Karakterisasi Rumput Laut HASIL DAN PEMBAHASAN

5 10 15 20 25 30 35 40 45 Kadar Air Kadar Abu Kadar Selulosa P re sen ta se Gambar 17 Karakterstik, kadar air, kadar abu dan kadar selulosa rumput laut kering Kappaphycus alvarezii Kadar abu rumput laut mencapai 39,69 ± 0,21 dan merupakan parameter paling tinggi diantara parameter lainnya yang diukur. Nilai kadar abu yang tinggi diduga berasal dari garam yang berasal dari mineral air laut dan pasir laut. Adanya pasir pada rumput laut dapat berasal dari dua sumber, yaitu pasir yang menempel pada subtrat dan yang terbawa pada saat penjemuran. Kadar abu dalam rumput laut dapat di kurangi dengan melakukan pencucian terlebih dahulu sebelum dikeringkan. Pencucian dan perendaman sebelum proses ekstraksi dapat membantu dalam menurunkan kadar abu pada karaginan. Kadar selulosa rumput laut 6,55 ± 0,07 , nilai tersebut hampir mendekati yang dilaporkan Bixler 1996 yaitu 8 . Kadar selulosa dalam rumput laut ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan E. spinosum yang hanya 3,01 dan lebih rendah jika dibandingkan dengan Hypnea spp yang mencapai 11,43 Soegiarto dan Sulistijo 1985. Selulosa dalam karaginan diusahakan serendah mungkin, karena bahan ini dapat menyebabkan karaginan menjadi berwarna kecoklatan.

4.2 Karakteristik Ekstrak dan Filtrat Rumput Laut

Karakterisasi dilakukan terhadap ekstrak dan filtrat hasil filtrasi yang diperoleh dengan penyaringan beberapa ukuran pori filter yang berbeda sebagai prefiltrasi. Parameter yang diamati meliputi warna ekstrak dan filtrat, kadar selulosa, viskositas dan rendemen. Proses prefiltrasi pada penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja proses membran yaitu mengurangi intensitas polarisasi konsentrasi dan fouling serta dapat memperbaiki kualitas produk akhir. Proses prefiltrasi dilakukan melalui sistem dead-end dengan menggunakan ukuran pori 350 mesh, 1 mikron dan 0,3 mikron.

4.2.1 Warna

Ukuran pori filter yang digunakan untuk menyaring ekstrak rumput laut berpengaruh signifikan terhadap warna filtrat yang dihasilkan. Ekstrak rumput laut sebelum mendapat perlakuan filtrasi berwarna coklat-keruh dan masih terlihat serat-serat kasarnya. Setelah melewati filter 350 mesh, 1 mikron dan 0,3 mikron serat-serat kasar tersebut hilang dan warna filtrat menjadi semakin lebih jernih Gambar 18. Munculnya warna coklat atau keruh pada ekstrak dan filtrat diduga disebabkan oleh masih adanya selulosa, pigmen fikoeritin, pigmen fikosianin, serta adanya konversi D-glukosa menjadi 5-hidroksilmetil furfural yang terbentuk selama proses pemanasan Susanto dan Saneto, 1994.

4.1.2 Kadar selulosa

Gambar 18 Pengaruh ukuran pori filter terhadap warna ekstrak dan filtrat ekstrak rumput laut. Dari kiri ke kanan adalah ekstrak, penyaringan 350 mesh, penyaringan 1 mikron dan penyaringan 0,3 mikron 1 2 3 4 5 6 7 Ekstrak 350 mesh 1 mikron 0,3 mikron K a d a r Se lu lo s a

4.2.2 Kadar selulosa

Kadar selulosa tertinggi diperoleh pada ekstrak rumput laut dengan nilai 6,57, sedangkan kadar selulosa dalam filtrat rumput laut setelah melalui penyaringan dengan filter ukuran 350 mesh , 1 mikron dan 0,3 mikron masing- masing 2,10, 1,12 dan 0,90 Gambar 19. Kadar selulosa menurun dengan semakin halusnya ukuran filter. Besarnya nilai penurunan kadar selulosa yang disebabkan oleh perlakuan penyaringan dengan filter ukuran 350 mesh, 1 mikron dan 0,3 mikron dibandingkan dengan ekstraknya beturut-turut 68,04, 82,95 dan 86,30. Kadar selulosa pada ekstrak hampir sama dengan kadar selulosa rumput laut kering 6,55, hal tersebut menunjukkan bahwa proses ekstraksi tidak dapat mereduksi kadar selulosa dalam bahan. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa penggunaan filter ukuran 350 mesh sudah mendekati standar selulosa FAO dan filter ukuran 1 mikron sudah memenuhi kadar selulosa maksimum yang ditetapkan FAO. FAO telah menetapkan kadar selulosa maksimum dalam refined carrageenan paling tinggi 2. Penggunaan filter ukuran 0,3 mikron dapat menghasilkan refined carrageenan dengan kadar selulosa jauh lebih rendah yang ditetapkan FDA yaitu maksimum1 Bixler 1996. Gambar 19 Pengaruh ukuran filter terhadap kadar selulosa dalam ekstrak dan filtrat ekstrak rumput laut