer. Parameter
lain seperti kekuatan gel, elastisitas, modulus rigidity, viskositas, stabilitas viskositas oleh panas, recovery viskositas serta sineresis dianalisa dengan anova analysis of
variance . Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, analisa dilanjutkan dengan uji
LSD least significantly different untuk penelitian tahap 1 dan DMRT Duncan Multiple Range Test
untuk tahap 2 dan 3 Steel Torrie, 1995.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Alginat merupakan suatu polisakarida hasil ekstraksi rumput laut coklat seperti
Sargassum sp. dan Turbinaria sp. yang banyak sekali ditemukan di perairan Indonesia.
Meskipun potensi produksi rumput laut ini cukup melimpah, sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat kurang, bahkan di beberapa daerah tidak dimanfaatkan
sama sekali. Rumput laut penghasil alginat ini alginofit memiliki habitat di perairan berbatu atau berkarang dan ditemukan di beberapa daerah sepanjang pantai selatan
pulau Jawa dan Sumatra. Potensi dari rumput laut ini belum didata dengan baik, tetapi beberapa penulis menyatakan cukup besar karena rumput laut ini mudah sekali
ditemukan di perairan Indonesia Basmal et al. 2002; Sujatmiko, 1994. Selain itu potensi rumput laut ini untuk dibudidayakan juga cukup tinggi mengingat
pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya yang tinggi dalam menyesuaikan terhadap perubahan musim. Sargassum polycystum yang dicoba dibudidayakan
menunjukkan pertumbuhan sebesar 2.34 cmminggu Kalangi, 2001. Di alam, ketersediaan rumput laut penghasil alginat selalu ada sepanjang tahun, baik pada musim
kemarau maupun musim hujan. Oleh karena itu potensi pemanfaatan alginat dan produk turunannya masih terbuka luas.
Beberapa penelitian tentang cara ekstraksi alginat dari rumput laut lokal sudah banyak dilakukan. Meskipun demikian, secara umum produk alginat yang dihasilkan
dari rumput laut lokal ini mempunyai viskositas yang rendah Basmal et al. 1998, Basmal et al. 2002, Murtini et al. 2000; Tazwir et al. 2000, Wikanta et al. 2000,
Yunizal et al. 2000. Beberapa kelemahan seperti rendahnya viskositas menyebabkan keterbatasan penggunaan alginat baik dalam bidang pangan maupun non-pangan
sehingga usaha ekstraksi ini kurang berkembang. Menurut Mc. Hugh 2008, rumput laut dari daerah tropik warm water umumnya menghasilkan alginat dengan viskositas
yang rendah. Meskipun demikian, alginat dari daerah tropik mempunyai potensi pemanfaatan
khususnya yang melibatkan pada kemampuannya dalam membentuk gel Mc. Hugh, 2008. Dengan penambahan kation bervalensi dua atau lebih multivalensi alginat
mampu membentuk gel yang bersifat thermostabil. Beberapa kation multivalensi seperti