Tabel 7 Standar mutu semi refined carrageenan dan refined carrageenan
Semi refined carrageenan Refined
carrageenan Kriteria
European Commision
Codex Alimentarius
Food Chemical
Codex FAO FAO
Residu alkohol 0,1 total
- -
≤ 1 ≤ 1
pH -
8 - 11 -
8 - 11 8 - 11
Viskositas 1,5 pada
75
o
C ≥ 5 mPas
≥ 5 mPas ≥ 5 mPas
≥ 5 mPas ≥ 5 mPas
Susut pengeringan
setalah 4 jam pada 105
o
C Max 12
Max 12 Max 12
Max 12 Max 12
Sulfat 15 - 40
15 - 40 18 - 40
15 - 40 15 - 40
basis kering Total abu pada
550
o
C 1 – 40
15 – 30 ≥35
15 – 30 15 - 40
basis kering Abu tidak larut
asam dalam 10 HCl
≤ 1 ≤ 1
≤ 1 ≤ 1
≤ 1 Bahan tidak
larut asam dalam 1
H
2
SO
4
8 - 15 8 - 15
- 8 – 15
≤ 2 Arsen
≤ 3 mgkg ≤ 3 mgkg
≤ 3 mgkg ≤ 3 mgkg
≤ 3 mgkg Lead
≤ 5 mgkg ≤ 2 mgkg
≤ 10 mgkg ≤ 5 mgkg ≤ 5 mgkg
Mercury ≤ 1 mgkg
≤ 1mgkg -
≤ 1mgkg ≤ 1mgkg
Cadmium ≤ 1 mgkg
≤ 1 mgkg -
≤ 2 mgkg ≤ 1 mgkg
Logam berat sebagai Pb
≤ 20 mgkg -
≤40 mgkg -
- TPC
≤ 500 cfug ≤ 500 cfug
- ≤ 500 cfug
≤ 500 cfug Ragi dan jamur
≤ 300 cfug -
- -
- E.coli
Negatif dalam 5 g
Negatif dalam 1 g
Negatif dalam 1 g
Negatif dalam 1 g
Negatif dalam 1 g
Salmonella spp
Negatif dalam 10 g
negatif negatif negatif negatif
Sumber :
Bixler dan Jhondro, 2000
http:apps3.fao.orgjecfaadditive_specsdocs9additive-0830.htm http:apps3.fao.orgjecfaadditive_specsdocs9additive-0836.htm
16
2.5 Proses Filtrasi dengan Membran
Membran merupakan lapisan tipis dari suatu material berpori yang dapat digunakan untuk proses pemisahan. Pori-pori yang kecil pada membran dapat
berfungsi sebagai penghalang secara fisik, sehingga mampu meloloskan dan menghalangi molekulsenyawa tertentu. Menurut Renner dan El-Salam 1991,
proses membran dikelompokan kedalam tiga kelas yaitu mikrofiltrasi, ultrafiltasi, dan
reverse osmosis . Beberapa parameter yang menjadi indikator
pengelompokkan tersebut disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Pengelompokan proses membran berdasarkan kisaran ukuran partikel
yang direjeksi.
Parameter Mikrofiltrasi Ultrafiltrasi
Reverse osmosis
Ukuran partikel tertahan
10
6
Da 0,01-10
μm 10
3
- 10
6
Da 0,001 -0,02
μm 10
3
Da 0,001
μm Tekanan bar
2 1 - 15
20 Mekanisme
penahanan Penyaringan
molekul Penyaringan
molekul Difusi Penyaringan
molekul Fluks l m
-2
h
-1
300 30 - 300
3 - 30
Sumber : Renner dan El-Salam 1991
Membran mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi telah banyak diaplikasikan dalam industri pangan untuk tujuan pengkonsentrasian, pemurnian biopolimer pada
suatu larutan makromolekul seperti protein,dan polisakarida Carrere et al. 1998; Jorda et al. 2002; Yeh dan Dong 2003; Cho et al. 2003.
Sistem operasi filtrasi membran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sistem dead-end dan sistem cross-flow. Pada sistem dead-end umpan dilewatkan
secara tegak lurus dengan membran sedangkan pada sistem cross-flow, umpan berupa larutan dialirkan sejajar dengan permukaan membran. Hasil proses pada
sistem cross-flow terdiri dari dua fraksi, yaitu molekul-molekul yang dapat melewati pori-pori membran yang disebut permeat dan molekul berukuran besar
yang tidak dapat melewati pori disebut retentat atau kosentrat Gambar 7. sedangkan sistem dead-end hanya satu fraksi saja yaitu retentat. Sistem operasi
cross-flow lebih menguntungkan dibanding sistem dead-end, karena laju cross-
flow dapat berfungsi sebagai aliran penyapu secara kontinyu terhadap retentat
yang menutupi permukaan membran Gould et al. 2004.
Gambar 7 Proses operasi filtrasi membran dengan sistem cross-flow
2.6 Model Fluks Hagen Poisuille.
Bila membran memiliki ketebalan ΔX dan pori-pori diasumsikan berbentuk
lingkaran dengan jari-jari R serta menyebar seragam dengan porositas . Jika suatu cairan dilewatkan pada permukaan membran dengan tekanan di bagian
dalam membran P
1
dan bagian luarnya P
2
. Jika P
1
P
2
, maka sebagian cairan akan
keluar melewati pori membran dengan profil kecepatan aliran cairan v pada pori membran berbentuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8 Profil kecepatan aliran zat cair yang melewati suatu membran Krijgsman 1992
Pori membran
membran Permeat
Permukaan membran
Molekul besar
Molekul kecil
Umpan Retentat
ΔX pori
Matriks membran
v