bagaimana kinerja karyawan. Apabila terdapat penyimpangan didalam kinerja karyawan dalam artian tidak tercapainya efektifitas
penyelesaian tugaspekerjaannya, maka perlu diadakannya perbaikan. Dengan adanya perbaikan ini akan dapat menciptakan
kinerja yang baik dan secara otomatis akan menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik pula didalam organisasi.
Kualitas kehidupan kerja dan kinerja merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kualitas kehidupan kerja dapat
terwujud apabila kinerja yang dihasilkan karyawanpekerja dalam organisasiperusahaan mencapai pada tahap efektivitas. Dengan
demikian, kualitas kehidupam kerja dapat didefinisikan sebagai hasil maksimal yang dicapai organisasi didalam menyelesaikan
berbagai tugaspekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dimana hasil maksimal tersebut dapat dirasakan puas oleh pihak-pihak
intern maupun ekstern organisasi. Oleh karena itu, untuk memahami perilaku dan tingkah laku
individu dalam upaya peningkatan kinerja yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kelangsungan hidup organisasi, maka
didalam kajian ilmu perilaku organisasi diperlukan pemahaman kajian tentang kualitas kehidupan kerja dan kinerja sehingga
efektivitas tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
D. PENGERTIAN MORAL KERJA
Perilaku Organisasi 92
Istilah moral digunakan untuk menerangkan perilaku organisasi. Drafke Kossen 1998 mendefinisikan: moral kerja
mengacu pada sikap-sikap karyawan baik terhadap organisasi- organisasi yang mempekerjakan mereka, maupun terhadap faktor-
faktor pekerjaan yang khas, seperti supervisi, sesama karyawan, dan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini dapat dianggap berasal
baik dari individu maupun kelompok yang merupakan bagian dimana karyawan berada. William B. Keith Davis 1993
menghubungakan moral kerja dengan quality of work life effort.
Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan usaha membina
relasi antar karyawan, komunikasi informal dan formal, pembentukan disiplin serta konseling.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORAL
1. Kesadaran akan tujuan organisasi 2. Hubungan antar-manusia dalam organisasi berjalan
harmonis 3. Kepemimpinan yang menyenangkan
4. Tingkatan organisasi 5. Upah dan gaji
6. Kesempatan untuk meningkat atau promosi 7. Pembagian tugas dan tanggung jawab
8. Perasaan diterima dalam kelompok Perilaku Organisasi
93
9. Dinamika lingkungan 10. Kepribadian
F. MORAL DAN PRODUKTIVITAS
Harris 1984 menjelaskan bahwa semenjak moral dilibatkan kedalam sikap-sikap karyawan, adalah penting untuk meninjau
akibat dari moral tinggi dipersepsi dengan kepuasan tinggi dan moral rendah persepsi kepuasan rendah. Satu dari efek atau
pengaruh yang tidak dapat diramalkan dari moral adalah dampak pada produktivitas karyawan. Berbagai penelitian yang dilakukan
oleh Kazt dan Vroom memperlihatkan tidak ada hubungan yang konsisten antara tingkat moral kerja yang spesifik dengan kinerja
produktif karyawan. Kadang-kadang produktivitas tinggi dan moral juga tinggi, tetapi di lain waktu produktivitas rendah meskipun
moral kerja tinggi dan sebaliknya. Selanjutnya Harris mengatakan bahwa kemungkinan gejala
hubungan antara produktivitas dengan tingkat moral harus dipertimbangkan dari tiga persepsi yang mempengaruhi tingkat
moral seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu 1 persepsi karyawan terhadap keadaan organisasi yang tidak dapat
dikendalikannya, seperti pengawasan, kerja sama dengan rekan sekerja, dan kebijakan organisasi terhadap pekerja. Bila faktor
tersebut dipandang menyenangkan bagi karyawan, moral kerja akan cenderung tinggi 2 persepsi karyawan terhadap tingkat
kepuasan yang diperoleh dari imbalan yang diterima 3 persepsi karyawan terhadap kemungkinan untuk mendapatkan imbalan dan
masa depan serta kesempatan untuk maju. Perilaku Organisasi
94
PENUTUP
Kualitas kehidupan kerja mengungkapkan bahwa pentingnya kebutuhan kehidupan manusia berada pada lingkungan kerjanya.
Dari kualitas kerja, akan mengubah suatu organisasi ke arah yang lebih maju. Kualitas kerja mempengaruhi dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Contohnya apabila kualitas kinerja seseorang baik dalam suatu organisasi, maka ia akan mendapatkan
penghargaan dan bisa memenuhi kebutuhan suatu yang diperlukan. Moral dari suatu individu mempengaruhi suatu kualitas
kinerja seseorang. Apabila moral itu rendah maka hasil pencapaiannya pun akan berjalan tidak efektif. Dibutuhkan
keterampilan dan motivasi dalam suatu kualitas kerja. Oleh karena itu, seseorang harus mampu meningkatkan moralnya dalam suatu
organisasi dan ia harus mampu mengambil keputusan yang terbaik dalam organisasi tersebut.
Sumber Referensi :
http:www.portalhr.comtips2id19.html http:www.jurnal-kopertis4.tripod.com8-02.html
http:jurnal-sdm.blogspot.com200904hubungan-moral-kerja- dan-produktivitas.html
Perilaku Organisasi 95
http:agungpia.multiply.comjournalitem65Moral_Kerja http:nonagreenhouse.blogspot.com
BAB XIV Pengembangan organisasi dan organisasi yang sehat